Massimiliano Allegri Cristiano Ronaldo Juventus Manchester United GFXGetty/Goal

Masalah Juventus & Massimiliano Allegri Bukan Melulu Soal Ditinggal Cristiano Ronaldo

Gol-gol dari Cristiano Ronaldo jelas dirindukan oleh Juventus, tapi bukan yang paling utama.

Bukan hanya karena Spezia menyamakan kedudukan melawan mereka pada Rabu (22/9) malam, namun pencetak golnya, Emanuel Gyasi, kemudian menirukan selebrasi 'Siu!' yang terkenal dari Ronaldo.

Pemain internasional Ghana itu memang sekadar meniru idolanya, tapi yang pasti hal tersebut terasa seperti ejekan bagi fans Bianconeri.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Ronaldo mungkin sudah pergi, tapi jelas kepergiannya masih terasa bagi Juventus. Setidaknya untuk saat ini. Caranya dan, khususnya, momen ia pergi masih terasa tidak wajar.

Dan seolah-olah merupakan dampak dari kepergiannya dari Turin, Juve mencatatkan periode awal terburuk mereka di Serie A sejak 1961.

Massimiliano Allegri, bagaimana pun, mengatakan bahwa perbincangan mengenai hal-hal negatif tentang klub sudah sepatutnya dihentikan menjelang perjalanan tandang ke Spezia.

"Sudah 60 tahun sejak Juventus cuma mengumpulkan dua poin setelah empat pertandingan pertama musim ini," katanya kepawa wartawan. "Kami hanya perlu menang."

Dan mereka mewujudkannya.

Juventus sukses meraih kemenangan 3-2, dan meski pun terasa tidak meyakinkan secara skor, yang pasti sangat berarti bagi mereka. Karena sebelum laga tersebut, Si Nyonya Tua terpuruk di zona degradasi.

Namun hal yang mengkhawatirkan adalah kemenangan tersebut mereka raih dengan susah payah, seperti dua tim yang saling sikut guna menghindari degradasi, selain juga menunjukkan rapuhnya pertahanan mereka.

Allegri mengakui bahwa timnya beruntung tidak tertinggal lebih jauh 3-1 di awal babak kedua, tetapi yang jelas ia akan mengambil beberapa hal positif dari laga tersebut.

Matthijs de Ligt membuktikan dirinya sebagai penentu kemenangan, berkat sepakan voli kaki kanannya dari momen sepak pojok. Tidak diragukan lagi, adegan itu bisa menjadi dorongan moral bagi sang bek internasional Belanda.

Matthijs de Ligt Juventus Spezia Serie A 2021-22 GFXGetty/Goal

Sama seperti Juve, De Ligt menjalani awal musim yang sulit. Ia mungkin tidak akan bermain jika Giorgio Chiellini tidak terkena demam sebelum pertandingan.

Masa depannya di Juve bahkan mulai kabur setelah ada komentar dari agennya, Mino Raiola, yang tidak memberikan jaminan bahwa kliennya akan tetap berada di Turin musim depan.

Oleh karena itu, gol penentu kemenangan tim tersebut adalah espons sempurna terhadap semua kritik dan kontroversi yang mengerumuninya belakangan ini.

"Saya hanya harus bekerja untuk terus meningkat," katanya secara diplomatis kepada DAZN. "Normal untuk mendapat kritik. Saya sering menerimanya, tapi bagi saya, itu tidak penting. Satu-satunya hal yang penting adalah tiga poin."

Dan Juve tidak hanya berutang kepada De Ligt atas kemenangan perdana mereka di Serie A musim ini, tapi juga pada Federico Chiesa.

Memang, meski pemain internasional Belanda itu mungkin telah menjadi bintang kemenangan, tapi pahlawan Italia di Euro 2020 itu adalah pemicu kebangkitan performa tim.

Moise Kean mencetak gol pembuka Juve di Liguria, sebelum kedudukan dibalikkan oleh Spezia dan sesudah itu mereka tampak dalam ancaman nyata untuk kehilangan poin berharga lainnya.

Dalam tiga dari empat pertandingan pertama mereka di musim baru, Bianconeri telah membuang keunggulan skor secara sia-sia karena mengalami penurunan performa di babak kedua. Jadi, tertinggal pada menit ke-50 setelah dibobol oleh Gyasi dan Janis Antiste sama sekali bukan pertanda baik.

Chiesa, bagaimana pun, sukses menyamakan skor setelah mengelabuhi Dimitris Nikolaou di sudut kiri lapangan sebelum berlari masuk ke kotak penalti dan menjebol gawang Jeroen Zoet.

Itu adalah gol yang secara sempurna menunjukkan bakat dan keuletan sang winger, dan juga menggarisbawahi mengapa begitu banyak orang memandangnya sebagai sosok yang pas menggantikan Ronaldo sebagai pemimpin serangan Juve, peran yang sebenarnya mulai diembannya sejak putaran kedua musim lalu.

Sama seperti De Ligt, kampanye Chiesa belum benar-benar berjalan sempurna, sebagian karena cedera yang didapatnya saat menjalani tugas internasional. Tapi ada juga gumaman ketegangan antara sang pemain dan pelatih.

Allegri secara gamblang menjelaskan di media bahwa dirinya punya ekspektasi besar pada Chiesa, setelah tidak terkesan dengan penampilan sang pemain yang masuk sebagai pengganti dalam hasil imbang 1-1 lawan AC Milan pekan lalu.

Chiesa butuh menjadi lebih dewasa. Jadi, setelah mencatatkan lebih banyak umpan kunci (delapan), tekel (enam), duel dimenangkan (20) dan umpan silang yang sukses (enam) daripada pemain lain di lapangan, tentunya itu merupakan respons yang pas seperti diharapkan sang pelatih dari pemain berusia 23 tahun tersebut, kan?

"Saya tidak perlu menunggu jawaban dari siapa pun," kata Allegri kepada wartawan sesudahnya.

Sang pelatih jelas masih tidak dalam suasana hati yang baik. Ia secara terbuka mengakui bahwa Juve sebenarnya membuang lebih banyak peluang saat lawan Spezia daripada saat lawan Milan. Tapi, ia senang dengan kerja keras tim untuk meraih kemenangan.

"Untungnya, kami memenangkan pertandingan di mana kami kewalahan," katanya kepada DAZN. "Jika tidak, kami mungkin berpikir bahwa kami telah bermain bagus dan tidak ada lagi yang bisa dilakukan, padahal sebenarnya ada banyak hal yang harus diperbaiki."

Allegri tahu betul. Beberapa pengamat terlalu terobsesi mengatakan bahwa masalah Juve muncul karena ditinggal Ronaldo, tapi yang masalah yang sebenarnya ada di sektor pertahanan dan lini tengah tim. Keberadaan sang ikon Portugal tidak serta merta bisa menutupi celah yang terus melebar di skuad Bianconeri.

Juve belum lagi mencatatkan clean sheet di Serie A selepas menjalani 19 pertandingan terakhir - rekor buruk yang mereka jaga sejak Maret lalu - sementara mereka telah kebobolan delapan gol dalam lima laga pembuka musim ini. Pada satu-satunya momen serupa yang terjadi selama 60 musim terakhir, pada 2010/11, mereka finis ketujuh.

Tentu saja, Antonio Conte dengan cepat mengubah skuad pesakitan saat itu menjadi tim juara, dan harapannya adalah Allegri bisa melakukan hal yang sama dalam periode keduanya melatih di Turin.

Massimiliano Allegri Juventus Spezia Serie A 2021-22 GFXGetty/Goal

Namun, seperti yang dikatakan oleh mantan bek Juve, Andrea Barzagli, "dua tahun telah berlalu, para pemain telah berganti."

Allegri mungkin tidak memiliki masalah dengan kepergian Ronaldo karena ia memang ingin membangun kembali tim tanpa bintang Portugal seperti sebelum kedatangannya pada 2019. Masalahnya sekarang Juve dalam kondisi yang jauh lebih buruk, baik dari aspek olahraga mau pun finansial.

Mereka mencoba untuk mengubah filosofi permainan tim menjadi lebih atraktif dengan mendatangkan Maurizio Sarri dan kemudian Andrea Pirlo, tapi nyatanya gagal. Sekarang, mereka berada di posisi awal sebelum mereka mencoba untuk melakukan perombakan, tapi dengan sedikit dana, tanpa Ronaldo dan skuad yang tidak seimbang.

Karena keterbatasan finansial, Allegri tidak bisa mendapatkan semua pemain yang ia inginkan selama bursa transfer musim panas kemarin dan tidak puas dengan beberapa pemain yang ada. Sampai-sampai sang pelatih sempat menyoroti performa duo gelandang Adrien Rabiot dan Weston McKennie atas hasil akhir negatif belakangan ini.

Setelah ditahan imbang oleh Milan, Allegri terekam kamera marah saat meninggalkan lapangan sambil berteriak, "Dan [para pemain] mereka ingin bermain untuk Juventus!"

Mereka, para pemain, setidaknya sudah berjuang sekuat tenaga demi kehormatan klub lawan Spezia, hal tersebut juga diakui oleh Allegri.

"Saya harus memuji para pemain karena tidak mudah bermain melawan tim Spezia yang bagus dan saya tidak terlalu marah hari ini karena saya tidak ingin menyalahkan para pemain setiap hari," katanya. "Tapi kami harus mengeluarkan mereka dari zona nyaman, jika tidak maka semua akan berantakan."

Untuk sementara ini, para pemain bisa bernapas lega. Juve memang sudah keluar dari zona degradasi, tapi bukan berarti masalahnya sudah berakhir.

Klub masih menghitung biaya krisis ekonomi yang disebabkan oleh Covid-19 dan berakhirnya "Proyek Ronaldo" secara dadakan. Masalah mereka yang sebenarnya sudah mengakar.

Tapi kemenangan di Spezia menawarkan ruang untuk bernapas bagi mereka. Juve telah terjun "ke neraka dan kini kembali", seperti yang dikatakan Gazzetta dello Sport karena memang kampanye mereka di Serie A musim ini jauh dari kata ideal.

Sekarang, mereka hanya perlu terus meraih kemenangan...

Iklan