Tyler Morton Liverpool Arsenal Premier League 2021-22Getty/GOAL

Mengapa Jurgen Klopp Semangat Dengan Penampilan Tyler Morton Di Liverpool?

Lumrah rasanya menyebut 2021, adalah tahun terbaik bagi Tyler Morton. Pemain muda potensial Liverpool tersebut tampil gemilang setiap kali dimainkan.

Performa yang ditunjukkan Morton, membuat manajer Liverpool Jurgen Klopp terkesan. Padahal, pada akhir Oktober lalu, usianya baru menginjak 19 tahun, tapi ia sudah mampu menembus tim utama The Reds.

Setelah membuat kesan yang baik selama kamp pelatihan pramusim di Austria, Morton, diberi kepercayaan main lawan Norwich City dan Preston North End, pada Piala Liga Inggris. Ia pun tak menyia-nyiakan kepercayaan tersebut.

Semenjak itu, Morton ikut bertanding dalam empat laga lainnya. Termasuk pertandingan Liga Champions melawan FC Porto dan AC Milan, serta debutnya sebagai starter saat menghadapi Tottenham.Hotspur, pada lanjutan Liga Primer Inggris, Minggu (19/12).

Klopp, memainkan Morton pada laga kontra Tottenham.Hotspur, karena Liverpool sedang kekurangan pemain di lini tengah. Fabinho, Thiago Alcantara dan Curtis Jones, positif virus corona, sementara Harvey Elliott cedera serta Jordan Henderson menderita flu berat.

Keputusan Klopp tersebut menimbulkan pertanyaan, lantaran ada pemain yang seperti Alex Oxlade-Chamberlain dan Takumi Minamino. Namun, juru formasi asal Jerman tersebut lebih percaya memainkan Morton karena kebutuhan strategi.

Morton, kembali turun dari menit awal ketika melawan Leicester City, pada perempat-final Piala Liga Inggris. Pertandingan itu berakhir untuk kemenangan Liverpool lewat adu penalti.

“Anda dapat melihat Tyler Morton, saya mengatakan kepadanya sekarang kita harus mengirimnya langsung ke gym. Karena jika dia mendapatkan tubuh yang sesuai, dia adalah pesepakbola yang brilian.Jelas ada beberapa hal yang akan datang dari segi fisik, tetapi otak sepakbolanya luar biasa," kata Klopp, pada Oktober lalu.

Morton mengawali 2021 bermain dan mencetak gol, untuk tim Liverpool U-23 dalam pertandingan Liga Premier 2 di Everton. Beberapa hari kemudian ia disodorkan kontrak profesional selama lima tahun.

"Saya lebih seperti gelandang box to box. Saya suka melakukan tekel. Orang-orang selalu terkejut ketika mereka melihat saya melakukan tekel, tapi saya sering melihatnya!," ucap Morton usai tanda tangan kontrak.

"Saya tidak hanya seorang playmaker. Saya suka berpikir saya bisa sedikit melakukan segalanya," Morton melanjutkan.

Seperti kebanyakan produk akademi Liverpool, Morton mengidolakan Steven Gerrard. Ia bersama ayah dan saudaranya adalah fans Liverpool sejati dengan memegang tiket terusan di Anfield.

Selain Gerrard, Morton juga mengidolakan mantan pilar Liverpool lainnya yakni Fernando Torres dan Philippe Coutinho. Namun, ia sekarang bisa main bareng dengan pemain favortinya yang masih berseragam Liverpool.

"Saat ini Thiago! [mengagumi Thiago Alcantara]. Sulit tak melihatnya ketika dia bermain. Terkadang, Anda menemukan diri Anda coba mengikuti hal-hal yang dilakukannya - memainkan bola di bawah kaki saya, operan tak melihat rekan, hal-hal seperti itu. Pemain yang hebat," tuturt Morton, pada Januari.

Kesempatan Morton main bersama Thiago, terjadi pada laga kontra Porto di Liga Champions. Mereka bahu-membahu dalam menjaga lini tengah Liverpool.

Potensi Morton pun diakui Thiago. Menurutnya, gelandang kelahiran Wallasey tersebut memiliki kualitas yang mantap dan punya masa depan cerah.

"Saya suka berlatih dan bermain bersama para pemain muda, yang memiliki rasa lapar ini di awal karier mereka dan memberikan beberapa kata-kata pengajaran kepada mereka untuk membantu membuat mereka lebih cerah dan lebih baik," kata Thiago.

“Kami senang dengan Tyler. Dia pemain yang luar biasa. Dia telah berlatih bersama kami dan pantas menjadi bagian dari tim malam ini."

"Dia melakukan permainan yang luar biasa juga dan saya pikir dia akan memiliki karier yang hebat di sini di Liverpool dan di sepak bola secara umum. Kami senang memilikinya dan itu fantastis untuk bermain dengannya malam ini."

“Anda tahu bahwa dia memiliki bakat alami yang membuatnya berbeda dengan usianya. Dia memiliki jalan yang panjang, tetapi jalannya akan lebih mudah baginya karena bakatnya dan juga kecerdasannya – tidak hanya selama pertandingan, tetapi juga menontonnya."

Iklan