- Jerman lakukan aksi unjuk rasa sebelum laga vs Jepang
- Tak mengulang gestur yang sama vs Spanyol
- Gundogan beri penjelasan
APA YANG TERJADI?
Jerman membuat sebuah pernyataan kepada FIFA menjelang partai pembuka mereka kontra Jepang, Rabu (23/11), dengan melakukan gestur tutup mulut di foto tim pra-pertandingan. Aksi tersebut merupakan respons terhadap tindakan FIFA yang melarang mereka dan enam negara lain mengenakan ban kapten anti-diskriminasi LGBT 'OneLove'.
Namun, Ilkay Gundogan menjelaskan mengapa Die Mannschaft memilih pendekatan berbeda sebelum bertanding melawan Spanyol, Senin (28/11) dini hari WIB kemarin.
KATA GUNDOGAN SOAL AKSI UNJUK RASA JERMAN:
"Ada beberapa pemain kami yang marah pada FIFA, karena tentunya tim sudah memiliki rencana tertentu," kata Gundogan dalam konferensi pers. "Kami mendiskusikan bersama tim dan akhirnya memutuskan akan melakukan gestur ini [tutup mulut] melawan FIFA. Jika mau melakukan sesuatu, harus dilakukan sebagai tim."
"Saat ini, saya berpandangan politiknya sudah selesai. Sekarang cuma soal sepakbola - menikmatinya dan merayakannya - itulah yang terpenting."
SITUASINYA:
Keterangan Gundogan keluar setelah candaan yang dilontarkan Eden Hazard kepada timnas Jerman, di mana ia menyindir bahwa Die Mannschaft tak seharusnya berunjuk rasa jika ujung-ujungnya cuma kalah melawan Jepang.
Hazard dan Belgia lalu dikalahkan Maroko meski tak melakukan aksi unjuk rasa terhadap FIFA, sementara PSSI-nya Jerman (DFB) mempertimbangkan menyeret FIFA ke ranah hukum atas perubahan keputusan menjadi melarang ban kapten 'OneLove'.
DALAM FOTO:
Getty Images
Getty Images
Getty ImagesAPA SELANJUTNYA UNTUK JERMAN?
Setelah baru mengoleksi sebiji poin dan menempati dasar klasemen Grup E, Jerman WAJIB menang atas Kosta Rika di partai fase grup terakhir, Jumat (2/12) jika ingin punya harapan lolos ke 16 besar.
Sudah menang pun, nasib Jerman masih bergantung hasil Jepang vs Spanyol. Simak skenario selengkapnya di sini.
