Persib Bandung merasakan frustrasi karena pandemi virus corona di Indonesia belum terkendali, yang akhirnya membuat pelaksanaan kompetisi Liga 1 2021/22 di ambang ketidakpastian untuk waktu bergulirnya.
Sebenarnya Liga 1 dijadwalkan kick-off pada 9 Juli lalu, tapi Satgas Covid-19 meminta kompetisi sepakbola ditunda hingga kasus virus corona di Indonesia melandai. PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) menghormati hal tersebut.
Saat ini dijadwalkan bahwa Liga 1 bisa digelar Agustus mendatang, tapi sebenarnya tidak ada jaminan dan kepastian apakah hal tersebut bisa terealisasi. Belum lagi, persiapan tim juga terganggu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), di Pulau Jawa dan Bali.
Robert Alberts, pelatih Persib, membeberkan bahwa kondisi sepakbola Indonesia di masa pandemi benar-benar membuat susah para pelakunya. Belum lagi, pemain asing pun jadi tidak tertarik untuk berkarier di Indonesia.
"Saya bisa bilang tidak hanya pemain asing saja, tapi juga para pemain lokal memikirkan apa yang sebenarnya terjadi di Indonesia. Saya sebelumnya pernah mengatakan, kami diperlakukan tanpa adanya rasa hormat,” ucap Robert, dinukil Simamaung.
“Orang-orang mengambil keputusan tentang hidup kami tanpa memikirkan konsekuensi yang akan dialami oleh para pemain, ofisial, juga keluarga mereka selama satu setengah tahun. Tidak ada pembicaraan yang digelar,” imbuhnya.
PersibPendapat Robert Alberts soal kompetisi mundur & PPKM
“Masa PPKM rencananya akan berakhir pada 20 Juli. Di masa dua sampai empat pekan itu, saya berharap liga bisa sesegera mungkin bisa digelar, jangan sampai hingga pertengahan Agustus karena pemain dan ofisial sudah merasa frustrasi,” urai sosok asal Belanda itu.
“Covid masih akan ada, begitu juga masa karantina, tapi sepakbola masih bisa digelar karena saya tidak melihat adanya hubungan langsung antara masa PPKM dan sepakbola dalam artian kami bertanding dengan tanpa penonton, juga penerapan protokol kesehatan yang ketat,” tambah dia.
Jenuh dengan situasi sepakbola Indonesia
Dedi Kusnandar, gelandang senior Persib, mengaku jenuh dengan situasi yang serba tidak jelas ini. Ia melihat bagaimana gegap gempita sepakbola Eropa, dan merasakan iri, sebagaimana Euro 2020 bisa digelar dengan penuh penonton.
“Jenuh pasti ada dengan situasi seperti ini, tapi kita harus tetap menjalani karena pasti semua juga terkena dampaknya, apalagi pemain bola semua pasti merasaka hal yang sama,” ucap Dado, sapaan akrab Dedi.
“Saya berharap cepat berlalu dan mengimbau untuk menjalani protokol kesehatan, dan vaksin agar sepakbola kita kembali berjalan seperti biasa. Apalagi melihat Euro tergiur, makanya saya mengajak Bobotoh dan masyarakat untuk disiplin dan divaksin."
Goal

