Wonderkid timnas Indonesia, Marselino Ferdinan, dinilai menjadi pemain muda Tanah Air dengan atribut layak saing di kompetisi Eropa.
Bukan tanpa alasan akhirnya Deinze memutuskan mendatangkan Marselino ketimbang tiga pemain asal Indonesia lain yang juga masuk dalam pantauan.
Sebelumnya, gelandang berusia 18 tahun itu boleh dibilang adalah bintang muda Persebaya Surabaya. Terbaru, ia menjadi pilar tim Indonesia U-22 yang menyabet medali emas SEA Games.
Didatangkan Deinze sejak Januari lalu, Marselino telah melakoni empat pertandingan liga dengan sumbangsih satu gol. Ia menyusul dua pemain asal Asia lainnya, yakni Ilhan Fandi (Singapura) dan Yuta Miyamoto (Jepang).
Sejak Januari 2022, Deinze memang coba melebarkan sayap ke Asia setelah diakuisisi oleh ACA Football Partners (ACAFP). Perusahaan asal Singapura tersebut resmi mengambil alih kepemilikan klub dari Denijs Van De Weghe.
Berikut ini adalah hasil interviu eksklusif GOAL Indonesia dengan CEO ACAFP, Hiroyuki Ono, dan direktur olahraga Deinze, Adrian Esparraga:
Istimewa1. Goal Indonesia (GI): Bagaimana hingga akhirnya klub Anda memutuskan untuk mendatangkan Marselino Ferdinan?
Hiroyuki Ono (HO): Target kami adalah menjadi klub terbaik di Divisi Dua Liga Belgia. Maka, Deinze terus mencoba untuk merekrut pemain terbaik yang bisa kami datangkan.
Kebetulan saya juga berasal dari Jepang dan kami beruntung karena familiar dengan pasar transfer di Asia. Tentu, kami tetap memiliki standar tersendiri untuk pemain yang akan kami datangkan.
Kemudian kami menemukan Marselino dari Indonesia. Bersama direktur olahraga klub, kami tahu bahwa dia memiliki bakat besar dan punya potensi untuk bersinar di Eropa pada masa depan. Dia masih sangat muda, baru berusia 18 tahun dan telah bermain untuk tim nasional. Kami yakin dia mampu memenuhi ekspektasi tinggi kami.
Adrian Esparraga (AE): Dari aspek keolahragaan, kami percaya bahwa Marselino akan berkembang dengan baik di Eropa bersama Deinze.
Dia cukup punya kualitas, memiliki pengambilan keputusan yang bagus di lapangan, dan perkembangannya sangat positif dari sisi fisik. Kami 100 persen yakin bahwa dia akan memiliki performa standar Eropa yang konsisten.
Kami memfilter pemain dari Liga Indonesia dan kami menemukan 3-4 pemain yang menurut kami cocok untuk Deinze, kemudian kami melalukan penilaian lebih jauh, kami (melalui tim pemandu bakat) mencari informasi dan memantau dia dalam 10-15 pertandingan, lalu kami menerima terkait performanya secara menyeluruh sekaligus informasi terkait individu sang pemain.
Dalam hal ini, Marselino pemain yang menarik bagi kami. Dia berada di umur yang potensial untuk berkembang. Dalam usianya yang sekarang, dia terbilang memiliki penentuan keputusan yang cepat dan bagus, jadi kami pikir dia akan mampu bermain untuk satu langkah ke depan, kami coba mengontaknya hingga akhirnya mengontraknya pada akhir Januari lalu.
Kami memilki koordinasi yang baik dengan pihak Persebaya Surabaya selaku klub lama Marselino. Mereka sangat kooperatif dalam kepindahan ini.
2. Bagaimana impak untuk klub, khususnya pada segi eksposur, sejak kedatangan Marselino?
HO: Jelas dia salah satu pesepakbola muda paling terkenal di Indonesia. Pada era digital seperti sekarang, kami bisa mengetahui bahwa pencinta sepakbola di Indonesia khususnya memiliki ketertarikan yang lebih pada klub kami.
Mereka penasaran tentang Deinze, seperti apa klub kami atau di mana Marselino bermain. Dengan kehadirannya, kami memiliki koneksi yang baik dengan orang-orang Indonesia, hubungan yang terjalin antara Eropa dan Asia.
Jika kita berbicara angka di media sosial, pengikut akun Instagram kami naik 14 kali lipat sejak Marselino resmi bergabung. Sementara subscriber Youtube kami naik 12 kali lipat. Sementara ada kenaikan dua kali lipat di Twitter. Ya, kami tahu media sosial sangat digandrungi di Indonesia.
Kami juga senang dengan interaksi yang terjadi di media sosial kami, karena kami memiliki pengikut terbanyak keempat [di Instagram] di [antara seluruh peserta] Liga Belgia. Sementara untuk impresi yang didapat, kami berada di urutan kedua setelah Anderlecht.
Jadi, saya pikir banyak keingintahuan terkait bagaimana perkembangan performa Marselino di Eropa bersama Deinze, meskipun kami masih bersaing di Divisi Dua.
Kami sangat senang dengan proyek ini. Kami juga ingin memastikan bahwa kehidupan baru sang pemain bersama kami juga tetap mendapat sorotan. Bukan untuk kehidupan pribadinya tentunya. Tidak ada yang tahu Deinze sebelumnya.
3. Apa sebenarnya proyek yang tengah dirancang ACAFP dengan kehadiran pemain Asia Tenggara di Deinze? Sebelumnya, klub juga telah mendatangkan bintang muda Singapura, Ilhan Fandi. Sementara itu, dari Asia Timur, Anda memiliki Yuta Miyamoto.
HO: Kembali kami tegaskan bahwa target kami adalah membangun tim yang kompetitif untuk bersaing di kompetisi yang kami jalani. Jadi, kami mencari pemain yang layak untuk itu. Saat ini, tim kami diperkuat pemain dari 11 negara berbeda. Tidak hanya dari Indonesia, Singapura atau Jepang.
Kami memiliki pemain dari mana-mana. Terima kasih untuk Adrian (direktur olahraga klub) yang telah memilah pemain untuk kami datangkan, yang cocok dengan filosofi klub.
Selain membentuk iklim tim dengan level kompetitif yang tinggi, kami juga ingin mengembangkan talenta pemain agar mampu berkontribusi untuk tim.
Tentu, ambisi utama kami adalah promosi ke kompetisi kasta teratas. Belgia adalah liga yang ramah pemain muda untuk mengembangkan kemampuan mereka. Maka dari itu, secara tidak langsung mereka juga bisa sekaligus mempromosikan diri mereka sendiri untuk langkah karier selanjutnya.
Dari perspektif kami, Belgia menawarkan peluang bagus untuk pemain asal Asia dan kami kini menjadi wadahnya.
4. Seberapa menguntungkan atmosfer sepakbola Belgia bagi perkembangan pemain dari Asia Tenggara khususnya?
AE: Saat ini, masih ada gap antara liga-liga di Asia dan Liga Belgia. Jadi kami membaginya dalam dua bagian: keuntungan dalam hal kompetisi dan keuntungan dari klub untuk mengembangkan karier pemain.
Dalam hal kompetisi, pemain dapat memiliki pengalaman bagaimana mengatasi situasi di lapangan. Biasanya, pemain asal Asia punya teknik yang bagus, tapi dari segi fisik dan taktikal mereka masih perlu dilatih lagi.
Dalam dua aspek ini, Liga Belgia bisa menjadi barometer untuk mengembangkan hal itu. Sebagai tambahan, di Deinze, kami memiliki staf pelatih yang akan membantu para pemain untuk mencapai level performa terbaik.
Kami punya departemen kepelatihan fisik yang akan membantu pemain untuk meningkatkan kemampuan fisik mereka sekaligus pencegahan cedera saat bermain di level ini.
Kami juga memiliki departemen analisa performa. Jadi, setiap pemain akan duduk berdua dengan staf kami di sini untuk menilai dan membantu dalam peningkatan performa dan menjaga kualitas mereka di lapangan secara keseluruhan.
Bagi pemain muda misalnya, kemampuan penentuan keputusan di lapangan akan berhubungan dengan bagaimana kompleksnya sebuah kompetisi.
Kurang lebih, divisi teratas Indonesia sama seperti divisi keempat di Belgia. Jadi, jika dia (Marselino) ingin bermain di divisi dua atau divisi satu (Belgia), penentuan keputusan di lapangan harus lebih baik dari sekarang.
Jika pemain di Indonesia telah memiliki kemampuan penentuan keputusan yang cepat dan lebih baik, dia akan siap untuk menapak satu langkah ke depan baik ke liga-liga di Asia atau Eropa, tentunya dengan ditunjang kemampuan fisik dan teknikal.
5. Apakah benar Marselino akan dipinjamkan ke klub kasta keempat Spanyol, Juventud Torremolinos? Klub yang juga merupakan afiliasi Deinze.
Tidak, tidak benar! Kami tidak tahu itu gosip darimana, tapi itu sama sekali tidak benar. Marselino adalah proyek jangka menengah dan jangka panjang kami.
Enam bulan pertama adalah masa adaptasinya bersama kami dan dia menjalaninya dengan sangat baik. Artinya, dia memiliki perkembangan dalam hal penentuan keputusan, kemampuan fisikal, dan dia masih punya banyak waktu untuk meningkatkannya lagi.
Jadi, jelas 100 persen bahwa Marselino akan tetap bersama Deinze. 100 persen! Dia tampil bagus dan mampu mencetak gol. Kami ingin melihatnya di sini. Kita lihat apa yang akan ditampilkan lagi olehnya.
6. Apakah Anda bisa mengatakan bahwa dengan atribut Marselino sebagai pemain berusia 18 tahun, dia akan menjadi prospek yang menarik di sepak bola Asia Tenggara?
AE: Kami harus mengatakan bahwa kami menemukan banyak talenta pesepakbola hebat di Indonesia. Tapi dalam proses perkembangan, ketika mereka berusia 18 tahun dan dengan kompleksitas kompetisi yang ada (Liga 1), dia kesulitan berkembang.
Kami mencoba untuk fokus pada perkembangan pemain di Asia dan kami 100 persen yakin bahwa bakat hebat seperti Marselino akan muncul dan mampu bersaing di kompetisi Eropa. Tapi tentu, itu butuh waktu. Hari demi hari, pertandingan demi pertandingan. Proyek jangka panjang yang butuh waktu dalam kurun 10–15 tahun.
Jika Indonesia mampu mengembangkan aspek pengembangan pemain ini, level kompetisi domestik mereka akan naik dan akan mendekati standar kompetisi Eropa.
Jika kita bandingkan dengan J League (Liga Jepang) sekarang, ada perbedaan besar dari level liga mereka 10 tahun lalu. Kembali dalam penentuan keputusan seorang pemain yang berkembang pesat dan atribut itu menjadi faktor penting yang membuat pemain-pemain asal Jepang akhirnya mampu diminati tim-tim Eropa serta menjadikan Liga Jepang kompetisi terbaik di Asia.
7. Marselino tampil brilian di SEA Games lalu dan kami mampu meraih medali emas pertama kami dalam 32 tahun. Bagaimana hingga akhirnya Anda mengizinkannya tampil bersama tim Indonesia?
HO: Pertama-tama saya ucapkan selamat untuk Marselino dan tim Indonesia atas pencapaian luar biasa ini. Kami turut senang atas prestasi ini.
Ya, (saat itu) kami masih berada dalam kompetisi dengan tiga pertandingan tersisa. Meski begitu, kami juga ingin dia memberikan kontribusi terbaik untuk negaranya. Kemudian bersama Indonesia dia bisa mengaplikasikan apa yang telah dia dapat bersama kami.
Kami juga berharap dia tampil bagus untuk membantu tim Indonesia di SEA Games dan bisa menjadi anutan untuk pemain lain agar termotivasi keluar dari zona nyaman.
8. Terlepas dari kemampuan beradaptasi pemain, bagaimana upaya klub Anda untuk menyamankan pemain khususnya yang berasal dari Asia Tenggara? Meminimalisasi 'homesick' mereka misalnya.
Sebelumnya, saya melihat sesi wawancara Anda (Hiroyuki Ono) dengan Ilhan Fandi di PlaysiaTV. Tampak terjalin hubungan yang hangat antara pemilik klub dan pemain.
AE: Sejak hari pertama kedatangan Marselino, manajer tim kami selalu bersamanya, membantu mencarikannya tempat tinggal, mengurus segala dokumen yang diperlukan, dan memberikan asistensi dalam aktivitas sehari-hari.
CEO kami berasal dari Jepang, jadi dia tahu kultur Asia seperti apa, dia sangat dekat dengan pemain. Kami akan menawarkan solusi terbaik untuk setiap hal yang dibutuhkan.
Sementara di kamar ganti, kami memiliki atmosfer yang positif. Jadi, adaptasi pemain baru terbilang mudah. Marselino juga telah membaur dengan fans. Boleh dibilang, kami klub dengan kekeluargaan yang erat, jadi setiap pemain akan dengan mudah untuk, membangun relasi, mendapatkan teman baru, dan lingkungan bagus dalam memberikan dampak positif. Deinze bisa menjadi seperti rumah kedua bagi para pemain.
HO: Tapi kami pastikan bahwa kami tidak ingin mengistimewakan satu pemain, semua pemain sama pentingnya. Ilhan mengalami cedera dan kami terus mendukungnya untuk pulih. Begitu pula dalam keseharian Marselino, kami hanya ingin menciptakan situasi yang nyaman untuk menunjang performa mereka di lapangan. Kami menghargai mereka sebagai individu dan pemain profesional.
Saya hanya mencoba menjadi orang yang fleksibel dan saya tidak ingin dikenal sebagai bos yang menakutkan. Saya memposisikan diri saya sebagai mitra, bukan sebagai atasan.
Pemain tetap menjadi aktor utama dalam permainan ini. Emosi dan perasaan menjadi faktor penting di luar lapangan, jika mereka bahagia mereka akan menampilkan performa terbaik. Artinya, bukan memberikan perlakuan istimewa kepada satu atau dua pemain, tapi bagaimana kami mengistimewakan tim ini.
9. Apakah Anda akan mencoba merekrut pemain Asia Tenggara lainnya? Thailand atau Vietnam misalnya.
HO: Kami memonitor wilayah ini. Benar bahwa kami juga ingin mengembangkan kemitraan dengan sejumlah klub di regional ini.
Sementara untuk perekrutan pemain, itu akan tergantung seberapa potensial sang pemain untuk cocok dengan klub kami. Kami ingin membangun tim yang kuat dengan rekomendasi dari para pemandu bakat kami yang tersebar di sejumlah area.
Kami memiliki pemandu bakat yang bagus, yang dikepalai oleh Adrian (Esparraga). Jika mereka dinilai cocok untuk kami, kami akan dengan senang hati mendatangkannya.
AE: Dengan sejumlah mitra klub kami di Asia, kami lebih mudah untuk memantau pemain mana yang kira-kira mampu berkembang bersama kami.
Kami menempatkan pasar transfer Asia sama dengan pasar transfer Eropa. Memang kedua regional ini berbeda dalam level kompetisi, tapi berkat keuntungan kami yang bisa lebih mudah menjangkau dan mengetahui valuasi pemain di Asia, kami bisa menentukan keputusan dengan tetap melakukan analisa mendalam.
Kami akan menilai dalam 10-15 pertandingan untuk satu pemain. Kami juga mencari tahu bagaimana sikap dan kehidupan si pemain di luar lapangan, kami juga mengumpulkan informasi personal terkait bagaimana hubungan dia dengan keluarga misalnya.
10. Menurut Anda, apa kendala utama dan peluang utama ketika pemain Asia mencoba untuk berkarier di Eropa?
HO: Saya pikir yang paling utama adalah 'mindset'. Jika Anda menyukai tantangan, Anda harus mencobanya. Itu adalah langkah pertama yang akan membuat kendala yang akan Anda hadapi terminimalkan. Itu adalah modal awal agar Anda bisa diterima dengan baik di lingkungan baru.
Budaya baru, bahasa baru, benua baru, bertemu dengan orang-orang baru, Anda harus menanamkan pada diri bahwa Anda adalah orang yang telah siap untuk itu semua.
AE: Dalam aspek sepakbola, pemain harus segera beradaptasi dengan tim. Karena perbedaan antara kompetisi Asia dan Eropa, selanjutnya kami akan melihat sejauh mana batas maksimal performa sang pemain. Jika dia mampu beradaptasi dengan kemampuan yang dimiliki, dia bisa bermain di kompetisi baru.
Istimewa