Edin Dzeko Inter Spezia Serie A 2021-22Getty/GOAL

Inter Milan Jual Romelu Lukaku €115 Juta, Rekrut Edin Dzeko Gratis - Bukti Kegeniusan Beppe Marotta

Beppe Marotta membuktikan kegeniusannya sekali lagi. Dan ia sadar akan hal itu.

Apakah CEO Inter Milan itu ingin menjual Romelu Lukaku pada bursa transfer musim panas kemarin? Sama sekali tidak.

Tapi begitu striker internasional Belgia itu menunjukkan keinginan untuk pulang ke Chelsea, Inter yang tengah goyah secara finansial tidak membuang kesempatan untuk menjualnya dengan harga yang tepat.

Tentu saja, kepergian Lukaku membuat Nerazzurri kehilangan sosok penyerang tajam di lini depan, dan pemain yang dipilih Marotta untuk menjadi pengganti pada mulanya tidak terlalu membuat fans antusias.

Bukannya tidak mengapresiasi kualitas Edon Dzeko, karena sebenarnya mereka lebih ingin melihatnya datang dua tahun lalu, ketika mantan pelatih Antonio Conte pertama kali ingin merekrutnya.

Bagaimana pun, Dzeko, berusia 35 tahun pada Maret kemarin dan kembali menjalani musim yang inkonsisten di AS Roma dengan hanya membukukan tujuh gol di Serie A.

Jadi, mendatangkan striker yang sudah tua untuk menggantikan salah satu pemain No.9 terbaik di dunia saat ini terasa sangat aneh di mata para penggemar.

Namun, sekarang langkah itu terlihat seperti sebuah keputusan lain yang brilian dari Marotta, pria yang dikenal karena kemampuannya mendapatkan pemain berkualitas dengan harga miring atau bahkan gratis.

"Lukaku dijual seharga €115 juta dan kami membeli Dzeko secara cuma-cuma. Dan, di lapangan, tidak ada banyak perbedaan," kata Marotta kepada Corriere della Sera.

Edin Dzeko Inter GFXIDGetty Images

Pernyataan seperti itu akan tampak sangat menggelikan beberapa bulan yang lalu. Namun, sekarang sulit untuk tidak menyetujui ucapannya.

Tampak sepenuhnya tepat, jika melihat performa Lukaku yang saat ini kesulitan beradaptasi dengan gaya sepakbola Thomas Tuchel di Chelsea.

Bintang yang membantu Inter meraih Scudetto Serie A musim lalu dengan torehan 24 gol dalam 36 pertandingan, baru mencetak tiga gol di Liga Primer Inggris musim 2021/22 ini.

Memang cedera pergelangan kaki menghambat kemajuannya di Stamford Bridge, tapi jauh sebelum mengalami masalah kebugaran fisik, Lukaku memang tidak begitu nyetel dengan pola Chelsea.

Dzeko, di sisi lain, justru merasa berada di tempat yang pas baginya di Inter.

Ia mencetak 11 gol di semua kompetisi untuk Nerazzurri, termasuk delapan di Serie A.

Gol terbarunya tercipta saat melawan bekas timnya, Roma, di Stadio Olimpico pada Minggu (5/12) kemarin. Dzeko memang enggan untuk melakukan selebrasi, tapi di dalam hatinya, ia pasti merasa senang.

Pertama, golnya hasil dari penyelesaian akhir yang bagus, dengan eks penyerang Manchester City itu dengan cerdik lolos dari kawalan bek lawan, Marash Kumbulla, sebelum dengan tenang mengarahkan tembakan kaki kiri ke sudut atas gawang Roma.

Kedua, itu mengakhiri enam pertandingan Serie A tanpa gol bagi Dzeko dan seorang striker memang selalu dinilai dari jumlah gol mereka.

Lautaro Martínez Edin DzekoGetty

Namun, selama paceklik gol singkat itu, tidak ada yang mempertanyakan kontribusi Dzeko untuk kepentingan Inter.

Ia kadang-kadang frustrasi ketika gagal memaksimalkan peluang yang tampaknya muda, tapi permainan serba bisanya tetap patut dicontoh, dengan kemampuannya menahan dan memantulkan bola terbukti sebagai bagian integral dari Inter asuhan Simone Inzaghi seperti halnya permainan Lukaku bersama Conte.

Seperti Lukaku, ia juga menjalin kemitraan yang kuat dengan Lautaro Martinez. Memang, bahkan ketika salah satu dari mereka tidak tampil sebagai starter, mereka tetap bisa saling memahami.

Lautaro tidak bermain dan cuma sebagai cadangan saat akhir pekan lalu, namun pemain Argentina itu memanfaatkan jeda permainan di babak pertama untuk berbicara dengan Dzeko.

Juga jelas bahwa ada rasa hormat yang besar antara Dzeko dan Inzaghi.

Keduanya saling berhadapan satu sama lain dalam derbi Roma, jadi tidak mengherankan untuk mengetahui bahwa Inzaghi sepenuhnya berada di belakang keputusan Marotta untuk merekrut Dzeko, memercayainya sebagai pengganti terbaik untuk Lukaku.

Usia tidak relevan bagi mantan bos Lazio itu: "Edin adalah salah satu striker terbaik. Saya senang memiliki kesempatan untuk melatihnya."

"Ia bisa melakukan serangan sendirian, tapi juga bisa bekerja dengan baik dengan para pemain yang lain."

Perlu diingat bahwa ada keraguan atas mobilitas Dzeko, kekhawatiran bahwa ia tidak memiliki kecepatan seperti Lukaku yang dibutuhkan untuk bertandem dengan Lautaro.

Namun, keunggulannya - kekuatan, gerakan cerdas, dan teknik luar biasa - mampu membuatnya berfungsi dengan gayanya sendiri.

Seperti yang dikatakan Dzeko: "Pemain berbakat selalu bisa bekerja sama."

"Saya bisa melakukan serangan sendirian, tapi juga bisa bekerja dengan baik dengan para pemain yang lain."

Fakta bahwa ia kembali menikmati sepakbolanya juga jelas merupakan faktor penting dalam kebangkitan salah satu striker modern yang kerap diremehkan belakangan ini.

Ia pernah menjadi sorotan ketika berkonflik dengan mantan pelatih Roma, Paulo Fonseca musim lalu, tapi sekarang kembali merasakan kebahagiaan di bawah arahan Inzaghi.

"Tim Inter ini adalah tim paling ofensif yang pernah saya bela, bersama dengan Manchester City asuhan Roberto Mancini," kata Dzeko kepada Gazzetta dello Sport.

Masa-masa Dzeko di Etihad Stadium terasa sudah lama berlalu. Sudah sembilan tahun sejak ia mencetak gol penyama kedudukan penting dalam kemenangan City yang paling heboh dan merebut titel lewat kemenangan paling dramatis dalam sejarah Liga Primer atas QPR.

Namun, di sinilah ia sekarang, pada usia 35 tahun, masih mencetak gol bagi Inter setelah membukukan 119 gol dalam 260 pertandingan untuk Roma.

Terlebih lagi, dua golnya melawan Shakhtar Donetsk dua minggu lalu yang secara efektif membawa Inter lolos ke fase gugur Liga Champions untuk pertama kalinya dalam satu dekade.

Mereka bahkan masih bisa lolos sebagai juara grup apabila mengalahkan Real Madrid di Santiago Bernabeu pada Rabu (8/12) dini hari WIB.

Marotta LukakuGetty Images

Tidak mengherankan, Dzeko yang rendah hati selalu menghindari perbandingan Lukaku, yang memang selalu dihormatinya.

"Romelu melakukan hal-hal penting di sini dan Inter harus berterima kasih padanya," katanya kepada Sky Sport Italia bulan lalu setelah menjadi bintang dalam kemenangan 2-0 atas Shakhtar di Giuseppe Meazza.

"Ia mempersembahkan Scudetto bersama Conte, dan kemudian ia membuat pilihannya."

Dan kemudian Marotta membuat keputusannya juga, dan memilih Dzeko untuk menggantikan Lukaku sebagai pemain No.9, membuktikannya sebagai juru transfer yang paling genius saat ini.

Iklan

ENJOYED THIS STORY?

Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

0