Pelecehan rasisme secara online yang ditujukan kepada pemain kulit hitam di tim Inggris setelah final Euro 2020 berdampak pada mentalitas para pemain dalam latihan adu penalti, kata manajer Gareth Southgate.
Marcus Rashford, Jadon Sancho dan Bukayo Saka menjadi target pelecehan setelah mereka gagal mengeksekusi penalti dalam kekalahan Inggris 3-2 dari Italia melalui drama adu penalti setelah bermain sama kuat 1-1 hingga perpanjangan waktu.
Ketiganya dianggap sebagai biang kerok kegagalan The Three Lions meraih gelar juara dan hal itu tidak lepas juga dari tingginya ekspektasi para suporter terhadap skuad Inggris yang waktu itu dihuni oleh mayoritas pemain muda.
Apa kata Southgate?
Dalam persiapan menghadapi Jerman dalam lanjutan fase grup UEFA Nations League, Selasa (7/6), Southgate juga memasukkan latihan adu penalti dalam agenda sesinya dan diakuinya sulit untuk dilakukan.
"Kami menjalani proses persiapan penalti. Kami pasti telah meninjaunya," kata Southgate kepada wartawan.
"Tetapi secara tidak langsung kami telah menciptakan lapisan kesulitan lain dalam mengatasi adu penalti. Saya harus mempertimbangkan semua hal ini dan ini sangat rumit."
Dihantui rekor buruk penalti
Southgate, yang pernah menjadi pelaku gagal mengeksekusi penalti hingga menyebabkan kegagalan Inggris lawan Jerman di Euro 1996, menambahkan dirinya hanya bisa memompa semangat anak asuhnya agar menumbuhkan mentalitas dalam menghadapi titik putih.
"Tidaklah tepat untuk tidak memilih pemain yang menurut Anda terbaik... karena ada konsekuensi yang mungkin terjadi jika mereka gagal," lanjutnya.
"Saya harus memilih mereka dengan keyakinan bahwa mereka akan mencetak gol."
