Hola Espana - PaellasSandy Mariatna - Goal Indonesia

Hola España: Menikmati Kesederhanaan Valencia


LIPUTAN   SANDY MARIATNA     DARI  VALENCIA, SPANYOL

Ada yang mencolok di ruang ganti Valencia di Mestalla: sebuah tembok dicat hitam dan bergambar logo dan slogan klub.

"Sebelumnya ini adalah sebuah cermin besar, tempat pemain bersolek sebelum pertandingan. Namun, [eks pelatih] Rafa Benitez mengubahnya, agar pemain bisa fokus terhadap performa di lapangan," jelas Jorge Garcia selaku direktur pemasaran dan komersial Valencia.

Cerita kecil di atas sudah langsung menggambarkan atmosfer Valencia sebagai sebuah klub yang bersahaja. Dan kota Valencia sendiri, yang terletak di pantai timur Spanyol, ternyata memiliki atmosfer serupa.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Itulah kesan yang dirasakan Goal Indonesia ketika menyambangi Valencia pada hari pertama liputan ke Spanyol atas undangan La Liga, Selasa (25/2). Mestalla menjadi persinggahan pertama Goal bersama rekan jurnalis lain dari sepuluh negara berbeda.

Nilai historis tinggi dengan memegang prinsip sederhana membuat kami begitu kagum dengan stadion tertua La Liga Spanyol 2019/20 ini. Stadion ini sungguh bersahaja dan tidak memiliki gimmick macam-macam.

Stadion all-seater dengan tribune vertikal yang memberikan kesan padat, ruang ganti yang simpel, sebuah kapel kecil, dan tentu saja informasi sejarah dan memorabilia klub. Bahkan denah dan fungsi sejumlah ruang di stadion selalu diubah saat pertandingan karena keterbatasan tempat.

Mestalla bukannya tak mau memegahkan diri. Sebab, Valencia saat ini sedang dalam proses membangun Nou Mestalla yang berjarak 5 kilometer dari Mestalla. Semoga nilai-nilai di atas bisa dipertahankan di rumah baru.

Hola Espana - Mestalla Stadium Tour

Ciutat Esportiva jadi tujuan kami berikutnya. Di akademi Valencia inilah banyak cerita menarik yang menjadikan Los Che layak dijadikan rujukan soal pengembangan pemain muda.

Valencia sendiri sudah sejak lama rajin mengorbitkan pemain papan atas dunia. Di era modern, siapa tidak kenal dengan Gaizka Mendieta, David Villa, David Silva, Jordi Alba Isco, Juan Bernat, Paco Alcacer, hingga Jose Luis Gaya.

Sean Bai, salah satu direktur Valencia, yang mengawasi akademi menjelaskan, bahwa pihaknya bukan hanya serius dalam mengembangkan talenta muda. "Kami berinvestasi banyak pada pendidikan formal hingga sepakbola wanita," kata Bai. 

Mereka memiliki slogan 'educamos personas, formanos futbolistas' atau mengedukasi orang, menciptakan pesepakbola. Di Valencia, seorang pemain muda tidak hanya mendapat pelatihan sepakbola, tapi juga sekaligus pelajaran seperti sekolah umum.

"Kami berani melakukan hal brutal dan jujur dalam menilai layak tidaknya seseorang menjadi pesepakbola profesional," terang Bai.

"Ada yang bertahun-tahun berada di sini, tapi harus kami tendang. Inilah realita pahit sebuah akademi sepakbola. Untungnya, kami juga memberikan pendidikan formal kepada mereka sehingga mereka bisa punya modal untuk menjalani karier lain atau tetap berada di klub tapi dengan peran lain" 

Hola Espana - Sean Bai - Valencia Academy Director

Bai juga menentang keras seorang pemain untuk melompati level sepakbola terlalu cepat. Tekanan dan ekspektasi tinggi justru bisa menghancurkan karier si pemain. 

"Jangan berakselerasi terlalu cepat. Terkadan lebih baik untuk melambat. Kami biarkan para pemain muda untuk menikmati pertandingan, bukan untuk menang. Setelah itu, seiring bertambahnya usia, kami memberikan aspek teknik dan psikologis."

Tak lupa, Bai, yang merupakan orang Singapura, juga menganalisis umum yang terdapat dalam sepakbola Asia Tenggara. Menurutnya, sepakbola di negara-negara gila bola seperti Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Malaysia terlalu ingin meraih kesuksesan dengan cepat.

Selain itu tidak ada lingkungan yang mendorong orang tua untuk mengarahkan anaknya untuk berkarier sebagai sepakbola. "Sistem akar rumput dan pengembangan pemain muda juga masih buruk," terangnya.

Puas dengan "kuliah" di Ciutat Esportiva, kami pun lanjut bersantap malam dengan hidangan khas Valencia, paella, di Casa Navarro, sebuah restoran di pinggir laut Mediterania.

Hola Espana - PaellasSandy Mariatna - Goal Indonesia

Paella merupakan hidangan nasi khas Valencia yang dilengkapi daging ayam, daging kelinci, dan kacang-kacangan. Konsepnya menyerupai nasi goreng atau nasi kari dengan rasa yang kurang lebih mirip. Melihat porsi paella yang begitu besar, membuat banyak dari kami memutuskan untuk tidak sarapan pada keesokan pagi.

Selama bersantap di Valencia, terdapat hidangan wajib yang pasti selalu ada di meja makan, yakni roti dan salad ikan. Kedua menu ini selalu menemani dari makanan pembuka, makanan utama, dan makanan penutup.

Valencia juga identik dengan buah jeruk tangarine yang berwarna oranye. Selain itu, Valencia juga dikenal dengan minuman anggur (wine) yang berlimpah, sehingga harga sebotol wine bisa lebih murah ketimbang sebotol air mineral.

Satu hal yang pasti, mengunjungi Mestalla dan bersantap paella adalah hal paling Valencia yang bisa kami lakukan di kota ini.

Amunt Valencia!

Iklan