Laga antara Arema FC dan Persebaya Surabaya yang digelar pada 1 Oktober lalu, di Stadion Kanjuruhan, berakhir dengan tragis.
Ratusan nyawa menjadi korban karena selepas pertandingan terjadi chaos yang diawali dengan suporter masuk ke lapangan, hingga penembakkan gas air mata.
Jadwal tanding laga tersebut turut menjadi sorotan karena digelar malam hari, 20:00 WIB. Bagaimana pun, laga besar seperti itu dinilai kurang aman untuk dilaksanakan malam hari.
Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat, turut memberikan kritik terhadap jadwal tanding Liga 1 2022/23 yang kerap digelar larut malam. Bahkan di Bali yang menggunakan WITA, tim harus bertanding pukul 21:30 WITA.
"Jadi gini ya, kalau sepak bola main siang dengan main malam lebih aman main siang karena mengendalikan relatif lebih mudah, visual juga kelihatan. Jadi, jangan selalu dipaksakan malam," ucap Ridwan dikutip dari CNN Indonesia.
"Apalagi pilihan malamnya hanya gara-gara untuk mengejar tontonan TV lebih banyak. Keamanan kan harus nomor satu, dan ini kan buktinya seperti ini [ricuh]. Susah mengendalikannya kalau harus selalu malam," imbuhnya.
Setelah kejadian, beredar surat permintaan dari kepolisian kepada operator hingga panpel laga Arema vs Persebaya, supaya menggelar laga sore hari. Sayangnya, laga Derbi Jawa Timur itu tetap dilaksanakan malam hari.
"Bahkan polisi sudah meminta kan yang di Malang itu supaya digeser ke sore, tapi kan ditolak. Itu kan contoh karena harus selalu malam buat mengejar tontonan TV.. Ini introspeksi untuk semua ya, tidak untuk saling menyalahkan. Tapi introspeksi bahwa apa yang kita lakukan selama ini hasilnya seperti itu. Karena harusnya ini jadi tontonan hiburan untuk warga."
