Pep Guardiola mengatakan tidak boleh ada yang merenggut prestasi Manchester City meski ada rumor yang menyebutkan penyelidikan Liga Primer Inggris terhadap dugaan pelanggaran finansial mereka bisa berujung pada pencopotan gelar juara.
City telah didakwa dengan lebih dari 100 pelanggaran peraturan keuangan dari 2009 hingga 2018, dan dapat menghadapi kemungkinan kehilangan tiga trofi Liga Primer yang mereka menangkan dalam periode tersebut.
Mantan juru taktik Barcelona dan Bayern Munich itu mengatakan tidak peduli apa pun hasil investigasi Liga Primer, pencapaian City sejauh ini akan selalu layak untuk diakui.
Apa kata Guardiola tentang isu Man City kehilangan gelar?
"Pada akhirnya, kami selalu memikirkan apa yang dipikirkan orang lain tentang kami. Lupakan saja. Pikirkan apa yang telah kami lakukan. Tidak ada yang bisa menghapusnya," kata Guardiola, Sabtu (11/2).
"Momen-momen buruk kami tinggalkan, tapi itu tidak akan berubah. Kesuksesan tim dibangun sejak hari pertama. Kami memenangkan banyak gelar juara. Kami ingin mempertahankan posisi itu, sampai tidak memungkinkan."
"Liga Primer akan memutuskan, namun saya tahu apa yang sudah sukses kami menangkan, dan cara kami memenangkannya, dengan usaha yang kami lakukan," lanjutnya.
"Untuk sesuatu yang terjadi pada 2009 atau 2010, saya tidak tahu berapa lama, itu tidak akan berubah satu detik pun. Mereka [semua trofi yang dimenangkan klub] milik kami. Tentu saja, mereka milik kami. Terlepas dari hukumannya, mereka milik kami."
GettyGuardiola: Ada yang iri dengan Man City...
Guardiola meyakini bahwa tuduhan yang dilayangkan oleh Liga Primer pada mereka dipicu oleh klub-klub lain yang iri dengan kesuksesan timnya, terutama mereka yang mendesak Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) pada 2020 untuk menegakkan sanksi larangan dua tahun City dari kompetisi Eropa.
Untungnya, City saat itu memenangkan banding mereka ke CAS dan tetap bisa bermain di Liga Champions.
"Ketika sebuah tim sukses, Anda ingin mengalahkan mereka. Itu bagus, dan itu terjadi," kata Guardiola. "Tapi apa yang telah dilakukan sembilan tim ini, saya tidak melupakannya. Mereka menginginkan posisi di Liga Champions karena tergiur pendapatan besar untuk membiayai stadion yang mereka bangun."


