Antoine Griezmann memang blak-blakan dan jujur.
Saat Atletico Madrid tersingkir dari Liga Champions Eropa bulan lalu, ia mengakui bahwa pasukan Diego Simeone memang pantas tertimpa nasib tersebut dan merasa satu-satunya reaksi yang bisa diterima dari kegagalan apa pun adalah "kerja keras, tutup mulut, dan berjuang."
Maka menjadi menarik, saat ia bicara pada pers kemarin Jumat (2/12), Griezmann agak jengkel dengan pujian yang berbalut pertanyaan.
Saat melontarkan pertanyaan, yang terdengar tanpa niatan buruk, terkait performa apik Griezmann di Piala Dunia 2022 Qatar, seorang jurnalis memuji bintang Prancis tersebut karena mampu menemukan dirinya kembali setelah terlihat 'nyasar' untuk beberapa waktu.
Griezmann menjawab, "Anda bilang saya 'hilang' itu agak jahat dan dan kejam."
In truth, though, to suggest otherwise would be ridiculous.
Griezmann yang memainkan peran teramat vital saat Prancis menjuarai Piala Dunia di Rusia empat tahun lalu memang 'menghilang' antara 2019 dan 2022.
Transfernya ke Camp Nou menjadi katalis pertama yang mengawali penurunan katastropik performanya.
Dalam era transfer ngawur Barcelona, transfer Griezmann yang paling ngawur, sombong, dan sia-sia yang dlakukan oleh mantan presiden Josep Maria Bartomeu. Ia seolah-olah merampas Griezmann dari Atletico untuk satu alasan, cuma demi menunjukkan bahwa ia bisa melakukannya,.
GettyFans Barca jelas-jelas tak menginginkannya. Ingat, Griezmann sudah menolak transfer ke Catalunya di musim panas sebelumnya lewat film sok-sokan dokumenter produksi Gerard Pique.
Terang saja Cules tak sudi melupakan maupun memaafkan penolakan publik Griezmann yang mempermalukan mereka tersebut.
Griezmann lalu mengusahakan yang terbaik untuk meluluhkan hati fans Barca. Meski tak impresif, ia mampu mencetak 35 gol selama dua musim penuh di Camp Nou. Tapi musim panas yang lalu ia sudah ngebet balik kucing ke Atletico dan Barca dengan senang hati mendepaknya.
Tapi tentu saja ada satu masalah: biaya. Blaugrana pasti tak ingin rugi terlalu besar melepas pemain yang mereka rekrut dengan harga €120 juta.
Yang terjadi selanjutnya benar-benar jenaka, jika bukan memuakkan.
Atletico memulangkan Griezmann lewat skema pinjaman dan memperpanjang kesepakatan itu untuk musim 2022/23.
Namun, demi tak memicu klausul wajib beli €40 juta yang akan aktif jika Griezmann tampil sekian menit, Simeone diinstruksikan untuk tak memainkan Griezmann lebih dari 30 menit.
Di titik itu, kesehatan mental Griezmann turut membuat Didier Deschamps cemas.
Setelah enam bulan tak mencetak gol bagi klub dan negara, Griezmann disoraki oleh fans Prancis saat ditahan imbang 1-1 oleh Kroasia Juni lalu.
"Pikirannya tidak sedang dalam kondisi terbaik dan ia tidak akan melupakannya begitu saja lewat satu jentikan jari," kata Deschamps, mengakui buruknya kesehatan mental sang penyerang.
Minimnya menit bermain di awal musim ini juga turut memengaruhi kondisi Griezmann.
GettySaat ia dipanggil Prancis untuk dua ronde terakhir Nations League, ia baru satu kali bermain lebih lama dari setengah jam untuk Atletico semenjak awal musim.
"Yah, paling tidak dia tidak capek," kata Deschamps, tapi tentu saja dia cemas.
"Ini bukan periode terbaiknya," imbuhnya. "Sebagian karena fisik, sebagian lainnya karena mental."
"Saya tidak bilang dia kelelahan. Saya tahu kualitasnya, begitu pula dengan pikirannya. Dia bukan tipe yang mudah menyerah."
"Hanya saja ini bukan periode terbaiknya. Namun bukan berarti saya mempertanyakan apa yang dia mampu lakukan. Saya tahu betul apa yang bisa berikan untuk skuad ini."
Alhasil, Deschamps tetap memanggil Griezmann masuk skuad Prancis untuk Piala Dunia Qatar, sekalipun penyerang 31 tahun tersebut sudah satu tahun lebih tak mencetak gol buat negaranya, dan baru mengoleksi enam gol buat Atletico di paruh pertama musim ini.
Dan, kepercayaan Deschamps terbayarkan.
Penantian Griezmann untuk mencetak gol memang masih berlanjut, tetapi ia telah menjadi tumpuan serangan Prancis di Qatar.
Kylian Mbappe boleh jadi pemain terbaik Les Bleus; tapi Griezmann-lah yang bisa dibilang paling influential, paling berpengaruh.
Segala skema diciptakan lewat dirinya. Ia bukan berperan sebagai No.10 maupun No.8, melainkan lebih ke hybrid keduanya, ia yang merajut antara lini tengah dan depan.
"Saya rasa ini posisi terbaik untuk saya karena saya bisa membaca pertandingan dari balik layar," aku Griezmann kepada reporter setelah menjadi bintang kemenangan 4-1 Prancis atas Australia.
GettyYa, harus diakui Prancis bisa nyetel berkat Griezmann. Ia bak pahlawan bayangan di balik terangnya sinar Mbappe. Seperti yang dikatakan rekan Griezmann, Jules Kounde, butuh kemampuan teknik dan kecerdasan tertentu untuk memenuhi peran yang begitu demanding dan sulit.
Kerendahan hati juga menjadi kunci. Mustahil hasilnya bisa segemilang ini andai Griezmann termakan egonya sendiri, melepas hasrat haus golnya dengan liar, yang mana sangat berpotensi menjadi penghalang.
"Benar bahwa saya belum bikin gol tapi saya tak keberatan," tegasnya. "Yang paling penting adalah tim ini dan tim ini lebih membutuhkan saya sebagai jantung permainan."
Sampai sekarang pun ia berkontribusi besar. Griezmann-lah yang menciptakan gol kemenangan Kylian Mbappe atas Denmark, dan Griezmann-lah yang mengubah total jalannya pertandingan saat dimasukkan sebagai pengganti kontra Tunisia.
Di laga vs Tunisia, lesakkan penyeimbang Griezmann dianulir oleh VAR, dan kekecewaan kentara jelas di wajahnya. Wajar saja, ia pantas mendapatkan golnya!
Namun, baik Deschamps maupun fans Prancis tidak akan keberatan paceklik Griezmann berlanjut di Qatar, selama ia mampu tampil seperti ini terus.
"Sama sekali tak ada masalah di kehidupan pribadi saya," katanya kepada reporter Jumat (2/12) lalu. "Saya mengalami masa sulit di Barcelona dan pulang ke Atletico juga rumit. Tapi sekarang saya percaya diri."
Griezmann sendiri mungkin emoh setuju bahwa ia 'hilang' dalam beberapa tahun terakhir, tapi yang tak bisa dipungkiri adalah bahwa ia telah sukses merebut kembali kepercayaan dirinya setelah memenuhi peran baru untuk timnas Prancis di Piala Dunia 2022.
