Granit Xhaka Arsenal HIC 16:9Getty/GOAL

'Kita Punya Granit Xhaka!' - Xhaka & Arsenal, Sebuah Kisah Menuju Pengampunan

Kalau ada bukti yang menunjukan betapa hebatnya Arsenal, yang memuncaki klasemen, saat ini, bukti tersebut muncul saat mereka menghajar Brentford 3-0 akhir pekan kemarin.

Peluit panjang baru ditiupkan dan para pemain langsung menuju fans tandang di Gtech Community Stadium untuk merayakan kemenangan keenam dari tujuh laga Liga Primer Inggris.

Semua terjadi saat itu.

“We’ve got Granit Xhaka, we’ve got Granit Xhaka. We’ve got Granit Xhaka, we’ve got Granit Xhaka...”

Itulah lagu yang didendangkan Gooners di tribun tandang saat pasukan Mikel Arteta berdiri di hadapan mereka, melambaikan tangan, bertepuk tangan, mengungkapkan rasa terima kasih atas dukungan yang mereka berikan.

Buat Xhaka, itu adalah momen besar.

"Hari yang amat sangat spesial buat saya," akunya pasca-laga dalam sebuah pesan emosional yang ia sampaikan lewat akun Twitter Arsenal.

"Mendengarnya, [kalian] menyanyikan lagu untuk saya. Terima kasih."

Bagi kebanyakan pemain, dinyanyikan fans sendiri bukan hal asing. Normal, bahkan.

Tapi soal hubugannya dengan suporter Arsenal, Xhaka bukan pemain 'normal'.

Granit Xhaka quote

Fakta bahwa kini dirinya mendapatkan puja dan puji fans Arsenal adalah bukti kualitas permainan yang ia tunjukan musim ini.

Setelah enam tahun penuh naik turun di Arsenal, banyak yang merasa bahwa gelandang Swiss itu akan perlahan didepak dari starting XI Si Meriam London musim ini. terutama dengan perubahan sistem yang dibawa Mikel Arteta, yang membuat Xhaka bermain di posisi gelandang yang lebih maju ke depan dibanding biasanya.

Alih-alih, Xhaka justru merebut dan mengamankan posisinya di tim dengan serangkaian penampilan hebat. Pemain yang dulunya dianggap bencana, kini menjadi sosok andal yang mustahil dicadangkan.

Dia begitu perkasa di kedua sisi lapangan kontra Brentford, menjadi tembok tak tertembus di depan empat bek bareng Thomas Partey, sembari tampil sebagai bintang sepertiga akhir.

Assist Xhaka buat gol Gabriel Jesus – bola indah yang dengan mantapnya ditanduk masuk striker Brasil tersebut – adalah assist ketiganya di EPL musim ini. Cuma Bukayo Saka (empat) dan maestro Manchester City Kevin De Bruyne (enam) yang mampu menorehkan lebih banyak.

"Selalu, dia mencoba menemukan saya," kata Jesus pasca-laga. "Bola yang apik, crossing yang matang."

"Saya sangat bahagia bisa bermain bersamanya. Dia cerdas dan seorang pemain yang berkualitas."

Statistik Xhaka musim ini menunjukan betapa ia sangat menikmati kebebasan baru yang ia dapatkan di tim asuhan Arteta.

Dia telah mencatatkan satu gol dan tiga assist hanya dalam tujuh laga. Dia juga menciptakan 14 peluang dan 25 sentuhan di kotak penalti – hanya 12 sentuhan lebih sedikit dibanding yang mampu ia lakukan di sepanjang musim lalu.

Granit Xhaka Arsenal 2022-23 stats GFXGetty/GOAL

Tapi dia tak cuma piawai menyerang. Dalam bertahan, Xhaka begitu tangguh.

Tak seorang pun di skuad Arsenal yang melakukan intersepsi lebih banyak dari Xhaka, dia juga memenangkan penguasaan bola 33 kali dalam tujuh pertandingan – cuma dua pemain yang melakukan recovery lebih banyak darinya.

Dan tak ada tanda-tanda kumat – setidaknya untuk saat ini – dari penyakit hilang konsentrasinya, yang konsisten menjangkiti Xhaka di sepanjang kariernya bersama Arsenal.

Jadi, menurut Arteta, apa yang menyebabkan Xhaka tampil beda?

"Konsistensinya," jawab manajer Arsenal tersebut menyusul kemenangan atas Brentford.

"Bagaimana dia menjalani setiap harinya, bagaimana dia belajar dari berbagai momen di kariernya – entah itu di sini atau di tim nasional – dan kemauannya untuk terus rendah hati, mentap ke depan dan berusaha meningkatkan diri."

"Ketika Anda melakukan semua itu, biasanya hal-hal baik terjadi."

Arteta menambahkan: "Saya kira dia kini merasa bahwa cinta dan respek berjalan dua arah. Anda melihat suporter kami dan bagaimana mereka bernyanyi untuknya. Itu membuatnya emosional."

"Itu membuatnya berusaha untuk memberi lebih banyak lagi dan saya turut berbahagia untuknya karena, menurut saya, dia pantas mendapatkan itu."

Fabio Vieira Granit Xhaka Arsenal

Andai bukan karena Arteta, Xhaka pasti sudah meninggalkan Arsenal sejak lama.

Gelandang Swiss itu secara terbuka mengaku sudah "berkemas" dan siap kembali ke Jerman menyusul insiden pertengkaran dirinya dengan fans Arsenal di tengah laga melawan Crystal Palace pada Oktober 2019.

Mantan pelatih Unai Emery sampai mencopot ban kaptennya menyusul insiden tersebut, insiden di mana Xhaka berkata "f*ck off" kepada fans Arsenal yang mencemoohnya saat dia berjalan keluar lapangan untuk digantikan.

Waktu itu rasanya tak ada jalan kembali, dan mustahil ada jalan kembali andai Emery tetap menjabat sebagai pelatih di Emirates. Tetapi tak lama kemudian, Arteta hadir dan meyakinkan Xhaka untuk bertahan.

Kejadian itu sudah hampir tiga tahun lamanya dan perjalanan menuju kata maaf dari fans Arsenal sama sekali tak mudah.

Tapi Xhaka bukan pemain yang akan menghindari tantangan.

Jalannya tak mulus, termasuk dua kartu merah musim lalu, tetapi gelandang 29 tahun itu kini menjadi sosok yang amat dihormati di London Utara.

Pemandangan waktu penuh Minggu (18/9) kemarin, di mana Xhaka menerima puja-puji fans Arsenal sembari mengenakan ban kapten, dahulu dibayangkan saja rasanya mustahil.

Tapi kalau karier Xhaka di Inggris mengajarkan sesuatu kepada kita semua, sesuatu itu adalah bahwa jangan pernah Anda menganggapnya selesai.

Iklan