Indonesia akhirnya bisa kembali merasakan sepakbola dengan kehadiran turnamen bertajuk Piala Menpora 2021, yang dimulai 21 Maret lalu, dengan laga pembuka mempertemukan Arema FC dan TIRA Persikabo.
Sepakbola Indonesia sudah vakum selama satu tahun karena pandemi virus corona, dan tertinggal dari negara-negara lain yang lebih dulu memberanikan diri memutar kembali sepakbola di tengah wabah Covid-19.
Harapan akan kelancaran Piala Menpora diapungkan seluruh pelaku industri olahraga ini, karena Piala Menpora menjadi momen kebangkitan, sekaligus momen membuktikan bahwa Indonesia bisa menjalankan sepakbola dengan penyesuaian di masa pandemi.
Susah-payah sepakbola untuk kembali diizinkan, maka dari itu harus bisa dieksekusi dengan benar ketika kembali bisa dijalankan. Piala Menpora ini hanya harapan awal karena bersifat turnamen pramusim, demi bisa terlaksananya liga yang sesungguhnya.
Setelah rentetan turnamen pramusim prestis dengan tajuk Piala Presiden, Piala Bhayangkara, hingga Piala Jenderal Sudirman, Piala Menpora ini merupakan yang kali pertama. Makanya, Piala Menpora punya sejarah sendiri.
PSSI Pers
KemenporaAhmad Nufiandani dari TIRA Persikabo mencatatkan namanya sebagai pencetak gol pertama dari turnamen ini. Gol itu tak bisa lepas dari rasa emosional, terutama yang dirasakan oleh sang pencetak gol.
Bermula dari tendangan bebas Wawan Febriyanto ke kotak penalti Arema, Nufiandani mampu mengakhirinya dengan gol pada menit ke-11. Gol yang ia cetak mungkin tak bisa dirayakan oleh suporter di stadion, namun tetap tercatat sebagai gol emosional dan bersejarah.
"Selebrasi spontan karena sudah tidak main bola satu tahun lebih, saya juga rindu teriakan suporter karena biasanya sehabis cetak gol ada sambutan suporter dari tribun, tapi saat itu tribun kosong jadi saya tetap melakukan seolah olah ada suporter seperti biasa," ucap pemain yang akrab disapa Dani ini.
"Saya melakukan itu karena sebenarnya saya rindu akan kehadiran suporter apa pun itu di stadion, tapi untuk sekarang dengan keadaan yang tidak memungkinkan, suporter tetap dukung dari rumah. Saya pun melakukan itu karena saya menaruh respek kepada suporter meski pun kehadirannya tidak saya rasakan secara langsung," imbuhnya.
"Perasaan saat mencetak gol pertama memang sudah feeling bisa cetak gol. Saya bangga bisa jadi pencetak gol pertama di Piala Menpora, dan bersyukur," tambah mantan pemain Persijap Jepara tersebut.
Goal / Abi YazidUniknya, gol itu dicetak ke gawang klub yang juga pernah membesarkan nama Dani. Pada 2015 hingga 2016, Dani pernah membela Singo Edan, dan namanya mulai berkobar di sepakbola Tanah Air. Tentunya gol ke gawang mantan menambah rasa emosional dari gol bersejarah tersebut.
"Mencetak gol ke gawang Arema, mantan klub saya. Saya merasa sesuatu yang spesial juga tapi lebih karena itu saya mencetak gol bukan karena Arema adalah mantan klub saya. Sebagai profesional dan sebagai pemain depan memang tugas saya mencetak gol," ucap pemain 26 tahun ini.
"Kenapa saya berselebrasi meski cetak gol ke gawang mantan klub? Saya rindu kehadiran seluruh suporter, dan itu adalah bentuk respek saya kepada suporter yang masih setia mendukung walau untuk sementara harus dari rumah dulu," sambungnya.
Piala Menpora adalah sebuah harapan di tengah kesulitan, pembuktian di antara keterbatasan, dan pengertian akan keadaan dari semua pihak. Dani pun ingin pandemi cepat berlalu, dan tetap bersyukur sepakbola kembali bisa dijalankan. Karena bagaimana pun, saat ini paling penting semua pihak bekerja sama untuk menerapkan protokol kesehatan bagi pelaku di lapangan, dan menonton dari rumah untuk para suporter.
"Semoga keadaan bisa membaik dan suporter bisa melepas datang ke stadion, karena kami pun rindu kehadiran suporter di stadion," ujarnya.
Media TIRA-Persikabo