Selebrasi BhayangkaraAbi Yazid / Goal

Goal 25: Pemain Muda Mulai Jadi Investasi Berharga

Pola pikir klub-klub tanah air sudah mulai berubah. Kesebelasan kini berani mengontrak para pemain muda yang dirasa memiliki talenta luar biasa sebagai investasi masa depan.

Kondisi tersebut tidak terjadi saat beberapa tahun lalu. Ketika itu, klub lebih memilih memakai jasa pemain yang sudah teruji kemampuannya dibandingkan menggunakan pesepakbola muda.   

Bila melihat klub Eropa, perekrutan pemain muda bukan sesuatu yang baru. Sebagai contoh Ajax Amsterdam yang tak pernah kehabisan talenta lantaran selalu mencari bibit berbakat yang diasah di akademinya untuk masuk ke tim utama. 

Ajax pun mendapat untung dari kesabarannya menginvestasikan pemain muda. De Godenzonen menjual pemain hasil binaannya ke sejumlah klub besar benua biru dengan harga yang lumayan.

Ketika mendapatkan uang puluhan juta euro dari hasil penjualannya, Ajax tak langsung membeli pemain baru dengan nilai yang sama. Melainkan, kesebelasan yang bermarkas di Amsterdam Arena itu mengembangkan infrastruktur klub dan akademi untuk para pemain muda. 

Untuk di Indonesia, pemain muda mulai dilirik klub usai timnas Indonesia U-19 merengkuh gelar juara Piala AFF 2013. Sejumlah nama beken seperti Evan Dimas, Hansamu Yama, Zulfiandi, dan Hargianto menjadi buruan.  

Keputusan penerapan aturan U-23 pada Liga 1 2017, juga turut berdampak dengan kepedulian klub terhadap pemain muda. Ketika itu setiap kesebelasan wajib mendaftarkan tujuh pemain U-23 yang tiga di antaranya harus bermain minimal 45 menit pada babak pertama.

Bhayangkara FC menjadi satu di antara klub tanah air, yang rajin mengontrak pemain muda. The Guardian, dalam setiap musimnya mendaratkan dan mempromosikan pemain junior ke skuad senior.

AKBP Sumardji, manajer tim Bhayangkara FCGoal / Farabi Firdausy

Bagi COO Bhayangkara FC Sumardji, pemain muda bisa dijadikan sebagai fondasi. Ia sadar bila kemampuan mereka tak kalah dibandingkan pilar senior asalkan terus diasah dan diberi kepercayaan. 

"Kami harus megakomodir kepentingan regenerasi. Saya khawatir kalau yang muda tak diberi kesempatan jadi masalah juga," ucap Sumardji.

"Karena yang jadi problem ketika nanti yang muda tak diberikan jam terbang akan berpengaruh ke performa dan akan berpengaruh ke timnas Indonesia juga," Sumardji menambahkan.

Jauh sebelum Bhayangkara FC, ada Persebaya Surabaya yang menaruh perhatian besar dengan pembinaan pemain muda. Green Force tak pernah berhenti mengorbitkan pesepakbola top.

Persebaya sejak 1970-an secara konsisten menggelar kompetisi internal yang isinya para pemain muda. Ada 20 tim yang berada di sekitar Surabaya ambil bagian dalam ajang tersebut.  

Kompetisi Elite Pro Academy (EPA), yang dikelola PSSI juga membuat klub jadi melek investasikan pemain mudanya. Kesebelasan Liga 1 wajib mempunyai tim U-16, U-18, dan U-20 untuk bertanding dalam ajang tersebut.

Kini hampir semua klub Indonesia berlomba-lomba mengontrak atau mengorbitkan pemain muda. Mereka sadar investasi pemain muda merupakan hal yang menjanjikan dalam sepakbola.

Jangan dilupakan keberanian klub saat ini untuk mengganjar kontrak pemain lebih dari satu musim. Tentu jika mereka berani mendatangkan pemain muda, memolesnya, dan mengontraknya panjang, maka akan ada nilai transfer yang bisa jadi keuntungan ketika si pemain direkrut tim lain.

Menarik untuk melihat kiprah para pemain muda tanah air di musim ini. Meski PT Liga Indonesia Baru (LIB), telah menghapus aturan U-23 pada Liga 1 2020 yang mulai berlangsung 29 Februari mendatang.

PSIS Semarang menjadi salah satu tim Liga 1 musim ini yang agresif menghadirkan darah muda. Muhamad  Ridwan, Alfeandra Dewangga, hingga Mahir Radja, menjadi di antara nama muda yang dihadirkan Mahesa Jenar musim ini.

Persebaya juga berani mendaratkan Hambali Tolib dengan menebus mahar kepada Persela Lamongan. Jangan lupakan keberanian Persija untuk mengikat Rafli Mursalim sebagai aset muda mereka, lewat durasi kontrak tiga tahun.

Iklan

ENJOYED THIS STORY?

Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

0