5 Goal 25 - 2019Indonesia Football Artist

Goal 25: Kiper Indonesia Tertinggal, Masalah Pelatih?


OLEH   ALVINO HANAFI & FARABI FIRDAUSY

Sebelum era Liga 1, posisi pelatih kiper memang kerap dipercayakan kepada sosok lokal. Jarang sekali sosok pelatih kiper diberikan kepada pelatih asing.

Seiring perkembangan waktu, beberapa klub sudah mulai mempercayakan sosok pelatih kiper pada pelatih asing. Di musim 2020, tercatat ada lima klub sejauh ini yang mendaftarkan pelatih kiper asing, dan itu merupakan yang terbanyak sejak 2017.

Dalam tiga tahun terakhir, beberapa nama debutan penjaga gawang timnas mulai bermunculan seperti Muhammad Ridho, Nadeo Argawinata, Wawan Hendrawan, dan Muhammad Riyandi. Keberhasilan nama-nama itu dalam menembus skuat timnas di level senior maupun U-23 tak lepas dari polesan pelatih kiper asing.

Tahun lalu, Nadeo yang dipoles oleh Luizinho Passos di Borneo FC dan Wawan yang dilatih Andy Petterson di Bali United, mampu menunjukan performa apik sehingga mendapat panggilan ke tim nasional senior dan U-23. Nadeo sukses menjadi kiper dengan penggagalan penalti terbanyak, dan Wawan berhasil membawa Bali United juara.

Di tahun lalu juga, Nadeo berhasil membawa timnas U-23 ke partai puncak SEA Games 2019, dan Wawan Hendrawan sempat dipercaya mengawal gawang timnas senior kala berhadapan dengan Uni Emirat Arab pada Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Nadeo Argawinata - Timnas Indonesia U-22Abi Yazid / Goal

Kedua nama tersebut masuk jajaran pemain dalam daftar penghargaan Goal 25, Nadeo yang merekah bersama Borneo menghuni posisi tujuh, sementara Wawan, kelima. Lantas, ke mana para penjaga gawang lain yang sebenarnya sudah lama memiliki reputasi bagus di sepakbola nasional? Apakah peranan pelatih kiper asing sangat penting membuat si pemain tersebut menembus level terbaik mereka?

Menurut Nadeo, perbedaan pelatih asing dan kiper lokal sebetulnya tidak berbeda jauh. Hanya saja, Nadeo menilai jika pelatih kiper asing lebih disiplin dan memiliki variasi latihan yang beragam.

Nadeo juga menambahkan, jika kiper di Indonesia memang dasarnya telah memiliki kemampuan yang baik. Hanya saja, yang lebih dibutuhkan kiper saat ini adalah pemahaman taktikal.

"Kiper di Indonesia sudah ada perkembangan dari skill dan pemahaman taktikal. Di Liga 1, pemahaman taktik dari seorang kiper adalah yang paling penting, kalau skill mungkin semua penjaga gawang sudah punya ciri khas nya masing-masing," tutur Nadeo.

"Saya rasa pelatih asing atau lokal tidak ada banyak perbedaan, saya pernah dilatih oleh Luizinho Passos, Andy Petterson, dan Hendro Kartiko. Hanya saja perbedaanya ada pada tingkat kedisiplinan dan variasi latihan," ucap Nadeo menambahkan.

Sementara itu, pelatih Nadeo musim lalu, Luizinho Passos, mengatakan jika pelatih kiper asing punya beberapa keunggulan. Pelatih kiper asal Brasil ini juga ingin para anak-anak asuhannya mampu menjadi kiper modern yang juga mahir dalam melakukan serangan.

"Kiper Indonesia yang dlatih pelatih kiper asing bagus karena dia punya pengalaman sekolah kiper dari pelatih lokal dan juga luar negeri. Contohnya saya yang memperkenalkan teknik kiper-kiper Brasil kepada kiper yang sudah punya pengalaman dilatih kiper lokal," kata Luiznho.

"Kiper modern harus aktif berpartisipasi dalam bertahan dan juga menyerang. Kiper modern juga kaki-kakinya harus aktif dan bisa menjadi bagian fundamental dalam taktikal tim," kata Luiznho.

Maraknya pelatih kiper asing di Indonesia menjadi sorotan beberapa pelatih kiper lokal, salah satunya Kurnia Sandy. Eks-pelatih kiper T-Team ini mengatakan jika secara kualitas antara pelatih asing dan lokal punya kelebihan dan kekurangan.

Senada dengan Luizinho, Sandy juga sepakat jika pelatih kiper asing punya ilmu yang bisa dibagikan dari negara asalnya. Sehingga menurut Sandy, hal itu bisa menambah wawasan kiper Indonesia yang belum bisa didapatkan dari pelatih kiper lokal.

"Pelatih kiper asing lebih diuntungkan dengan pengetahuan yang mereka miliki, mungkin karena di negara asalnya sepakbola sudah lebih maju dibanding di sini," ujar Sandy.

"Mengenai kualitas, sebenarnya sama saja, dan tiap pelatih punya cara yang berbeda dan juga  dari segi peralatan serta fasilitas dalam latihan. Namun begitu, pelatih lokal lebih diuntungkan karena paham karakter pemain dan kembali ke kultur orang Indonesia ketika pemain dilatih pelatih asing, mereka lebih menurut," kata Sandy menambahkan.

Kurnia Sandy sendiri merupakan pelatih kiper dengan level tertinggi di Indonesia. Ia mengantongi lisensi A AFC level 3 untuk pelatih penjaga gawang. Hal itu cukup menjadi sorotan, bahwa saja tak banyak pelatih kiper dengan lisensi mumpuni di Indonesia, dan tentunya hal itu bisa berpengaruh pada perkembangan pemain aktif untuk mengejar dari kemampuan kiper di level internasional.

Luizinho Passos - Persib BandungAlvino Hanafi

Dengan maraknya pelatih kiper asing yang masuk ke Liga 1, Sandy sebenarnya merasa miris. Ia mengkritik peran federasi terhadap pengembangan pelatih kiper di Indonesia yang dinilainya sudah teringgal jauh dibanding banyak negara Asia lainnya.

"Indonesia sangat tertinggal soal kepelatihan kiper dan ini sangat berpengaruh dengan semakin tergesernya peran pelatih kiper lokal oleh pelatih kiper asing. Meski demikian, ini juga bisa jadi motivasi buat pelatih kiper lokal agar bisa sekolah ke level tertinggi," kata Sandy.

"PSSI juga harus tegas dengan aturan pelatih kiper asing, dan lebih giat lagi menggelar kursus pelath kiper. Harus ada aturan bahwa lisensi pelatih kiper asing harus lebih tinggi dari pelatih kiper lokal," kata Sandy menambahkan.

Tentu masih ingat bagaimana Luis Milla mengorbankan slot pemain senior untuk posisi kiper pada Asian Games 2018. Kala itu, pelatih asal Spanyol tersebut seperti tak memiliki pilihan yang cukup sempurna di posisi penjaga gawang muda, hingga akhirnya lebih percaya ke kiper senior.

Kiper Timnas IndonesiaGoal

Terbaru, pelatih-manajer timnas Indonesia, Shin Tae-yong, juga menyoroti bagaimana kualitas kiper di Tanah Air. Mungkin secara reputasi nasional, Indonesia seakan memiliki banyak penjaga gawang bagus. Namun ketika berbicara dunia, dan perkembangan sepakbola modern yang mulai melibatkan kiper sebagai inisiator serangan, Indonesia masih belum bisa bersaing.

Perlu diingat bagaimana gawang Indonesia mudah dikoyak lawan pada Kualifikasi Piala Dunia 2022. Berulang kali Simon McMenemy, pelatih timnas saat itu, melakukan rotasi pada posisi penjaga gawang. Dari mulai Andritany, Wawan Hendrawan hingga Ridho Djazulie.

Kini, diakui Tae-yong, salah satu pekerjaan rumah tim pelatih di timnas adalah memoles para kiper. Bukan berarti kiper yang ada saat ini belum bagus, tapi ketika bicara level internasional, tentu ada taraf tertentu untuk bisa membawa Indonesia lebih bersaing.

Andritany Ardhiyasa - Timnas IndonesiaGOAL Indonesia
Iklan

ENJOYED THIS STORY?

Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

0