Tak butuh waktu lama untuk Bali United, menjelma menjadi klub super di tanah air. Hanya dalam waktu empat tahun, Serdadu Tridatu mampu menggetarkan persepakbolaan Indonesia.
Sebelum menjadi Bali United, kesebelasan tersebut dulunya bernama Persatuan Sepakbola Indonesia Samarinda (Persisam) yang merupakan eks tim Perserikatan dan Putra Samarinda dari Galatama.
Namun, pada 15 Februari 2015 Pieter Tanuri, mengambil alih Putra Samarinda, karena mengalami masalah keuangan. Ia pun memindahkan klub tersebut ke Pulau Dewata dan mengubah namanya menjadi Bali United.
Bali United berhak tampil di Indonesia Super League, yang merupakan kompetisi tertinggi tanah air, pada 2015. Akan tetapi, Indonesia terkena sanksi FIFA sehingga liga berhenti.
Ketika sanksi FIFA dicabut, Bali United mengikuti Indonesia Soccer Championship (ISC) A, pada 2016. Dalam perhelatan tersebut klub yang identik dengan warna merah itu menduduki peringkat 16.
Satu tahun berselang, Bali United yang dilatih Widodo Cahyono Putro, hampir saja menjadi juara Liga 1 2017. Sayang, gelar tersebut pupus karena mereka kalah head to head dari Bhayangkara FC.
Di tahun berikutnya, Bali United menjadi calon kuat juara. Lagi-lagi hal tersebut tidak terjadi karena Stefano Lilipaly dan kolega gagal tampil konsisten sampai akhir musim.
Goal IndonesiaDua kali gagal menjadi juara kompetisi, Bali United langsung berbenah di Liga 1 2019. Stefano Cugurra, yang pada musim 2018 membawa Persija Jakarta kampiun, didaratkan.
Keputusan untuk menghadirkan Cugurra, atau yang karib disapa Teco, rupanya sangat jitu. Lewat tangan dingin sosok asal Brasil itu, Bali United mampu mendaratkan gelar juara Liga 1 2019.
Beberapa bulan sebelum juara, Bali United melakukan gebrakan dengan menjual sahamnya ke publik. Mereka menjadi klub pertama di Asia Tenggara, yang melakukan hal tersebut.
Selain itu, Bali United juga klub yang rajin menyumbangkan pemain ke timnas Indonesia. Dalam setiap kali pasukan merah putih bertanding, pasti ada saja pilarnya yang dipanggil.
Bahkan, dalam Goal 25 ada lima pemain Bali United yang masuk. Kelima pemain tersebut adalah Wawan Hendrawan, Lilipaly, Fadil Sausu, Ilija Spasojevic, dan Ricky Fajrin.
Aspek lain yang membuat Bali United spesial dan layak dinyatakan klub super Indonesia adalah perhatian mereka pada bisnis, serta bagaimana mereka mengemas imej mereka ke masyarakat.
Alvino Hanafi / GoalHal modern dalam sepakbola, seperti kegiatan di luar lapangan demi mempromosikan klub, kreativitas tim media sosial, hingga ide untuk membuat tim eSports bernama Island Of Gods menjadi hal segar yang mereka hadirkan.
Bali United sangat progresif ketika berbicara bisnis, mereka membuat toko yang tentu bisa menjadi sumber pemasukan klub, restoran, hingga sarana bermain anak di kawasan Stadion Kapten I Wayan Dipta.
Pembinaan dan investasi akan pemain tak terlewatkan, mereka memiliki tim kelompok usia, dan berani memagari pemain dengan durasi kontrak panjang. Untuk mendapatkan pemain terbaik, Bali United juga berani melakukan proses transfer, seperti yang mereka lakukan pada Nadeo Argawinata, dari Borneo FC.
Tepat hari ini, Bali United merayakan ulang tahunnya yang kelima. Semoga di usia tersebut, Bali United terus bisa menjadi inspirasi dan mulai berbicara di level Asia.


