Lincah, cepat, dan tajam. Itu lah gambaran permainan dari pemain asal Papua, Osvaldo Ardiles Haay, saat beraksi di atas lapangan hijau. Permainannya semakin matang bersama Persebaya Surabaya pada musim lalu.
Dia pun kini dikenal sebagai salah satu pemain sayap paling berbahaya di Indonesia. Ketika Persebaya krisis striker murni, Osvaldo bisa ditempatkan di posisi tersebut, hasilnya pun bisa dibilang memuaskan. Karena dia mampu menjadi mesin gol bagi skuat yang kini dilatih Djadjang Nurdjaman itu.
Tercatat, dari 21 pertandingan yang dijalani pada Liga 1 2018, pemain kelahiran Jayapura, 17 Mei 1998, itu mampu melesakkan sepuluh gol dan menciptakan dua assist. Dia pun terpilih sebagai pemain muda terbaik Liga 1 musim lalu.
Sepanjang tahun lalu, Osvaldo kerap dipanggil untuk memperkuat timnas Indonesia U-23. Sayang, di masa akhir persiapan, dia tercoret dari skuat Asian Games 2018. Dia dinilai kalah bersaing dengan pemain sayap lainnya seperti Irfan Jaya dan Febri Hariyadi.
Kekecewaan memang menyelimuti perasaan mantan pemain Persipura Jayapura itu. Namun dia tidak lantas terlalu larut, hingga akhirnya terus membuktikan bahwa dirinya layak untuk dipanggil kembali ke timnas.

Hingga akhirnya, panggilan untuk memperkuat timnas U-22 datang pada tahun ini. Di bawah polesan pelatih Indra Sjafri, Osvaldo tetap menjadi salah satu pilihan utama di lini serang skuat Garuda Muda. Dia ikut berperan saat membawa timnas U-22 juara Piala AFF U-22 2019 pada akhir bulan lalu.
Bahkan, Osvaldo yang mencetak gol penentu kemenangan Indonesia di partai final melawan Thailand, yang saat itu menang dengan skor tipis 2-1.
"Tentunya saya sangat bangga mencetak gol di partai final, tapi ini bukan karena saya, namun karena kerja keras dari teman-teman semua," kata Osvado, setelah mengantarkan timnas U-22 menjadi juara.
Kepiawaian Osvaldo dalam mengolah si kulit bundar juga menyita perhatian klub dari luar negeri. Memang pada tahun ini banyak yang meminati jasanya. Dia pun sempat mengikuti trial selama sepuluh hari di klub asal Spanyol, CD Numancia.
Hingga akhirnya, dia memilih untuk tetap bertahan di Persebaya pada tahun ini. Meski mengakui, mendapatkan pengalaman yang luar biasa selama mengikuti trial di Numancia.
"Mereka (CD Numancia) sempat meminta saya balik ke Spanyol, tapi saya rasa saya lebih nyaman di Surabaya. Jadi, saya pilih kembali di Surabaya saja," ujarnya.
Pemilihan pemain yang masuk dalam daftar GOAL 25 adalah hasil penilaian tim redaksi dan koresponden Goal Indonesia, berdasarkan performa sang pemain sepanjang tahun 2018 bersama klub maupun timnas Indonesia. Simak terus daftar peringkat selengkapnya siapa saja yang terpilih dalam 25 pemain terbaik Indonesia versi Goal!
Goal Indonesia

