Giulio Maggiore adalah pemain populer para manajer dalam Fantasy Football di Italia.
"Mereka terkadang mengirimi saya pesan di sosial media untuk berterima kasih kepada saya karena mendapatkan peringkat dan poin yang bagus," ungkapnya dalam wawancara ekslusif dengan Goal. "Bagus. Untungnya, saya tidak mendapatkan banyak hinaan!"
Itu tidak mengherankan: Maggiore bukanlah pemain mahal, tetapi berkualitas tinggi, konsisten dalam starting line-up Spezia dan, dengan demikian, sumber poin yang dapat diandalkan.
Namun, bukan hanya pemain Fantasy Football yang mengapresiasi konsistensi pemain berusia 23 tahun itu; Maaggiore adalah impian seorang manajer dalam kehidupan nyata.
Memang, ada alasan mengapa ia menjadi kapten termuda di Serie A. Ia memancarkan kelas dan ketenangan di lapangan, tetapi di luar itu Maggiore juga mengesankan.
Dia hangat, menarik dan berbicara dengan penuh kedewasaan di usianya tersebut. Anda mendapatkan kesan bahwa ia juga selalu seperti ini.
Maggiore pasti tidak pernah terhindar dari situasi untuk membuat keputusan besar.
Berasal dari Spezia, ia dijemput oleh klub kota kelahirannya saat masih kecil, tetapi pindah ke AC Milan pada usia 14 tahun.
Ia tahu bahwa ini adalah kesempatan luar biasa untuk membuat langkah yang signifikan agar mewujudkan mimpinya menjadi pesepakbola profesional.
Tapi ada satu masalah: ia tidak bahagia. Masalah cedera tentu saja jadi momok terbesar, tetapi ada persoalan yang lebih dari itu.
"Itu adalah situasi yang lebih besar dari saya," ungkapnya. "Dalam diri saya, saya merasa tidak bahagia."
"Memikirkannya sekarang, saya dapat mengatakan bahwa saya tidak bisa memperbaiki diri dan mungkin cedera adalah akibat dari fakta bahwa, secara mental, saya tidak fokus."
"Saya pikir itu semua adalah konsekuensi dari kenyataan pada waktu itu. Saya tidak memikirkan sepakbola."
"Jadi, setelah dua bulan, saya kembali ke rumah dan langsung kembali ke Spezia."
Dan ia sudah ada di sana sejak saat itu.
Maggiore menandatangani kontrak profesional pertamanya pada April 2016 dan melakoni debut profesionalnya pada September tahun itu, dalam pertandingan Serie B melawan Trapani, pada usia 18 tahun.
Pada akhir musim, ia menjadi pemain reguler tim utama dan menerima panggilan untuk Piala Dunia U-20 di Korea Selatan.
Namun, sekali lagi, Maggiore merasa harus membuat keputusan besar, untuk melakukan yang benar.
Dia sudah melewatkan banyak sekolah karena bermain di divisi dua dan ia tidak ingin merusak harapannya untuk lulus, jadi ia menolak kesempatan untuk mewakili negaranya di turnamen internasional besar.
"Mereka memberi tahu saya dua bulan sebelumnya bahwa saya akan dipanggil untuk U-20 dan mereka bertanya kepada saya, 'Bagaimana kabarmu?'," jelasnya.
"Saya telah belakar selama lima tahun dan sekolah saya sangat baik kepada saya karena saya bermain di Serie B dan sering absen, jadi saya memutuskan untuk tidak pergi ke Piala Dunia dan malam melakukan esame di maturiza [ujian sekolah]."
"Saya sedih karena harus memutuskan itu. Tetapi tim nasional membiarkan saya bebas memlih dan mereka sangat baik serta pengertian."
"Saya setahun lebih muda dari semua pemain lain dan saya berpikir untuk melakukan apa yang benar untuk saya. Saya pikir itu adalah keputusan yang tepat karena saya menyelesaikan studi saya."
Mengambil keputusan itu tentu saja tidak menghalangi perkembangannya; tapi jika ia tampil di Piala Dunia, itu juga akan membantunya untuk meningkat.
Maggiore terus berkembang, baik sebagai pemain maupun secara pribadi, dan ketika saatnya tiba bagi Spezia memilih kapten baru setelah kepergian Claudio Terzi pada musim panas 2021, gelandang serba bisa itu adalah pilihan yang jelas dan populer.
Memang, pada saat itu, ia telah membuat lebih dari 100 penampilan untuk klub dan memainkan perna penting dalam promosi bersejarah mereka ke Serie A pada Agustus 2020.
Maggiore, seorang gelandang serba bisa yang posisi favoritnya adalah di sisi kiri, juga telah menunjukkan bahwa ia termasuk dalam level tertinggi sepakbola Italia, unggul dalam tim yang dilatih secara ahli oleh Vincenzo Italiano yang finis di urutan ke-15 pada musim pertama mereka di kasta tertinggi.
Tetap saja, menjadi kapten klub lokal bisa menjadi hal yang menakutkan. Tidak banyak yang melakukannya. Tapi hal ini sering menjadi sejarah.
Namun, untuk seorang yang menganggap legenda Liverpool Steven Gerrard adalah idola masa kecilnya, mungkin tidak mengejutkan bahwa Maggiore menyukai peran itu, bahkan jika ia mengakui kekalahan dan penurunan performa berpengaruh sangat banyak dalam dirinya.
"Saya dari La Spezia, jadi wajar jika ada lebih banyak tekanan," katanya. "Ada banyak hal yang harus coba dikendalikan, tidak hanya di dalam lapangan tetapi juga di luar, ketika membantu pemain lain."
"Anda merasa bertanggung jawab dalam banyak situasi. Ketika segala sesuatunya tidak berjalan dengan baik, Anda merasa bertanggung jawab untuk berbuat lebih banyak."
"Namun, menjadi kapten adalah sesuatu yang memberi saya kepuasan dan kegembiaran yang luar biasa. Memimpin klub kampung halaman Anda adalah sesuatu yang tidak banyak orang berhasil lakukan."
"Jadi, menjadi kapten Spezia sebagai Spezzino membuatnya bernilai dua kali lipat bagi saya."
Kemenangan jelas lebih berarti juga.
Spezia menjalani awal yan sulit musim ini. Penerus Italiano, Thiago Motta, dikatakan berada di ambang pemceatan ketika tim melakukan perjalanan ke Genoa pada 9 Januari untuk derby Liguria, itu merupakan laga penuh tekanan mengingat keduanya berada di zona degradasi.
Namun, Spezia menang di Luigi Ferraris, dan kemudian mengejutkan AC Milan di San Siro pada akhir pekan berikutnya sebelum menjadikannya tiga kemenangan beruntun di Serie A dengan menaklukan Sampdoria di pertandingan terakhir mereka.
"Kami adalah tim yang terus berkembang," kata Maggiore. "Kami mulai dengan kesulitan besar, jelas, setelah banyak berubah di musim panas."
"Tapi kami telah mencapai posisi kami hari ini dengan semua orang tumbuh perlahan tapi pasti."
"Saya pikir pertandingan terakhir sangat fantastis, dengan tiga kemenangan berturut-turut, yang belum pernah kami lakukan sebelumnya. Kami mendapatkan hasil yang kami harapkan selama ini dan kami ingin maju seperti ini."
"Kami tidak pernah memikirkan hal lain yang terjadi di luar lapangan. Kami selalu memberikan yang maksimal di setiap pertandingan."
Maggiore jelas menikmati bermain di bawah asuhan Motta, yang telah lama diperlakukan dengan skeptis, tentang sistem 2-7-2-nya, namun ia baru saja dinobatkan sebagai Manajer Terbaik Serie A bulan ini.
"Ia sedikit berbeda dengan pelatih lain karena tidak memiliki formasi yang tepat," klaim Maggiore.
"Dia berpikir bahwa setiap pemain dapat menginterpretasikan beberapa peran tergantung pada permainan. Dia dapat membuat banyak perubahan dari pertandingan sebelumnya."
"Tapi ia ingin kami selalu memainkan sepakbola yang bagus, mulai dari penjaga gawang, dan saya merasa baik dalam sistem ini. Beberapa bulan terakhir ini memuaskan dan positif."
Getty/GOALJelas membantu bahwa Motta adalah seorang gelandang tengah yang terkenal, yang biasa ditonton oleh Maggiore selama pemain internasional Italia itu bermain di Inter Milan.
"Dia adalah pemain yang luar biasa," Maggiore antusias. "Jadi awjar ketika ia berbicara, Anda mendengarkan dan memperhatikan."
"Sama dengan semua orang, tetapi mungkin sebagai gelandang tengah, kami memiliki hubungan yang lebih langsung. Saya hanya mencoba untuk menerima semua yang ia katakan."
"Tentu saja, Italiano, tanpa diragukan lagi, dasar dari perkembangan saya. Ia membantu meningkatkan kecepatan dan agresivitas. Saya merasa bagus bermain di bawahnya."
"Tapi saya menikmati tahun ini juga karena Thiago Motta menanyakan hal yang sama kepada saya."
Dengan Italiano sekarang unggul di Fiorentina, hamir tak terelakkan bahwa Maggiore akan mulai dikaitkan dengan kepindahan ke Artemio Franchi.
Lagi pula, ia hanya memiliki 18 bulan tersisa dari kontraknya dan Spezia mungkin merasa sudah waktunya menguangkan pemain yang juga telah dikaitkan dengan Bologna, Roma dan Inter itu.
Bagaimanapun, Maggiore dengan sopan tapi cekatan menepis pembicaraan tentang transfer. Seperti yang diharapkan dari seorang kapten sejati, ia hanya fokus pada kelangsungan hidup di Spezia di Serie A.
"Keselamatan adalah tujuan yang paling penting bagi saya saat ini, untuk memikirkan apa yang mungkin terjadi di musim panas," tegasnya.
Getty/GOALMaggiore sedikit lebih terbuka ketika datang ke tim nasional, mengakui bahwa itu adalah mimpinya untuk mewakili Gli Azzurri.
Namun, sikap tenangnya sekali lagi terpancar dalam tanggapannya, ketika dia berkata: "Mereka memanggil pemain yang pantas dipanggil, mereka yang bermain bagus secara konsisten di klub mereka, tapi saya pikir saya pemuda, yang masih berkembang."
"Mungkin saya akan memiliki kesempatan untuk mewujudkan mimpi ini, tetapi perlahan, tanpa memberikan tekanan pada diri saya sendiri."
Kedewasaan benar-benar mengesankan, dan begitu pula semangatnya untuk Spezia.
Tidak sulit untuk percaya bahwa ia mengatakan yang sebenarnya ketika mengatakan bahwa semua yang ia pikirkan saat ini adalah memastikan rekan-rekannya tetap siap.
Maggiore mungkin telah memberi mereka banyak hal selama beberapa tahun terakhir, tetapi jelas ia tidak akan pernah melupakan cara mereka menyambutnya kembali dengan tangan terbuka bertahun-tahun yang lalu.
"Jelas, ketika Anda berada di Milan, biasanya ada lebih banyak kemungkinan untuk mengembangkan karier Anda daripada di Serie B seperti Spezia, tetapi, untungnya, karena sifat petualang saya, saya pikir saya selalu berkambang," katanya.
"Dan berkat kepercayaan serta dukungan dari Spezia, saya berhasil mencapai posisi ini, dan menjadi diri saya hari ini."
Memang, Maggiore bukan hanya favorit di Fantasy Football, ia adalah salah satu pahlawan kampung halaman yang langka tapi sangat nyata.


