Juventus benar-benar dalam posisi rawan saat ini. Mereka telah menerima hukuman pengurangan 15 poin, hingga terjun bebas di tabel klasemen.
Pengurangan poin tersebut dilakukan karena pemalsuan laporan keuangan. Kini, poin Juventus bisa kembali dikurangi 15 poin, akibat pemalsuan gaji.
Media asal Italia, Corriere dello Sport, melaporkan bahwa Federal Prosecutor’s Office yang memeriksa kasus ini, meminta hukuman tambahan untuk Juventus.
Kasus detailnya adalah, Juventus telah melakukan 'kesepakatan' tersembunyi pada musim 2019/20 dan 2020/21 bersama pemain.
Penyelidikan juga nampaknya akan dilakukan kepada para pemain yang masuk dalam kesepakatan tersebut. Paulo Dybala, eks Juventus yang kini di AS Roma, turut mengakui.
“Kami seharusnya menerima gaji tiga bulan, pernyataan itu tidak mencerminkan apa yang terjadi,” kata Dybala, menurut beberapa media Italia, termasuk Calciomercato, via football Italia.
“Usulannya adalah untuk memberikan gaji hingga empat bulan, tetapi kami para pemain tidak setuju. Kesepakatannya adalah kami akan menerima gaji untuk tiga bulan lagi pada musim berikutnya, dan yang diberikan hanya satu," ucapnya.
Saat Serie A ditangguhkan karena Covid-19 pada 2020, Juventus dan pemainnya mencapai kesepakatan gaji yang dijelaskan dalam siaran pers resmi sebagai keringanan gaji empat bulan. Namun, para pemain Juventus diduga menolak gaji mereka selama empat bulan, yang juga membantu meringankan pernyataan tersebut secara signifikan.


