Gavi Yusuf Demir Alejandro Balde Barcelona GFXGetty/Goal

Gavi, Demir & Wonderkid Barcelona Yang Mengesankan Selama Pramusim

Koneksi baru Barcelona asal Belanda, Frenkie de Jong dan Memphis Depay mungkin telah menjadi berita utama usai kemenangan pramusim 3-0 atas Stuttgart akhir pekan lalu, namun ada daya tarik lainnya dari laga tersebut yakni kemunculan bakat-bakat baru dari La Masia.

Kemenangan di Jerman menyoroti performa menjanjikan dari beberapa pemain akademi, yang bakal bisa diandalkan oleh Barca di tengah krisis finansial yang sedang mereka alami.

Ronald Koeman sudah menguji beberapa pemain muda di musim pertamanya sebagai pelatih Blaugrana. Selain mengharapkan Pedri, Oscar Mingueza dan Ronald Araujo untuk terus berkembang, ia sekarang memiliki sejumlah bintang muda yang siap diorbitkan.

Salah satu yang menonjol sejauh ini adalah Pablo Paez Gavira, atau yang dikenal sebagai Gavi.

Dengan nama julukan seperti itu, perbandingan dengan Xavi Hernandez tidak bisa dihindari, namun permainannya tidaklah identik dengan mantan kapten Barca tersebut, meski keduanya adalah gelandang tengah, beroperaso di salah satu dari dua peran 'interior' di depan gelandang bertahan.

Kemunculan Gavi bukanlah kabar baik bagi sesama bintang lokal, Riqui Puig, kendati mampu mencetak gol lawan Stuttgart. Koeman tidak terlalu menyukai pemain asli Catalunya itu, dan persaingan untuk mendapatkan posisi di lini tengah terus memanas.

Keunggulan Gavi dari Puig adalah dalam pengambilan keputusan dan ketenangannya saat menguasai bola, dan dengan cara itu pemain berusia 16 tahun tersebut mengingatkan kita pada Pedri, setahun yang lalu.

Koeman menaruh kepercayaan pada pemain asal Kepulauan Canaria itu selama pramusim dan Pedri - 17 tahun - tidak menyia-nyiakan kesempatan, tampil tidak seperti bocah seusianya. Gavi pun sama, menunjukkan kepercayaan diri dan kedewasaan serupa.

Gavi Barcelona GFXGetty/Goal

Ia juga tampaknya telah menguasai gerakan Lionel Messi-esque, yang bisa tiba-tiba mengecoh penjaganya. Gerakan lari Gavi tidak ortodoks dan, bersama dengan kelincahan dan keseimbangan yang mengesankan, membuat pergerakannya sulit ditebak.

Itu membuatnya bisa menghindari lawan saat mereka menekan, sesuatu yang semakin penting dalam permainan modern. Gavi menerima bola di antara garis dan memiliki sentuhan pertama yang bagus yang memungkinkannya untuk maju ke depan dan memulai serangan dari belakang, juga tidak membatasinya untuk menerobos masuk ke area penalti.

Hebatnya lagi, seperti halnya Pedri, ia sepertinya sudah bisa mendikte permainan dan kecepatan tim. Pada titik ini, akan lebih mengejutkan jika Koeman tidak memberinya kesempatan debut tim utama kepada Gavi musim ini.

Barcelona tidak mendapatkan target lini tengah No.1 mereka, Georginio Wijnaldum pada musim panas ini dan, meski pun tipe Gavi berbeda, tapi ada kesempatan baginya untuk membuktikan diri. Biasanya sulit untuk memprediksi apakah para pemain muda, bahkan yang sangat berbakat, akan berhasil di level atas, tetapi Gavi tampaknya ditakdirkan untuk bersinar untuk tahun-tahun yang akan datang.

Bersama dengan Pedri dan De Jong, ada potensi bagi lini tengah Barcelona membentuk trio baru yang bisa menyaingi tiga serangkai Xavi-Andres Iniesta-Sergio Busquets selama 10 tahun ke depan. Akan membutuhkan keberuntungan dan kesabaran untuk mencapai itu, namun setidaknya pramusim ini bisa menjadi tolok ukur.

Gavi adalah yang paling menjanjikan dari jebolan terbaru La Masia, tapi ia tidak sendirian yang memikat perhatian. Alejandro Balde, misalnya, juga tampil impresif sebagai bek kiri di tengah absennya Jordi Alba, dan sekarang mendapat panggilan dari Koeman.

Pemain berusia 17 tahun itu memperbarui kontraknya hingga 2024 pada awal musim panas ini, dan dengan permainan dinamisnya membuat Barcelona kaya akan opsi di masa depan.

Alejandro Balde Barcelona GFXGetty/Goal

Dengan kepergian Junior Firpo ke Leeds United, Koeman diperkirakan akan menggunakan Sergino Dest sebagai bek kiri jika Alba cedera atau terkena sanksi musim ini, namun pemain internasional Amerika Serikat itu mengawali musim panas dengan lamban dan untuk itu, ada peluang bagi Balde menegakkan kakinya di tim senior.

Lalu ada Nico Gonzalez, 19, yang bermain solid sebagai pengganti peran Busquets. Ia tampil bagus dalam peran yang tidak mudah untuk dijalankan bagi para pemain muda.

Gonzalez dikaitkan dengan Manchester City sebelum menandatangani kontrak baru pada Mei lalu, dan sejauh ini ia hanya sekadar diproyeksikan sebagai pelapis Busquets. Hanya saja, ada keyakinan bahwa ia bisa menggusur sang senior dalam waktu dekat.

Berbeda dengan Gonzalez, kontribusi pendatang baru Yusuf Demir lebih jelas termasuk golnya ke gawang Stuttgart, yang datang usai meneruskan aksi bagus Memphis dan Antoine Griezmann.

Penyerang Austria, yang tiba dengan status pinjaman dari Rapid Wina, dengan Barca memiliki opsi untuk membelinya secara permanen seharga €10 juta pada musim panas tahun depan, telah menyuguhkan beberapa momen ajaib.

"Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan, saya berharap untuk tetap bersama tim utama, saya sangat senang," kata pemain berusia 18 tahun, yang dijuluki 'Messi Austria' di tanah kelahirannya, setelah menang atas Stuttgart.

Dengan absennya Ousmane Dembele selama berbulan-bulan, Messi belum kembali ke skuad dan Alex Collado siap untuk pergi dengan status pinjaman, keinginan Demir bisa saja terwujud.

Pemain Barca B, Collado juga tampil bagus, tapi pada usia 22 tahun, sang gelandang serang sangat membutuhkan menit bermain lebih banyak dan melihat hal itu sukar didapatnya di Camp Nou musim ini. Ia mendapat izin untuk pindah ke klub lain dengan status pinjaman, Club Brugge kemungkinan jadi tujuannya.

Sesama lulusan La Masia, Ilaix Moriba masih dibekukan dari tim karena perselisihan kontraknya dengan klub, meski pun namanya dimasukkan ke dalam daftar skuad Barca B untuk kamp pelatihan Vall d'en Bas mereka pekan ini, sehingga situasinya bisa mencair.

Jika sang gelandang menandatangani kontrak baru dan bergabung kembali dengan tim utama, persaingan untuk mendapatkan tempat akan semakin ketat.

Terlepas dari itu, setelah masa tandus, ini adalah saat-saat yang menyenangkan bagi fans La Masia dan Barcelona, yang sekali lagi bisa berharap akan munculnya bakat-bakat lokal untuk memperkuat skuad musim ini, ketimbang jor-joran mendatangkan nama-nama besar yang terbukti sulit menyatu dengan DNA klub beberapa tahun terakhir.

Para pemain muda akan mendapatkan kesempatan, dan dari sana, masa depan mereka bisa terlihat.

Iklan