Di Barcelona, mereka sudah lama tahu bahwa Gavi ditakdirkan untuk berhasil.
"Dia salah satu yang terpilih," kata orang-orang yang dekat dengan klub. Tidak ada keraguan Gavi bakal menembus tim utama Barca pada waktunya.
Tapi, mengingat dia mulai memantapkan diri pada usia 17 tahun, grafik kebangkitannya terbilang mengejutkan.
Biasanya butuh waktu lebih lama bagi orang luar untuk menyadari bahkan untuk talenta muda terbaik La Masia, tapi pelatih Ronald Koeman dan Luis Enrique sudah bikin Gavi mulai jadi pusat perhatian musim ini dan dia telah menikmati sinarnya.
Perhatian penonton LaLiga tercuri selama debut Gavi di Barca, mengesankan bahkan ketika tim tampil jelek. Yang bikin kaget, pemanggilannya ke timnas Spanyol. Luis Enrique tidak menunjukkan rasa takut untuk memasukkannya untuk semi-final UEFA Nations League.
Dalam video pemanggilan pemain, Enrique mengacungkan kartu FIFA 22 untuk nama skuad dan Gavi masih dinilai rendah yakni 66 dari 99. Jelas, angka itu tidak akan bertahan dalam waktu lama.
Gavi langsung menjadi buah bibir dengan performa dominan melawan juara Eropa Italia di semi-final. Berhadapan dengan gelandang Paris Saint-Germain, Marco Verratti–pemain yang dia kagumi–, ia terbilang memenangkan pertarungan.
Sementara pada laga final melawan Prancis, ia kembali menunjukkan penampilan yang solid, meski sebagai bagian dari kekalahan 2-1 melawan pemenang Piala Dunia 2018 tersebut.
“Dia bermain seperti di taman bermain sekolah atau di taman belakang rumahnya, dan bagus bagi kami untuk memiliki pemain dengan kualitas dan kepribadian ini,” ucap Enrique.
Melalui Sky Sports, Jamie Redknapp bercanda bahwa akta kelahirannya harus diperiksa.
Bahkan, sudah ada panggilan baginya untuk menjadi starter reguler di Barcelona bersama Pedri Gonzalez di lini tengah. Meski cedera sang kompatriot lah yang mendorong klub dan pelatih timnas untuk memberinya tempat.
“Dalam waktu yang sangat singkat, Gavi menunjukkan bahwa dia berhak memiliki tempat di tim utama,” kata Koeman.
Melawan Italia, Gavi bermain selama 83 menit, lebih banyak dari penampilan sebelumnya untuk Barcelona. Ia memang masih belum dipercaya tampil penuh bersama klub raksasa Katalunya.
Hal itu membuktikan seberapa cepat perkembangannya, menjadi pemain Spanyol termuda dan memecahkan rekor sebelumnya yang dibuat pada 1936 atas nama Angel Zubieta.
Penampilan Gavi dan Pedri mengingatkan aksi gelandang legendaris Barcelona Xavi Hernandez dan Andres Iniesta. Sebagian besar berpikir tidak mungkin bagi Barcelona untuk menghasilkan dua pemain sebagus dua nama yang disebut terakhir, tapi sekarang kemungkinannya jadi berbeda.
Fakta bahwa pada usia 17 dan 18, Gavi dan Pedri telah menonjol, sama seperti Xavi dan Iniesta dalam usia tersebut.
Pedri telah meneken kontrak baru hingga 2026. Berita terbaik yang dirilis klub sejak Joan Laporta mengambil alih pada bulan Maret.
Sementara itu, gaya bermain Gavi menandai dirinya sebagai calon pemimpin generasi penerus Barcelona.
Berbeda dengan Pedri yang dingin dan teliti, Gavi punya lebih banyak api dalam permainannya. Kerap jadi sasaran tekel, Gavi menghibur para pendukung Camp Nou bahkan ketika tim tertinggal 2-0 dalam kekalahan di Liga Champions dari Bayern Munich beberapa waktu lalu.
Agresivitas ini adalah bagian dari gaya main Gavi dan mungkin merupakan bagian dari alasan Enrique merasa cukup percaya diri untuk memainkannya melawan Italia.
Gavi tanpa rasa takut akan memberikan performa maksimal. Meski posturnya mungil, dia hebat dalam merebut kembali bola dari lawan alias mengembalikan penguasaan bola.
Itu bikin Gavi menjadi gelandang modern dan, seperti Pedri, etos kerjanya luar biasa. Tidak lagi cukup untuk menjadi mewah pada bola, gelandang modern dituntut memiliki “paru-paru lebih” untuk menyerang dan bertahan.
Tentu, Gavi tidak menghindari seni permainan yang lebih baik dan merupakan penggiring bola yang sangat baik dan enak ditonton. Improvisasi dengan merancang ruang kosong dan terampil di lapangan, yang membuat para pemain bertahan lawan was-was.
Yang paling penting bagi fans Barcelona, Gavi adalah lambang bagaimana mereka percaya bahwa sesuatu harus dilakukan untuk makin mengasah calon bintang masa depan klub.
Di saat klub terbebani oleh utang dari kedatangan pemain dengan nama besar dan gagal, Gavi tiba dari akademi Betis pada usia 11 tahun dan telah menjalani kariernya hingga titik ini.
Melihatnya melambung melepaskan ketegangan yang tertahan di dada Barcelona. Masalah ekonomi dan kekusutan manajemen memudar.
Gavi ada representasi harapan dan awal yang baru di tengah kekecewaan berlapis dari setengah dekade terakhir masih mengalir di klub.
Ya, Gavi akan mewakili start ulang Barcelona.


