Cody Gakpo Liverpool 2022-23Getty Images

Enam Laga, NOL Gol - Pantaskah Cody Gakpo Gantikan Roberto Firmino Di Liverpool?

Enam pertandingan, tanpa gol, satu kemenangan dan tiga kekalahan. Dapat dikatakan bahwa awal kehidupan Cody Gakpo di Liverpool sangat sulit.

Di mana para pemain di masa lalu - Luis Diaz atau Diogo Jota, misalnya - datang dan dengan cepat memberikan dampak pada tim, tapi pemain asal Belanda itu, yang didatangkan dari PSV pada Januari dengan biaya awal £37 juta, sebenarnya tiba di tim yang compang-camping dan mengalami penurunan, yang makin jelas terlihat setiap pekan demi pekan.

Kekalahan akhir pekan lalu di Wolverhampton Wanderers menandai titik terendah baru yang dialami klub. Itu membuat The Reds mendekam di posisi ke-10 di Liga Primer Inggris musim ini, tersingkir dari dua piala domestik dan hanya meraih satu kemenangan dalam tujuh pertandingan di semua kompetisi. Sebuah klub yang dalam krisis? Pasti terasa seperti itu, bahkan Jurgen Klopp pun dalam hatinya akan sependapat.

Sedikit yang berfungsi sebagaimana mestinya di Anfield sekarang. Pertahanan Liverpool sangat rapuh dan lini tengahnya amburadul. Kehadiran Stefan Bajcetic, gelandang berusia 18 tahun, dan Naby Keita, yang kontraknya tinggal empat bulan lagi, memberikan gambaran bagi Anda tentang situasi lini tengah mereka.

Namun, mungkin yang paling mengkhawatirkan adalah penurunan ketajaman Liverpool. Jika mengabaikan kemenangan 9-0 atas Bournemouth pada Agustus lalu, mereka cuma mampu mencetak 25 gol dalam 20 pertandingan di liga musim ini - sama banyaknya dengan Aston Villa dan lebih sedikit dari Leeds United yang berjuang di papan bawah.

Cody Gakpo Liverpool 2022-23Getty Images

Badai cedera tentu berpengaruh. Jota hanya tampil delapan kali dan Diaz hanya 12 kali, sementara Roberto Firmino tidak bermain secara kompetitif sejak November karena masalah betis. Darwin Nunez juga melewatkan enam pertandingan, meski tiga di antaranya karena skorsing.

Mohamed Salah, kemudian, telah menjadi penyerang yang konstan, dan bahkan pemain Mesir itu telah berjuang untuk mempertahankan standarnya yang setinggi langit. Ia adalah pencetak gol terbanyak klub dengan 17 gol di semua kompetisi, tetapi hanya mencetak tiga gol dalam 11 pertandingan terakhirnya, dan terlihat semakin lelah oleh kekacauan yang terjadi di sekitarnya akhir-akhir ini.

Orang-orang kemudian merasa, Gakpo, yang baru bergabung dan langsung menjadi bagian dari starting XI yang selalu berubah dari minggu ke minggu, diharapkan bisa membawa perubahan. Tapi tidak semudah itu, ini adalah tim Liverpool yang tidak seperti kita kenal sebelumnya.

"Situasi yang sulit," adalah bagaimana Gakpo menggambarkan situasinya minggu ini, dengan pernyataan yang mengejutkan. Pemain berusia 23 tahun itu telah menjadi starter dalam enam laga terakhir, dan diyakini akan menjalani peran serupa dalam derbi Merseyside lawan Everton di Anfield pekan ini. Betapa ia ingin sekali melepaskan dirinya dari tekanan besar dalam periode sulit yang dialami klub.

Mohamed Salah Cody Gakpo Liverpool 2022-23Getty Images

Klopp, pada bagiannya, dengan cepat memuji anak baru itu meski pun sejauh ini belum mampu memenuhi ekspektasi untuk mencetak gol. "Saya sangat senang," kata bos The Reds pada akhir bulan lalu. Gakpo, tegasnya, adalah seorang finisher yang "sensasional", yang etos kerja dan kontribusi defensifnya "luar biasa". Untuk menilainya cuma berdasarkan beberapa pertandingan tidaklah adil menurutnya.

Ia benar, tentu saja, dan pasti ada sekilas keyakinan mengapa Klopp, bersama dengan direktur olahraga Julian Ward, sangat ingin membawa Gakpo ke Merseyside, dan mengapa staf pelatih percaya ia bisa menjadi pemain penting bagi klub di tahun-tahun mendatang.

Tapi rekrutan Liverpool untuk lini depan, secara umum, biasanya mampu memberikan dampak langsung. Salah dan Sadio Mane sama-sama mencetak gol pada debut mereka dan tidak pernah mengalami kemunduran sejak itu. Nunez langsung melakukan banyak hal, Jota mencetak gol dalam penampilan pertamanya di Anfield, dan setahun yang lalu Diaz, energik dan positif, ditempatkan langsung ke tim yang mengejar begitu banyak prestasi.

Gakpo berbeda. Ia terlihat seperti tipe pemain yang berbeda, sebagai permulaan. Ia bukan pemain yang menonjol dalam hal kecepatan dan dinamisme, lebih banyak berbicara tentang sentuhan dan gerakan. Ia terliaht lebih sebagai pengganti Firmino ketimbang Salah, Mane atau Diaz, bahkan jika ia sendiri yakin bahwa posisi terbaiknya saat ini adalah di sisi lebar lapangan.

"Saat ini bagi saya, saya suka bermain di sayap kiri karena saya bermain di sana selama empat tahun jadi itu yang biasa saya lakukan," katanya kepada Walk On, e-magazine resmi Liverpool. "Tapi mungkin saya akan berkembang lebih baik di posisi lain dan kemudian bermain di sana."

"Saya bermain di tengah di Piala FA melawan Wolves dan melawan Chelsea. Saya menyukainya. Lebih banyak berada di tengah berhadapan dengan gawang. Saya belum terbiasa jadi saya harus berkembang di posisi itu."

"Saya tidak tahu apakah saya akan terus bermain di sana, tetapi [mantan manajer Belanda] Louis van Gaal mengatakan kepada saya bahwa saya akan terus bermain di tengah jadi mungkin saya akan melakukannya."

Cody Gakpo Louis van Gaal Netherlands 2022Getty Images

Keserbagunaan Gakpo, GOAL memahami, adalah salah satu alasan mengapa Liverpool mengincarnya sejak awal, tetapi melihat gaya permainannya dan opsi lini depan The Reds saat ini, rasanya peran sentral akan cocok untuknya di lini depan.

Ia selalu mencetak gol dan menciptakan peluang, namun di PSV ia membuat langkah besar dalam hal kesadaran posisi dan pergerakan tanpa bola, bahkan mempekerjakan pelatih taktik pribadi untuk meningkatkan permainannya dalam penempatan dan pemahamannya akan posisi.

Di Liverpool, asa itu masih ada. Klopp berharap Jota dan Firmino kembali berlatih penuh minggu ini, sementara Diaz diharapkan kembali beraksi pada Maret. Jika mereka bisa memiliki semua penyerang secara fit, maka The Reds akan memiliki amunisi lini depan yang sangat luar biasa dan beragam seperti sebelumnya.

Namun, dalam jangka pendek, mereka akan senang jika Gakpo bisa rutin mencetak gol dan memberikan dampak besarnya, seperti yang sudah dibuktikannya di PSV. Dan di mana dan kapan saat yang tepat untuk membuktikannya kalau tidak di Anfield saat lawan Everton, Selasa (14/2) esok, bukan?

Iklan

ENJOYED THIS STORY?

Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

0