LIPUTAN ADITYA WAHYU PRATAMA DARI ACEH
Indonesia harus puas menjadi runner-up Aceh World Solidarity Cup (AWSC) 2017 usai ditundukkan Kyrgyzstan dengan skor 1-0 di stadion Harapan Bangsa, Aceh (6/12). Indonesia hanya mengumpulkan enam angka dari tiga laga.
Pelatih asal Spanyol, Luis Milla mengaku mendapat banyak pelajaran dari tim yang bermain seperti Kyrgyzstan. Meskipun menurutnya Evan Dimas dan kawan-kawan tidak kalah kelas bila dibandingkan dengan mereka.
"Kyrgyzstan bermain sangat kompetitif. Mereka punya pemain yang sangat tangguh di areanya, tinggi besar dan bertahan sangat baik. Ketika menyerang mereka bisa melukai kita. Kami menghadapi lawan yang kuat dan ketika menghadapi lawan yang seperti ini kita harus mencari solusi yang lebih cepat," ujarnya pasca laga.
"Dalam beberapa kesempatan kita bisa menyerang mereka, tetapi tidak bisa terjadi gol. Tetapi disini konklusinya adalah positif. Kita masih harus terus belajar lagi."
Selain itu, Milla memuji mentalitas anak asuhnya yang tetap mencoba segala cara di sisa waktu yang ada. Meskipun hasilnya tetap tidak sesuai harapan.
"Tadi kita melakukan dua pergantian ofensif, kita mencoba untuk menekan dan disitulah saya rasa mental mereka sangat kuat. Mereka pantang menyerah mereka dan tidak ada satu pemain pun yang saya lihat di lapangan, menurunkan tangannya atau menyerah. Sampai detik akhir kita selalu percaya kita bisa memenangkan pertandingan," imbuhnya.
Selain itu, eks pelatih Spanyol U-21 tersebut merasa mendapatkan keinginannya selama berlaga di AWSC. Nyaris seluruh penggawa bermain kecuali Bagas Adi Nugroho serta dua kiper, Awan Setho dan Kartika Ajie.
"Saya senang dari pertandingan hari ini kita mendapatkan banyak analisis (kekurangan) karena ini seperti laga final ada tekanan di sana. Saya merasa kita melakukan turnamen yang sangat bagus. Kita sudah mendapatkan apa yang kita inginkan dari pemain," pungkasnya. (gk-62)

