Sepakbola Brasil melakukan sesuatu yang benar dalam hal memproduksi penyerang sayap.
Baik Vinicius Junior dan Rodrygo telah dengan mulus menembus skuad utama Real Madrid, namun talenta terbaik berikutnya mungkin akan segera muncul.
"Ia anak dengan bakat luar biasa," ata mantan pemain internasional Brasil, Bebeto kepada Correio Brasiliense saat membahas bakat pemain sayap Palmeiras yang berusia 18 tahun, Gabriel Veron.
"Saya mencari lebih banyak informasi tentangnya dan saya terkesan begitu saya melihatnya mengenakan nomor 7 yang menghasilkan permainan indah."
"Saya menyaksikan ia mencetak gol dari proses menggiring sendiri, yang berawal hampir dari wilayahnya sendiri sebelum membobol gawang lawan dengan penyelesaian akhir yang berkualitas, dengan tenang mengalahkan kiper lawan."
Pujian Bebeto datang selama kampanye Brasil U-17 yang memenangkan Piala Dunia menjelang akhir 2019, saat anak-anak muda Selecao mengangkat trofi di kandang sendiri.
Veron mencetak gol pada tiga kesempatan serta memberikan dua assist, dengan tuan rumah mengalahkan Meksiko 2-1 di final di Estadio Bezerrao.
Ia juga memimpin dalam daftar pemain dengan kreasi peluang terbanyak dari permainan terbuka (18) dan giringan sukses (22) sepanjang turnamen, performa apiknya terbayar dengan raihan Bola Emas yang membuktikan kualitas besarnya dalam kompetisi tersebut.
Getty ImagesDan, ketika Veron disebut-sebut sebagai bintang masa depan sepakbola Brasil, namanya pasti tidak asing lagi bagi pendukung rival terbesar mereka, Argentina.
Bagaimana pun, ia diberi nama seperti legenda Albiceleste, Juan Sebastian Veron, meski pun itu bukan pilihan asli orang tuanya.
"Itu ide dari tetangga kami," kata Veron kepada FIFA.com pada November lalu. "Ia selalu menginginkan seorang anak laki-laki namun selalu mendapat perempuan. Jadi, ketika orang tua saya bingung memilih nama terakhir untuk saya, tetangga kami berkata: 'Mengapa tidak memanggilnya Veron?"
Ibu Veron, Gracielly Silva, tidak tahu jika nama putranya berkaitan dengan dunia sepakbola, sementara Veron sendiri mengaku masih terlalu muda untuk mengetahui aksi La Brujita (Penyihir Kecil), meski menontonnya dari cuplikan-cuplikan video di YouTube.
"Saya yakin Anda akan meraih lebih banyak kesuksesan di masa depan," kata Veron yang asli, sang legenda Argentina, dalam sebuah video yang dikirimkan ke Gabriel dan dibagikan di akun media sosial Palmeiras pada 2019.
"Ia adalah idola bagi saya. Saya berjanji akan terus menghormati nama kami di lapangan," jawab Gabriel.
Namun, kehidupan Veron bisa menjadi sangat berbeda jika saja ayahnya, Carlos Alexandre, memaksanya ke jalur yang lain dari dunia sepakbola.
Seorang peternak di kota asal Veron di Assu di timur laut Brasil, Carlos Alexandre dulu hendak membawa putranya ke pedesaan untuk berlatih mengunggang kuda dan terkadang memiliki harapan untuk menjadikan putranya itu sebagai seorang koboi.
Ibunya, bagaimana pun, tidak pernah lelah mendukung impian Veron untuk menjadi seorang atlet.
Getty/Goal*Statistik Januari 2020
Langkah serius pertamanya ke dunia sepakbola dimulai sebagai pemain akademi untuk Santa Cruz, sebuah klub dari negara bagian asalnya, di mana ia cukup mengesankan untuk mendapatkan undangan bergabung dengan skuad Palmeiras U-15.
Ia tidak pernah menoleh ke belakang begitu menerima kesempatan untuk mengenakan kostum Verdao yang ternama. Memang, pada usia 15 tahun, ia adalah salah satu pemain terbaik saat Palmeiras memenangkan Piala Scopigno - kejuaraan dunia tidak resmi untuk tim U-17 - dengan mengalahkan Real Madrid di final.
Pada tahap itu, jelas bahwa klub sekelas Palmeiras yang terkenal dengan kebiasaan merekrut nama-nama besar di Brasil membiarkan performa sang remaja terlupakan.
Veron dipromosikan ke skuad senior pada akhir musim 2019 dan tidak menunjukkan rasa gentar saat ia menjadi pemain Palmeiras pertama kelahiran abad ke-21 yang tampil dalam pertandingan Brasileirao saat melakukan debutnya dari bangku cadangan melawan Fluminense pada November.
Sepekan kemudian, ia kembali tampil sebagai pemain pengganti, kali ini melawan Goias, dan meski hanya diberi waktu permainan 32 menit, ia berhasil menyumbangkan dua gol dan satu assist untuk membantu timnya menang 5-1.
"Ia seorang remaja dengan banyak kualitas, jadi tergantung pada kami untuk perlahan memberinya ruang bermain di tim utama," kata Andrey Lopes, pelatih interim Palmeiras musim lalu. "Saya yakin ia akan memberikan banyak sukacita kepada fans kami."
Suporter Palmeiras belum lagi melihat ada talenta hebat dari akademi mereka sejak Gabriel Jesus, yang hengkang ke Manchester City pada 2017, dan ada ekspektasi besar bahwa Veron pada akhirnya akan mengikuti jejak rekan senegaranya itu ke Eropa.
Selepas memenuhi harapan menjadi anggota skuad senior Palmeiras, kini ia menatap langkah selanjutnya dengan meningkatkan jenjang level di tim nasional Brasil.
Dengan bakat seperti itu, ia akan terus berkembang.


