Sepakbola sudah lama menjadi industri yang menjanjikan, terlebih di era masa kini yang menjadi salah satu aspek dengan pertumbuhan positif.
Hal itu diakui oleh Gabriel Budi, agen super yang sudah lebih dari sepuluh tahun berkarier dan menaungi puluhan asing mau pun lokal di kompetisi tanah air.
Usai membangun reputasi yang luar biasa di dunia kulit bundar, ia melebarkan sayap bisnisnya ke olahraga basket yang menurutnya sekarang tak kalah menjanjikan levelnya.
Industri yang berdampak pada ekonomi Indonesia
Jika industri sepakbola sudah memiliki wadah profesional dalam bentuk Liga 1 mau pun Liga 2, di dunia basket juga memiliki ajang serupa yakni Indonesian Basketball League (IBL) yang pamornya terus meningkat.
"Dinamika liga profesional sepakbola dan basket ini menarik, serupa tapi tak sama," kata Gabriel Budi kepada GOAL. "Sepakbola acuannya jelas FIFA dan PSSI, sementara basket itu FIBA dan Perbasi."
GOAL / Istimewa.jpg?format=pjpg&quality=60&auto=webp&width=380)
GOAL / IstimewaMenurutnya, kedua industri bola tersebut bisa berjalan berdampingan dengan baik hingga membantu perkembangan ekonomi Indonesia karena memiliki segmen tersendiri.
"Memang olahraga nomor satu di Indonesia adalah sepakbola, tapi basket punya market-nya sendiri," lanjut agen FIFA yang sekarang telah menyandang lisensi FIBA tersebut.
"Untuk jangka waktu musim sepakbola memang lebih panjang, namun basket juga menatik. Terlebih belakangan ini juga banyak media yang menaruh atensi terhadap liga basket profesional dan tim nasional basket Indonesia."
Melejitnya pertumbuhan harus diimbangi dengan perlindungan
Hanya saja, menurut Gabriel Budi, adanya wadah perlindungan bagi insan industri khsusunya para atlet memang mutlak dibutuhkan. Keberadaan Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) bisa menjadi contoh.
"Untuk aturan transfer kan juga ada beberapa perbedaan, semua berkaitan dengan transfer fee dan kompensasi pelatihan," ujarnya.
"Serta [adanya] asosiasi pemain, pelatih atau klub. Ini menarik karena sebuah industri olahraga tentu saja setiap stakeholder harus ada naungan dan wadah untuk menemukan solusi terbaik, semisal terjadi perselisihan."