John W Henry | LiverpoolGetty

Apa Itu 'Furlough' & Mengapa Liverpool, Tottenham Hotspur Tempuh Kebijakan Ini?

Pandemi virus corona menyebabkan krisis berskala global. Sepakbola ikut terkena imbas. Hampir semua liga terpaksa dihentikan di tengah jalan tanpa ada kejelasan kapan akan bisa bergulir kembali.

Dalam upaya membatasi penyebaran COVID-19, banyak negara memberlakukan  lockdown , termasuk Inggris. Kegiatan usaha yang dianggap non-esensial harus ditutup sementara, dengan karyawannya ditempatkan dalam posisi 'furlough', yang sederhananya berarti dirumahkan atau cuti tanpa batas waktu.

Di Negeri Ratu Elizabeth, para pegawai yang tidak bekerja ini tetap mendapat bayaran sebesar 80 persen gaji bulanan - dengan jumlah maksimal £2500 - dari dana bantuan pemerintah, yang otomatis meringankan beban pengeluaran perusahaan.

Seperti kebanyakan entitas bisnis lainnya, klub-klub Liga Primer boleh memanfaatkan skema ini. Faktanya, beberapa klub bahkan telah memutuskan untuk menempatkan seluruh staf nonpertandingan dalam furlough.

Newcastle United jadi pionir dalam hal ini setelah mengumumkan kebijakan mereka pada 30 Maret lalu. Dari pemandu bakat dan pelatih akademi The Magpies hingga pekerja retail dan serta staf matchday klub, semuanya dirumahkan.

Hanya selang sehari, Tottenham Hotspur menempuh kebijakan serupa kendati catatan dari 2018/19 menunjukkan Daniel Levy selaku chairman mengantongi penghasilan £7 juta tahun lalu, dan sedikitnya tujuh pemain utama menerima gaji £100 ribu per pekan.

Daniel LevyGetty

"Operasi klub secara efektif berhenti, beberapa fans kami akan kehilangan pekerjaan mereka dan sebagian besar akan merasa khawatir tentang masa depan mereka," begitu bunyi pernyataan resmi dari Levy.

"Kemarin, setelah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi pengeluaran, kami sendiri membuat keputusan sulit - demi melindungi pekerjaan - untuk mengurangi remunerasi seluruh 550 direktur dan karyawan nonpertandingan untuk bulan April dan Mei sebanyak 20 persen dengan memanfaatkan, sesuai aturan, skema furlough pemerintah."

Bournemouth dan Norwich City juga mulai merumahkan staf nonpertandingan per 1 April, sementara Eddie Howe menjadi manager EPL pertama yang mengalami pemotongan gaji signifikan.

Pengambil kebijakan furlough paling kontroversial tak lain dan tak bukan adalah juara bertahan Liga Champions sekaligus calon kampiun Liga Primer, Liverpool, yang mengumumkan keputusan merumahkan sebagian staf mulai 4 April.

Padahal tahun lalu The Reds mengeruk laba sebelum pajak sebesar £42 juta dengan total pendapatan menyentuh £533 juta. Meski Liverpool berkomitmen untuk membayar sisa 20 persen gaji yang tidak dikover pemerintah, banyak yang bilang langkah ini bertentangan dengan nilai-nilai klub.

Jurgen Klopp Liverpool Champions League Winner 06/01/19Getty Images

Kecaman keras datang dari deretan eks pemain, di antaranya adalah Stan Collymore yang dua tahun berseragam Merah pada pertengahan 1990-an.

“Saya tidak tahu apakah ada fans Liverpool yang tidak jijik dengan kebijakan klub merumahkan staf. Keputusan ini sungguh salah,” kicau Collymore di Twitter.

" Furlough itu diperuntukkan bagi staf perusahaan-perusahaan kecil agar mereka tidak bangkrut!"

“Semua pemilik klub Liga Primer punya dan menghasilkan banyak uang dari valuasi klub yang meroket, jadi mengapa mereka tidak merogoh kantongnya sendiri?”

Iklan