Sejak awal, Manchester United sudah siap untuk menunggu Frenkie de Jong. Nama sang gelandang ada di paling atas daftar ketika Erik ten Hag mengadakan pertemuan menyoal transfer dengan direktur sepakbola John Murtough, di Amsterdam pada Mei lalu.
Manajer baru Man United itu telah mulai bekerja segera setelah musim berakhir di Belanda. Proyeksi dibuat dan petinggi klub yakin mereka dua bulan lebih cepat dari jadwal dalam hal perekrutan pemain pada bursa ini.
Memang, itu adalah faktor dalam pemutusan kontrak Ralf Rangnick sebagai konsultan klub yang belum sempat dijalani.
Pelatih asal Jerman, yang menjadi manajer interim dari Desember hingga akhir musim itu, awalnya ditunjuk sebagai penasihat klub dalam urusan transfer selama dua tahun.
Tapi, keyakinan dalam visi Ten Hag sedemikian rupa sehingga keahlian Rangnick tidak lagi diperlukan.
Ten Hag punya gagasan yang jelas tentang bagaimana United akan bermain dan ada banyak bukti tentang hal itu di pramusim, bahkan tanpa penambahan banyak pemain yang dia yakini akan sangat penting untuk perombakannya.
Tyrell Malacia adalah rekrutan anyar pertama yang tampil duluan di skuat Ten Hag. Sementara Christian Eriksen dan Lisandro Martinez baru menyusul.
Eriksen adalah seorang gelandang yang punya kemampuan mengatur serangan, mampu mempertahankan penguasaan bola, dan membuka pertahanan dengan visi serta tekniknya.
Martinez akan menjadi kunci niat Ten Hag untuk membangun serangan dari belakang. Sementara Malacia adalah bek sayap modern yang suka menyerang.
Sangat mudah untuk melihat bagaimana ketiganya akan membantu mengubah United dari tim yang hobi lakukan serangan balik di bawah Jose Mourinho dan Ole Gunnar Solskjaer, menjadi tim yang proaktif dan menekan tinggi.
Tapi, selama pembicaraan penting dengan Murtough itu, De Jong adalah nama yang menurut Ten Hag sangat krusial.
Getty/GOALTen Hag mengenal gelandang asal Belanda itu dengan baik, setelah mengasuhnya di awal karier sang pemain di Ajax dan membantunya berkembang menjadi salah satu talenta paling dicari di Eropa.
Pep Guardiola sangat ingin membawa De Jong ke Manchester City pada 2019. Pemain berusia 25 tahun itu dipandang sebagai pemain yang mahir untuk pola dasar si pelatih.
Tapi Barcelona-lah yang memenangkan perlombaan untuk salah satu bintang yang mengantar Ajax ke semi-final Liga Champions musim tersebut.
Tiga tahun berlalu dan—dan dengan De Jong belum memantapkan diri di Camp Nou—Ten Hag yakin ada kesepakatan yang harus dipaksakan musim panas ini.
Baik dia, dan United, tetap yakin target utama mereka itu akan berakhir di Old Trafford, itulah sebabnya klub terus mengejarnya dan mengabaikan kebisingan dari luar.
Ini merupakan pendekatan yang sabar, tapi Man United tidak akan pernah menyia-nyiakan begitu banyak waktu pada satu pemain jika bukan karena dampak menggembirakan yang akan didapatkan.
United tahu sejak awal bahwa Barca ingin menjual, tapi masalahnya saat itu adalah banderol De Jong yang mahal.
Barca membuka harga senilai £85 juta. United bertekad untuk menekan harga tersebut. Urgensi sang raksasa Katalunya untuk menjual, di tengah kesulitan keuangan dan perekrutan musim panas, diyakini akan menguntungkan Setan Merah.
Seperti yang diharapkan, sikap Barca melunak. Mereka bersikeras ingin mengganti £67 juta yang mereka bayarkan kepada Ajax untuk De Jong.
United terus menekan sekaligus menegaskan posisi mereka dalam negosiasi. Setelah pekan demi pekan, harga pokok sebesar £55 juta disepakati.
CEO Richard Arnold dan Murtough terbang ke Spanyol untuk finalisasi transfer dan berhasil. Tapi, anehnya, jumlahnya tiba-tiba naik menjadi £63 juta, dengan tambahan klausul bonus senilai £8 juta.
Belum ada penjelasan resmi untuk lompatan tiba-tiba itu. Tapi, titik yang mencuat adalah pertarungan pribadi De Jong dengan pihak Barca terkait penangguhan gaji.
Bukan rahasia kecil bahwa De Jong tidak ingin meninggalkan klub, tapi jika dia harus dilepas, dia akan memastikan Barca membayarnya.
Tambahan £8 juta dari United akan membantu menutupi kekurangan upah yang harus dibayarkan kepada De Jong ketika menunda pembayaran, untuk membantu klub melalui kesulitan keuangan mereka selama dua musim terakhir.
Dengan biaya yang disepakati, masalah pribadi De Jong dengan Barca adalah satu-satunya hambatan untuk kepindahannya.
United sangat yakin jebolan akademi Ajax itu bersedia untuk bersatu kembali dengan Ten Hag, bahkan jika sukmanya memilih bertahan di Barca.
Kesepakatan pribadi tidak akan menjadi masalah dan diharapkan dapat diselesaikan dengan cepat, begitu De Jong dan Barca puas.
Sumber dalam United bilang bahwa Ten Hag bersedia menunggu di luar awal musim untuk mendapatkan De Jong. Itu semua mengarah pada keyakinan bahwa De Jong akan menjadi pemain United.
Pada awal negosiasi, United bersikeras bahwa mereka punya pilihan lain.
Kalvin Phillips—yang kini bergabung dengan City—adalah salah satu nama dalam daftar buruan mereka. Ruben Neves adalah pemain lain yang mereka kagumi, juga Youri Tielemans.
Ketiganya mampu menjalankan peran gelandang bertahan yang diberikan Ten Hag untuk De Jong, tapi tidak satupun dari mereka yang dianggap setingkat dengan mantan anak asuhnya itu.
Declan Rice adalah target impian bagi United, tapi tidak pada angka lebih dari £100 juta, yang dipagari West Ham. Ten Hag telah berbicara dalam rangkaian tur pramusim tentang harga premium yang ditetapkan pada talenta Inggris, dan Rice adalah salah satu contohnya.
United juga menginginkan Jude Bellingham—yang merupakan profil berbeda—tapi kepindahan bintang Borussia Dortmund itu tidak direncanakan pada periode ini.
Getty/GOALFred tampil mengesankan di pramusim dan penampilannya dihargai oleh manajer barunya—tapi niatnya adalah untuk mengontrak gelandang bertahan guna membangun tim—dan Ten Hag menginginkan kualitas tertinggi.
Pembicaraan tentang opsi alternatif telah mereda dalam beberapa hari terakhir. Neves dan Tielemans tetap menjadi cadangan potensial, tapi taktik negosiasi di awal pembicaraan untuk menurunkan harga yang diminta Barca, tidak lagi diperlukan.
Sebuah biaya telah disepakati. Tidak perlu terlalu mencemasi De Jong, yang agennya, Ali Dursun, bahkan telah melakukan kontak reguler dengan United musim panas ini, paling tidak mengenai untuk kliennya yang lain, Malacia.
Ini murni kasus pribadi pemain berusia 25 tahun itu menyelesaikan masalah keuangannya dengan Barca sebelum transfer dengan United dapat diselesaikan.
Ini meninggalkan kesepakatan di jalan buntu yang aneh. United tetap percaya diri. Barca tetap berniat menjual. De Jong diyakini bersedia pindah. Tapi, itu hanya bisa terealisasi sesuai dengan persyaratannya.
Tapi, bagi mereka yang sudah mengikuti riwayat transfer serupa yang terjadi di masa lalu United, akan ada bendera merah.
Kembali pada 2013 kala mantan wakil CEO, Ed Woodward, sama-sama yakin dia bisa membawa Cesc Fabregas untuk David Moyes yang baru ditunjuk.
Sangat percaya diri, dan pada kenyataannya, United mengabaikan minat mereka pada bakat yang muncul, Thiago Alcantara. Moyes tidak yakin dengan prospek bintang muda Barca itu.
Woodward akhirnya dikecewakan oleh Fabregas, yang enggan meninggalkan Barca.
United memang menandatangkan gelandang lainnya kala itu, yakni Marouane Fellaini. Ya, Ten Hag tentu hanya bisa berharap sejarah tidak terulang.


