Spalletti Juve-Intergetty images

FOKUS: Inter Milan Mencari Solusi Di Januari


OLEH   TEGAR PARAMARTHA     Ikuti di twitter

Inter Milan asuhan Luciano Spalletti mengawali musim dengan sensasional, menjalani 16 pertandingan tanpa terkalahkan, termasuk menaklukkan AS Roma dan AC Milan, dan juga menahan imbang Juventus dan Napoli.

Namun, catatan gemilang itu seolah menguap dalam beberapa laga terakhir, La Beneamata tidak mampu meraih satu kemenangan dalam enam pertandingan di semua ajang, hingga disingkirkan oleh rival sekota, Rossoneri, pada babak perempat-final Coppa Italia.

Apa yang terjadi?

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Salah satu faktor utama adalah ketergantungan Inter pada trio Ivan Perisic, Antonio Candreva dan Mauro Icardi. Pada awal musim, kedatangan gelandang berkualitas dalam sosok Borja Valero dan Matias Vecino membuat perhatian tim-tim lawan teralihkan, sehingga trio penyerang Inter mampu memporak-porandakan benteng lawan.

Dari total 34 gol yang disarangkan Inter di kasta tertinggi sejauh ini, sebanyak 24 gol atau 70 persen dicetak oleh Icardi (17) dan Perisic (7), sementara Marcelo Brozovic menjadi kolektor ketiga terbanyak dengan tiga gol.

Icardi Perisic Cagliari Inter Serie A

Candreva memang belum menciptakan gol, tetapi pemain timnas Italia itu menjadi penyempurna trio ganas La Beneamata sebagai pencetak assist terbanyak di klub bahkan di kompetisi Serie A sejauh ini, dengan total delapan assist. Perisic terbukti menjadi all-rounder di dalam trio dengan mencetak enam assist (terbanyak kedua di klub).

Dengan tambahan satu assist dari Icardi, maka trio Inter melakukan 15 assist dalam 22 total assist yang dibukukan atau sekitar 68 persen. Sementara pemain lain hanya Joao Mario yang berkontribusi cukup banyak (tiga assist), sementara Valero belum mencetak assist dan Vecino baru satu kali.

Dominasi trio Inter dalam membobol semakin terlihat dalam area gol klub sejauh ini. Hanya dua kali (salah satunya tendangan bebas) La Beneamata menaklukkan kiper lawan dari luar kotak penalti, sementara 32 sisanya terjadi di dalam!

Dari statistik itu, meski kedatangan Valero dan Vecino menjadi kekuatan hebat dalam penguasaan bola dan memperkuat lini tengah, second line Nerazzurri masih belum banyak membantu untuk urusan mengubah skor pertandingan.

Pelatih rival sekota, Gennaro Gattuso, juga memahami besarnya dominasi trio Inter. Ia menerapkan strategi yang sukses meredam Perisic, Candreva dan Icardi untuk mencuri kemenangan 1-0 di San Siro dan lolos ke semi-final Coppa Italia.

"Kunci permainan Inter adalah Ivan Perisic dan Antonio Candreva, penyerang sayap yang harus kami hentikan untuk melakukan serangan balik. Mauro Icardi jelas tidak perlu dijelaskan lagi," ujarnya sebelum laga.

GFXID - Internazionale Milan

Hal tersebut juga tercermin jelas pada kekalahan kedua Inter saat bertandang ke markas Sassuolo. La Beneamata tumbang dengan skor 1-0 meski mencatatkan jumlah umpan silang terbanyak (48) dalam satu laga pada musim ini, menguasai bola lebih dari 70 persen, melepas 16 tembakan.

Enam laga terakhir tanpa kemenangan dan hanya satu gol, Spalletti diburu waktu untuk segera membenahi kelemahan tersebut demi kembali ke jalur awal, Brozovic adalah sosok yang paling diharapkan untuk bisa memecah kebuntuan dari lini kedua dengan tendangan jarak jauhnya yang akurat, tetapi grafik performa inkonsisten membuatnya sulit diandalkan dalam momen penting.

Nama lain adalah Joao Mario, ia memiliki kualitas teknik dan penempatan posisi yang beberapa level di atas rekannya asal Kroasia, namun finishingnya masih menjadi titik lemah, sejauh ini ia sudah melakukan 12 tembakan (enam dari luar kotak dan enam dari dalam) namun belum ada yang berbuah gol. Bahkan, pemain Portugal itu baru mencetak total empat gol sepanjang karir profesional bersama Sporting CP dan Inter.

Membenahi kelemahan individu tentu semudah membalik telapak tangan, butuh latihan keras berbulan-bulan secara konsisten ditambah jam terbang kompetitif untuk membentuk kualitas yang dibutuhkan. Tapi, Inter masih memiliki solusi instan, yaitu memanfaatkan bursa transfer musim dingin.

Henrikh Mkhitaryan Manchester UnitedGetty Images

Dua nama gelandang telah santer dikaitkan pada bursa awal tahun ini, pertama adalah Henrikh Mkhitaryan yang dikabarkan sudah merasa tidak nyaman di Manchester United karena tidak lagi menempati posisi reguler. 

Sosok asal Armenia tersebut akan menjadi pemain yang tepat untuk mengurangi beban trio penyerang Inter. Mkhitaryan tidak asing dengan peran memburu gol, ia memiliki insting menyerang yang tinggi dan tidak segan merangsek ke dalam kotak penalti dari lini kedua.

Opsi lain adalah Javier Pastore, senada dengan Mkhitaryan, gelandang asal Argentina itu semakin terpinggirkan dari skuat utama klub. Banyaknya pemain berkarakter menyerang di Paris Saint-Germain membuat perannya semakin terbatas, pengalaman bermain di Palermo sebelum hengkang ke Prancis, dan menjadi gelandang subur bersama Rosanero, akan menjadi nilai plus.

Menurut Anda, sanggupkah Inter menemukan solusi di Januari dan kembali memanaskan persaingan Scudetto?

Iklan