OPINI AGUSTA JALASENA - PEÑA REAL MADRID DE INDONESIA I PENYUSUN - TEGAR PARAMARTHAMusim 2016/17 telah berakhir, musim yang sangat luar biasa bagi Real Madrid. Tidak hanya Madridista, bagi pecinta sepakbola pun saya rasa setuju dengan hal ini. Setelah lima tahun, akhirnya Real Madrid kembali merajai La Liga setelah berhasil mengumpulkan 93 poin dari 38 pertandingan La Liga, selisih 3 poin dari rival abadi, Barcelona, yang berada di posisi kedua. Real Madrid berhasil meraih trofi La Liga yang ke 33 setelah menang 29x, imbang 6x, dan hanya 3x menelan kekalahan.
Dan untuk pertama kalinya dalam sejarah klub, Real Madrid berhasil mencetak gol di setiap pertandingan dalam satu musim La Liga. Sebuah jalan yang luar biasa untuk mengakhiri lima tahun penantian tersebut. Tapi tidak hanya di La Liga, Real Madrid juga berhasil mencetak gol pada setiap pertandingan yang dimainkan musim ini. Total ada 60 pertandingan, yang terdiri dari UEFA Super Cup, 2 FIFA Club World Cup, 38 La Liga, 6 Copa del Rey, dan 13 pertandingan Champions League.
BERITA LAIN - Real Madrid Rilis Jersey Untuk Musim 2017/18
Selain La Liga, Real Madrid juga berhasil menjuarai liga paling bergengsi klub-klub Eropa. Ya, apalagi kalau bukan UEFA Champions League. Real Madrid menjadi klub pertama yang berhasil menjuarai Champions League dua musim beruntun! Setelah musim lalu (2015/16) mengalahkan tim sekota Atletico lewat drama adu penalti (5-4), musim 2016/17 Real Madrid berhasil mengalahkan Si Nyoya Tua dari Italia, Juventus.
Getty ImagesDua gol Cristiano Ronaldo dan masing-masing satu gol dari Casemiro dan Asensio, cukup untuk mengantarkan Real Madrid meraih trofi Champions League ke 12-nya. Terbanyak dari klub manapun. Mengalahkan tim dengan pertahanan terbaik sepanjang pergelaran turnamen dengan mencetak empat gol, itu pencapaian yang luar biasa menurut saya. Sekedar informasi, Juventus menuju ke final Champions League hanya dengan kebobolan tiga gol.
Selain menjadi tim pertama yang berhasil menjuarai back-to- back Champions League, Real Madrid juga menjadi tim pertama yang berhasil mencetak 500 gol di turnamen ini. Gol pertama Cristiano ke gawang Buffon di laga final itulah yang menjadi gol ke 500 Real Madrid di Champions League. Total Real Madrid sudah mencetak 503 gol pada ajang tersebut. Dan gol kedua Cristiano pada laga tersebut adalah gol ke 600 dalam karir profesionalnya.
BERITA LAIN - Luis Figo Desak Real Madrid Ambil Sikap Soal James Rodriguez
Ada pencapaian lain Cristiano di Champions League musim 2016/17, diantaranya menjadi pemain pertama yang mencetak 100 gol pada turnamen tersebut, back-to- back hattrick pada babak knock-out Champions League, dan pemain pertama yang berhasil mencetak gol pada tiga laga final Champions League.
Dari sederet pencapaian dan rekor tersebut, kredit terbesar harus saya berikan kepada Zinedine Zidane, atau yang lebih akrab kita sapa dengan Zizou. Ya, karena Zizou adalah sang nakhoda, sang master-mind dari keberhasilan tersebut. Bagaimana tidak, ditunjuk sebagai pelatih tim utama pada Januari 2016, Zizou kini sudah memberikan gelar 2 UCL, 1 La Liga, 1 UEFA Super Cup, dan 1 FIFA Club World Cup. Usia kepelatihan Zizou di tim utama pun belum genap dua tahun, hanya 17 bulan ia sudah memberikan 5 gelar. Sebuah prestasi yang benar-benar luar biasa.
Dan yang paling saya kagumi adalah bagaimana Zizou merotasi para pemain. Ia tahu siapa yang harus diistirahatkan dan siapa yang harus dimainkan. Tidak peduli apakah pemain bintang seperti Cristiano, Bale, Benzema, Modric, atau James, kalau memang harus diistirahatkan, ya mereka akan diistirahatkan. Tujuan ini tidak lain adalah untuk menjaga kondisi para pemain agar tetap fit pada setiap pertandingan. Ini yang menjadikan permainan Real Madrid tetap konsisten dan stabil sepanjang musim.
Getty ImagesDan juga bagaimana cara Zizou berkomunikasi dan memberikan pendekatan kepada para pemain. Musim ini, saya melihat pertandingan Real Madrid seperti “telat panas” pada babak pertama, tapi di babak kedua Real Madrid bermain jauh lebih baik. Peran Zizou pada half time tentu menjadi kunci, bagaimana ia memotivasi dan arahan kepada para pemain. Dengan intelegensinya ia tahu di babak kedua harus bermain seperti apa.
Saya ambil contoh pertandingan final Champions League, masih segar dalam ingatan. Di babak pertama Real Madrid terlihat kesulitan dan hanya mampu bermain imbang 1-1. Kemudian di babak kedua permainan Real Madrid jauh lebih baik, lebih percaya diri. Bisa dilihat dari dominasi serangan dan penguasaan bola, yang akhirnya bisa mencetak tiga gol tambahan. Ini menunjukkan peran Zizou pada half time sangat penting. Saya pun heran, sebenarnya apa yang dikatakan Zizou pada half time, ya?
Ya, bagi saya musim 2016/17 adalah musim terbaik yang dijalani oleh Real Madrid. Saya tentu berharap akan ada lagi musim-musim seperti ini, bahkan bisa jauh lebih baik. Tapi untuk saat ini, untuk semua Madridista di Indonesia mari kita nikmati musim yang luar biasa ini. ¡Hala Madrid!
Opini di atas ditulis oleh Agusta Jalasena dari fanbase resmi Real Madrid di Indonesia yaitu Peña Real Madrid de Indonesia (PRMI). Bila ingin tahu lebih lanjut tentang PRMI? Silahkan kunjungi situs resmi dan juga akun media sosial mereka berikut ini:
![]() |
Website: http://madridista-indonesia.org Twitter: http://twitter.com/Madrid_Indo Instagram: http://instagram.com/Madrid_Indo |



