Saat Anda berjalan ke clubhouse FC Binnenmaas, klub sepak bola amatir Belanda di Maasdam, Anda akan melihat jersi PSV Eindhoven.
Klub desa kecil tersebut terletak sekitar 100 kilometer dari kota Eindhoven, jadi tautannya bukan geografis, melainkan alumninya yang paling terkenal: Esmee Brugts.
Dua tahun lalu, Brugts bermain di tim putra di sana. Saat ini, penyerang berusia 18 tahun—yang juga mahir sebagai winger atau playmaker—berstatus sebagai pemain timnas Belanda dan mewakili negaranya di Euro Wanita musim panas ini sebagai upaya Oranje mempertahankan gelar yang mereka menangkan pada 2017.
Perkembangan Brugts terbilang pesat. Faktanya, Marcus Heinerman—pelatih Brugts di Binnenmaas—tampak emosional saat menceritakan empat tahun yang mereka habiskan bersama sebelum lompatan besar sang pemain, dengan mereka masih dalam kontak reguler hari ini saat ia naik ke ketinggian baru.
Brugts sedang bermain untuk SV Heinenoord, klub di desa asalnya, ketika Heinerman pertama kali melihatnya. Setahun berlalu sebelum Binnenmaas akhirnya bergabung, pemain yang juga pantas untuk ditunggu.
Ditanya apa yang membuat Brugts tampil menonjol, Heinerman tidak ragu-ragu menjawab.
"Mentalitasnya," ucap Heinerman.
“Dia selalu ingin memberikan yang terbaik. Bahkan ketika musim berakhir, dia masih ingin berlatih,” tambah dia.
“Dengan tim laki-laki, ketika kami kalah dalam permainan, dia selalu kritis terhadap dirinya sendiri. 'Itu pasti lebih baik. Itu harus lebih baik. Itu pasti bisa lebih baik.’,” imbuhnya.
Itu adalah pencarian kesempurnaan yang konstan yang membuatnya menjadi pejuang sejati di lapangan.
“Dia selalu berjibaku dengan pemain laki-laki untuk mendapatkan bola. Dengan kemampuan teknis yang mulai terlihat,” tutur Heinerman.
“Kemampuan kakinya sangat bagus. Setiap bola yang dia ambil, itu terkontrol dengan baik,” pungkasnya.
Bakat Brugts tidak butuh waktu lama untuk menarik perhatian Federasi Sepak Bola Belanda (KNVB).
“Dia tampil teknikal dan kerap melawati bek lawan serta mencetak gol dengan sangat muda,” ujar Maxime Snellenberg—yang pertama kali bermain dengan rekan setimnya kini di PSV di tim U-14 Belanda—kepada GOAL.
“Ketika dia dipanggil ke tim U-16 pada turnamen lain, itu menunjukkan bahwa dia sudah lebih baik dari kelompok usia kami. Dia benar-benar yang terbaik di tim kami kala itu.”
“Anda hanya perlu mengoper bola kepadanya dan Anda tinggal menunggu, melihat, dan menikmati apa yang akan terjadi. Dia sangat bagus di ruang kecil – satu, dua sentuhan dan kemudian dia bisa merangsek. Dia memiliki tembakan yang sangat bagus, keras dan kuat. Itu adalah kualitas.”
“Dia juga pekerja keras. Terkadang, dia sangat lelah hingga tidak bisa berjalan lagi. Dia banyak berlari untuk tim. Dia rekan satu tim yang sangat baik,” tambah Snellenberg.
Pasangan ini telah menjadi bagian dari tim utama PSV dalam dua tahun terakhir. Brugts meninggalkan Binnenmaas menuju klub raksasa Belanda tersebut pada 16 tahun dan sejak itu dia dan Snellenberg menjadi teman dekat.
“Itu dimulai ketika pandemi melanda. Kami sebenarnya sering bermain PlayStation karena kami tidak bisa melakukan hal lain,” jelas remaja berusia 18 tahun itu, sebelum mengakui bahwa Brugts lebih baik di FIFA, meskipun sering dikalahkan di Fortnite.
“Kami adalah teman yang sangat baik dan kami bisa sangat mengganggu satu sama lain. Saya pikir itu menunjukkan betapa baiknya kami berteman. Dia selalu mencoba membuat lelucon juga. Dia juga teman yang menyenangkan untuk rekan lainnya,” pungkasnya.
Semuanya berjalan dengan sangat cepat untuk Brugts—yang menempati peringkat 12 dalam daftar NXGN 2022—sejak pindah ke Eindhoven. Ia menjadi bagian dari skuat PSV, memenangkan Piala Belanda, mencetak gol di Liga Champions, dan per Februari lalu, melakoni debut di timnas Belanda.
Brugts cuma butuh tiga laga untuk mencetak gol perdananya bersama tim wanita Oranje. Ketika sang penyerang dipanggil untuk Euro pertamanya musim panas ini, ia masih berada di bangku cadangan dalam hasil imbang 1-1 dengan Swedia pekan lalu.
Pelatih timnas wanita Belanda, Mark Parsons, terkesan untuk memasukkan Brugts ke dalam skuatnya hanya lima bulan setelah pertandingan debut si pemain.
“Setiap pemusatan latihan, rasanya seperti kami memiliki masalah, jadi kami terkadang dipaksa untuk mencari pemain baru lebih cepat dari yang kami rencanakan, tapi itu memberi peluang dan banyak pemain telah mendapatkan kesempatan – Esmee menjadi salah satunya,” kata Parsons, Juni lalu.
“[Dia] pemain yang sangat cerdas dan kreatif. Saya pikir visi, keputusan, dan wawasan permainan mungkin adalah kekuatan terbesarnya," tutur sang pelatih.
“Dia bisa menggiring bola, mengoper, menembak, berlari menyilang, bertahan –dengan pertahanan satu lawan satu–. Saya pikir ini adalah wawasan dan kecerdasan permainan yang akan kita nikmati selama bertahun-tahun mendatang," imbuhnya.
Ini bukan tentang menunggu hal itu datang. Brugts sudah membuat impresi yang dimaksud dari sekarang, dalam usia yang begitu muda.
Heinerman telah memperhatikan perkembangan Brugts dalam gerakan box-to-box dan mencetak gol, serta kepemimpinannya.
Snellenberg, yang baru pulih dari cedera lutut parah, sangat senang melihat teman baiknya itu beraksi di Inggris.
“Saya mencoba untuk menyaksikan pertandingan, tapi saya tidak tahu apakah itu mungkin [dengan adanya persiapan pramusim],” tutur Snellenberg saat interviu bersama GOAL berakhir.
“Mungkin jika mereka menembus final, saya pasti akan datang. Saya perhatikan bahwa dalam program kami, 31 Juli itu hari libur,” pungkasnya, sembari tertawa.
Lalu, apakah kesuksesan itu datang untuk Brugts bersama Belanda musim panas ini? Tapi yang jelas, dia telah memulai momen besar bersama negaranya di dalam kariernya.
“Kami sangat bangga padanya. Dia adalah wajah FC Binnenmaas untuk para wanita,” tutup Heinerman.
