Paulo Dybala bersama dengan Juan Foyth dan Angel Correa menjadi tiga pemain tersisa selain kiper yang sama sekali belum mendapatkan kesempatan bermain bersama Argentina di Piala Dunia 2022.
Pada awalnya, tidak bermainnya Foyth dan Correa tampak lebih masuk akal. Bek tengah Villarreal, Foyth kalah bersaing dari rekan-rekannya yang bermain di level lebih tinggi seperti Nicolas Otamendi, Lisandro Martinez dan Cristian Romero, belum lagi masih ada German Pezzella yang lebih berpengalaman di depannya.
Sementara Correa, sang striker Atletico Madrid dipanggil sekadar sebagai pengganti Joaquin Correa dari Inter Milan yang terpaksa dicoret karena cedera. Jelas agak sulit baginya untuk mendapatkan peluang bermain.
Namun, yang cukup mengherankan adalah nama Dybala. Meski tampil cukup baik dalam musim debutnya bersama AS Roma terlepas dari gangguan cedera, ia cuma menjadi cadangan mati sejauh ini.
Getty Images"Ini keputusan teknis," kata Scaloni pada konferensi pers sebelum pertandingan babak 16 besar lawan Australia, yang dimenangkan Argentina dengan skor 2-1.
Media Italia adalah yang paling banyak mengajukan pertanyaan tentang mengapa La Joya tidak dimainkan, dan pelatih Argentina tersebut menambahkan: "Saya membayangkan ia pasti baik-baik saja dari sudut pandang kemenangan Argentina, saya yakin ia ingin bermain. Tidak ada perlakuan yang berbeda-beda."
Analisis mengapa Dybala belum dimainkan Argentina
Dybala tiba di Piala Dunia tanpa persiapan penuh. Cedera paha yang terjadi saat melawan Lecce, pada 9 Oktober, membuatnya absen kurang dari sebulan. Ia cuma bermain 21 menit pada 13 November di Serie A lawan Torino.
Di Roma, di bawah naungan pelatih Jose Mourinho, ia memainkan sembilan pertandingan dengan delapan di antaranya sebagai starter. memiliki rata-rata 67 menit per pertandingan dan mencetak tujuh gol. Rapor yang cukup baik sebenarnya.
GOAL mengetahui bahwa di awal Piala Dunia, staf kepelatihan Argentina meyakini bentuk Dybala saat ini masih di bawah standar skuad Albiceleste, yang seiring berjalannya waktu mulai membaik. Per hari ini, pemain berusia 29 tahun itu sudah dalam kondisi ideal.
Hanya saja, ketika Scaloni menyebut tentang alasan teknis mengapa Dybala tidak bermain, sebenarnya jawabannya jelas bahwa posisinya bentrok dengan yang ditempati oleh Lionel Messi saat ini. Jadi, Dybala hanya sekadar menjadi pelapis Messi dan akan bermain jika sang superstar Paris Saint-Germain berhalangan.
Getty ImagesSiklus Dybala bersama Argentina asuhan Scaloni memang tidak ideal. Ia dipanggil ke Copa America 2019, di mana ia berpartisipasi meski hanya menjadi starter dalam duel lawan Cile untuk perebutan posisi ketiga yang ditandainya dengan sebuah gol.
Setelah itu, namanya tersisihkan, ia tidak menjadi bagian dari tim di Copa America berikutnya pada 2021. Dybala baru kembali dipanggil ketika Argentina menghadapi Italia dalam laga bertajuk Finalisima, mencetak gol dalam kemenangan timnya 3-0. Setelah itu, cedera kembali menghampirinya dan menghambat kemajuannya bersama timnas.
Saat cederanya membaik, munculah Julian Alvarez yang tak butuh waktu lama bersinar sejak gabung Manchester City pada musim panas kemarin dan menggusur peran Dybala. Kini posisi yang pas baginya memang sebagai pelapis Messi, karena di area lain seperti penyerang tengah, di sana sudah ada Alvarez dan juga striker Inter Milan, Lautaro Martinez.
Staf pelatih Argentina tidak memperhitungkan posisi sayap untuknya, karena di sana juga sudah ada Angel Di Maria. Secara karakteristik, Dybala memang tidak cocok bermain melebar.
Di era pelatih Jorge Sampaoli, saat Argentina berjuang lolos ke Piala Dunia 2018 di Rusia dengan melalui jalan terjal, Dybala yang kala itu masih di Juventus sempat melontarkan tentang gambaran situasinya di tim.
"Apa yang akan saya katakan akan terlihat aneh. Agak sulit bermain dengan Messi di Argentina karena kami bermain di posisi yang sama. Sayalah yang harus sedikit lebih beradaptasi dengannya dan membuatnya merasa bagus di lapangan," tuturnya waktu itu.
Getty ImagesKenyataannya memang begitu. Karakterisrik permainanya memang sangat mirip dengan Messi. Sama-sama berkaki kidal, memiliki tembakan yang akurat, lengket saat membawa bola, dan gemar memainkan umpan-umpan pendek.
Dalam skema yang sekarang dipakai oleh Scaloni, memang sepertinya tidak ada tempat bagi Dybala selama Messi fit. Dalam formasi 4-3-3, ia kalah saing dari Lautaro dan Alvarez untuk posisi striker tengah. Sementara di sayap, ketika Di Maria absen lawan Australia, pilihan penggantinya adalah Papu Gomez. Sedangkan dalam formasi 5-3-2, posisinya tampak lebih tidak mungkin, mengingat ia tidak cocok untuk dimainkan di sektor gelandang tengah.
Jadi, bagaimana dan kapan Dybala akan mendapatkan kesempatan bermainnya akan sangat bergantung pada nasib serta kondisi fisik Messi. Untuk saat ini, memang tidak ada tempat yang cocok baginya...
