Diego Simeone Luis Suarez Atletico MadridGetty & GOAL

Perseteruan Diego Simeone & Luis Suarez Jadi Beban Atletico Madrid

Seharusnya tidak mengejutkan untuk mengetahui bahwa dua kepribadian ganas dan agresif seperti Diego Simeone dan Luis Suarez kadang-kadang gagal bekerja sama dengan baik.

Bagaimanapun, itu jauh lebih mengkhawatirkan dari segi mana pun dalam tim Atletico Madrid. Fakta bahwa duo tersebut dan anggota tim lainnya gagal tampil impresif di lapangan telah membuat Los Rojiblancos turun peringkat di klasemen LaLiga dan bisa saja menyerahkan gelar liga mereka bahkan sebelum waktunya.

Apalagi baru-baru ini mereka tak berdaya saat berhadapan melawan Granada di Los Carmenes, di mana pasukan Simeone kalah 2-1 dari El Grana.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Suarez, khususnya, merasa geram dan itu terlihat pada hari Sabtu ketika mantan bintang Liverpool dan Barcelona itu ditarik keluar oleh Simeone pada sepuluh menit babak kedua berjalan saat melawan Sevilla, dengan skor saat itu masih 1-1. Pun saat laga kontra Granada, striker tersebut juga digantikan oleh Matheus Cunha pada menit ke-68, dan dia terlihat 'loyo' saat menuju pinggir lapangan.

"Sialan, idiot, selalu saja hal yang sama," penyerang itu tampak bergumam pelan saat dia berjalan susah payah di Seville, jelas dia tampak kesal saat itu.

Jika ada bukti lebih dari frustrasinya, Suarez setelah itu melemparkan kaus kakinya ke lantai, sementara pengganti Cunha tak berdaya untuk membobol Sevilla hingga akhirnya kalah 2-1 - dan itu menjadikan mereka sebagai penantang Real Madrid di puncak. Ingat! Bukan Atletico, tapi Sevilla-lah yang sekarang berada di peringkat kedua.

Ditanya tentang insiden itu oleh wartawan pada hari Selasa, Simeone juga 'terlihat kasar'. "Saya tidak punya pendapat untuk dikatakan," tegasnya; meskipun dia melanjutkan dengan mengisyaratkan bahwa suasana di ruang ganti jauh dari kata ideal: "Kami memiliki beberapa hal untuk ditingkatkan, seperti tingkat ketegangan...itu jelas memakan korban."

Agak ironis bahwa tim seperti Atletico, yang terkenal sepanjang masa pemerintahan El Chocho karena semangat tim yang tidak dapat dipatahkan, apalagi dia sering kali mengimbangi penampilan apik di setiap laga dengan gaya kepemimpinannya di luar lapangan yang mereka miliki selama dekade terakhir.

Suarez Simeone

Tentu saja, empat kekalahan berturut-turut telah membuat mental mereka menurun, dengan Suarez jadi salah satu pemain yang tampaknya paling lesu.

Begitu penting dalam kesuksesan Atletico di 2020/21, pemain internasional Uruguay tersebut hanya berada dalam bayang-bayangnya sendiri di musim ini. Dia hanya mencetak delapan gol dalam 23 penampilan di semua kompetisi, dan dalam dua bulan terakhir dia hanya mencetak satu gol, dalam hasil imbang 3-3 melawan Valencia, November lalu.

Ketika produktivitasnya menurun, Simeone langsung bereaksi untuk menarik keluar Suarez dari lapangan, bahkan ketika Atletico sedang berusaha menyamakan kedudukan atau mengincar kemenangan.

Pada usia 34 tahun, Suarez tentu saja tidak bisa berharap untuk menjadi starter dan tampil penuh di setiap pertandingan, dengan dia baru satu kali tampil penuh selama 90 menit sejak awal Oktober. Mungkin dia butuh motivasi untuk bisa kembali bersinar di paruh kedua musim ini dan membawa Los Rojiblancos ke jalan yang seharusnya.

Masalah terbesar bagi sang manajer adalah bahwa dia dihadapkan pada kenyataan di mana timnya tampak tidak dapat menemukan cara untuk mencetak tanpa adanya Suarez.

Pemain-pemain seperti Joao Felix dan Antonie Griezmann masih mengecewakan di musim ini, masing-masing hanya menyumbang dua dan tiga gol di liga, tertinggal dari Angel Correa (empat gol) yang berada di urutan kedua sebagai pencetak gol terbanyak tim di liga, dengan Suarez memimpin daftar tersebut setelah mencetak tujuh gol.

Di sisi lain pertahanan klub yang dulu tangguh juga telah kehilangan 'kealotannya', terlebih lagi dalam beberapa pekan terakhir duo bek tengah Jose Maria Gimenez dan Stefan Savic masih berkutat dengan cedera.

Setelah hanya kebobolan 25 kali di sepanjang LaLiga musim 2020/21 yang mereka menangkan, Jan Oblak telah melihat 22 gol bersarang ke gawangnya musim ini.

Pemain asal Slovenia itu, pada kenyataannya, berada di posisi yang belum pernah dia rasakan. Dalam tujuh setengah tahun waktunya di Wanda Metropolitano, dia tidak pernah mencatatkan rata-rata kebobolan lebih dari satu gol per pertandingan.

Jan Oblak Atletico Madrid GFX Getty Images

Kekalahan melawan Granada semakin menegaskan bahwa ada masalah di dalam ruang ganti Atletico - di samping memperburuk statistik sang kiper.

Harapan mereka untuk mempertahankan gelar memang masih ada, tapi tampaknya rival sekota mereka Los Blancos tak akan menyerah begitu saja. Apalagi mereka saat ini sangat nyaman di puncak klasemen, menyusul kemenangan 2-1 pasukan Carlo Ancelotti atas Athletic Bilbao, Kamis (23/12) dini hari WIB.

46 poin yang dikumpulkan Madrid sejauh ini akan membuat Atletico harus mengerahkan seluruhnya - bahkan tak boleh melakukan kesalahan di setiap pertandingan - agar tetap memanaskan perburuan gelar LaLiga musim ini.

Los Rojiblancos telah menyelesaikan semua pertandingan di paruh pertama musim ini, dan setelah jeda musim, mereka pasti akan melakukan hal-hal besar untuk meningkatkan performa tim, tidak terkecuali Suarez.

Dia selalu menjadi striker yang percaya diri, mampu berjuang meski belum mencetak gol bahkan dalam kondisi terbaiknya sebelum membalasnya dengan performa yang luar biasa.

Tidak ada keraguan bahwa Atletico melakukan kudeta besar dalam mengambil keuntungan dari perlakuan buruk Barcelona terhadap striker veteran tersebut musim lalu, langkah pertama yang memberi mereka 21 gol dan bisa dibilang pahlawan mereka dalam menyegel mahkota liga.

Meski demikian, sementara penanganan Barca atas situasi Suarez menyedihkan, itu terjadi karena alasan yang dapat dibenarkan. Penyerang itu telah melambat, terutama dari masa jayanya, dan kecuali dia mampu melakukan penyelesaian akhir berkualitas dan menuntaskan peluang di dalam kotak, dia akan kesulitan untuk bisa membuat dampak yang instan bagi tim Catalan.

Tetapi di situlah letak dilemanya: selama rekan striker itu gagal membuat pengaruh, Suarez-lah yang harus dituju klub untuk menimbulkan ancaman di sepertiga akhir lapangan.

Atletico memiliki para pemain untuk memberi pemain Uruguay tersebut peluang yang dia butuhkan, tetapi mereka perlu melangkah lebih cepat untuk menemukan kembali sentuhannya dan membawa tim keluar dari permasalahan ini - jika tidak, Simeone mungkin menghadapi musim yang paling mengecewakan setelah sepuluh tahun berada di ibukota Spanyol.

Iklan