Alexander Buttner - Pemain TerlupakanGoal Indonesia

Dari Juara Liga Bersama Manchester United Hingga Dilepas Di Siprus Setelah 17 Hari: Kejatuhan Alexander Buttner

Mantan pemain bertahan Manchester United Alexander Buttner dilepas oleh Apollon Limassol pertengahan Februari lalu setelah hanya menghabiskan 17 hari bersama klub asal Siprus itu.

Laporan di Siprus berkata bahwa bek kiri 32 tahun itu kegemukan, tidak lolos tes medis, dan kontraknya - semestinya berlaku hingga musim panas 2022 - diputus setelah datang latihan dengan kondisi tubuh yang tidak mumpuni.

Berita ini dibantah oleh kubu Buttner, yang menduga bahwa perjanjian kontrak tidak ditepati dan bonusnya dibatalkan.

Yang kita tahu pasti adalah bahwa pemain bertahan yang mengantongi medali Liga Primer dan pernah dipuji oleh Sir Alex Ferguson, kini terombang-ambing tanpa klub di usia yang seharusnya masih merupakan puncak kariernya.

Sebenarnya, Buttner bahkan bisa sampai nyasar di Old Trafford saja sudah mengejutkan.

Buttner semestinya bergabung dengan Southampton yang baru saja promosi di musim panas 2012 namun transaksi tersebut gagal, United lalu memboyongnya sebagai deputi Patrice Evra yang kian menua.

Transfernya yang mencapai nilai £4 Juta ($5.5 Juta) dari Vitesse bahkan mengejutkan pemandu bakat United. Ed van Stijn, yang mengepalai departemen rekrutmen Setan Merah di Belanda, menjadi yang paling tercengang, pasalnya dia tidak sedikitpun merasa kalau Buttner merupakan bek kiri terbaik di Eredivisie.

"Setiap musim [United] meminta daftar pemain dari pemandu bakat di seluruh penjuru Eropa," ujar pria Belanda itu kepada Algemen Dagblad. "Mereka meminta Anda untuk membuat daftar lima pemain terbaik di liga di setiap posisi. Buttner ada di posisi ketiga atau keempat di daftar saya."

Alexander Buttner Sir Alex Ferguson Manchester United GFXGetty/Goal

Namun, Ferguson punya pendapat sendiri dan merasa yakin, bahkan memberi tahu para wartawan: "Alexander adalah salah satu bek kiri muda terbaik di Eropa dan kami senang bisa membelinya. Kami telah memantaunya sejak lama. Ia menyediakan pilihan menarik di posisinya."

Awalnya keputusan Fergie mengganjarnya dengan kontrak lima tahun terlihat jenius, karena di debut liga kontra Wigan, ia mencetak satu gol dan satu assist dalam kurun waktu tiga menit di babak kedua.

Golnya juga sungguh cantik - pasca 66 menit, ia melewati tiga bek Latics dan melesakkan bola dari sudut sempit - dan United tampak baru saja menemukan talenta muda baru.

Namun, ilusi itu tidak bertahan lama. Buttner langsung kelihatan tidak memiliki kemampuan teknis maupun mental untuk beradaptasi di Liga Primer dan tidak mampu menggeser Evra. Praktis, ia hanya tampil lima kali di liga di musim debutnya di Manchester.

Penampilan terakhirnya hadir di laga pamungkas musim 2012/2013, sebuah laga bersejarah karena beberapa alasan. United ditahan imbang West Brom 5-5 - termasuk gol Setan Merah kedua dan terakhir Buttner - untuk merangkum kemenangan liga ke-20, dan teranyar, saat tulisan ini dibuat. Ini juga menjadi laga terakhir Ferguson sebelum pensiun.

Di akhir musim, Buttner mengklaim bahwa debutnya loyo di Inggris karena merindukan kampung halaman, dan akan mempertontonkan kemampuan terbaiknya tahun depan. Namun, tentu saja, itu tidak terjadi.

Penerus takhta Setan Merah yang dipilih Ferguson sendiri, David Moyes, tidak yakin dengan kapabilitas Buttner, dan dia hanya tampil sporadis di musim 2013/2014, terutama saat Evra cedera di akhir Maret.

Saat bos United baru Louis van Gaal membeli Luke Shaw di musim berikutnya, Buttner terusir ke Dynamo Moscow.

Alexander Buttner Manchester United Premier League GFXGetty/Goal

Namun Buttner bak tertimpa durian runtuh saat berkarier di Inggris, karena lima penampilan liganya di 2012/2013 membuatnya berhak memperoleh medali juara Liga Primer, setelah jumlah laga yang dibutuhkan dipangkas separuh di musim sebelumnya.

Tetap saja, ia merasa bangga dengan masa baktinya di sana - dan tak pernah lalai mengingatkan bahwa ia mencapai sesuatu yang bahkan beberapa pemain terbaik Liga Primer tak bisa raih.

Ia berkata kepada De Telegraaf: "Siapa yang bisa bilnag pernah jadi Juara Inggris? Saya bisa. Bahkan Steven Gerrard tidak sukses."

"Saya menjelma menjadi pesepakbola yang lebih baik, saya berlaga di perempat-final Liga Champions kontra Bayern Munich dan Arjen Robben."

"Saya mendengar orang-orang bicara di TV bahwa saya cuma bermain beberapa laga tapi saya telah berlaga bagi Manchester United lebih banyak dari yang bisa saya bayangkan."

Selesai tiga tahun di Moskow, Buttner kembali ke Vitesse sebelum bertualang ke Amerika, mengaku bahwa ia menolak pinangan klub-klub Eropa, termasuk Rangers, Celtic, dan Fenerbache, untuk bergabung ke New England Revolution.

Namun kontraknya bersama tim MLS itu dibatalkan dengan persetujuan bersama Januari lalu dan kini, setelah didepak oleh Apollon Limassol. ia terjembab di kubangan ketidakpastian bagi pesepakbola manapun, di era serba tidak pasti bagi siapa pun.

Entah apakah ia mestinya menegosiasikan kontrak yang lebih baik, atau perlu digembleng di gym, Buttner semakin menjelma sebagai sebuah anomali di penghujung era penuh kejayaan Ferguson di Manchester United.

Iklan