Como merupakan kota yang terletak di sebelah utara Italia dan berada di ujung selatan Danau Como. Selain dekat dengan Danau Como dan Pegunungan Alpen, hal itu membuat Como menjadi salah satu destinasi wisata favorit, baik bagi wisatawan lokal atau pun mancanegara.
Selain itu, Como juga memiliki peninggalan karya seni bersejarah mulai dari gereja, museum, teater, taman hingga istana. Hal itu membuat Como, pada tahun 2013 silam, menjadi kota keempat yang paling banyak dikunjungi di Lombardy setelah Milan, Bergamo dan Brescia.
Bahkan, pada tahun 2018, Como mampu melampaui Bergamo dan berada di urutan ketiga sebagai kota yang paling banyak dikunjungi di Lombardy.
Tetapi, kini Como tak hanya dikenal sebagai kota destinasi wisata juga, tapi juga dikenal karena salah satu klub sepakbolanya, Como 1907.
Como dan sepakbola
Sepakbola di Como mungkin tidak begitu seterkenal klub-klub dari daerah Lombardy lainnya seperti Inter Milan, AC Milan, Brescia, Atalanta atau AC Monza.
Tetapi, Como 1907 memiliki sejarah yang sangat panjang. Didirikan pada tahun 1907 dan kini bermarkas di Stadio Giuseppe Sinigaglia, I Lariani pertama kali promosi ke Serie A pada tahun 1949 dan bertahan selama empat musim di kasta tertinggi sebelum degradasi.
Como 1907Setelah berkutat di Serie B dan C, Como akhirnya kembali ke kasta tertinggi sepakbola Italia pada tahun 1984 dan menghabiskan lima tahun di Serie A, yang merupakan salah satu periode paling sukses hingga saat ini.
Tetapi, Como 1907 juga pernah berada dalam masa sulit, ketika mereka mengalami degradasi berturut-turut, hingga mereka dinyatakan bangkrut pada Desember 2004.
Berkat aturan FIGC, mereka pun pada akhirnya kembali ke Serie D untuk musim 2005/06, tapi 11 tahun kemudian Como 1907 lagi-lagi gulung tikar dan harus dilelang.
Setelah perjalanan panjang mereka untuk bisa merampungkan permasalahan keuangan, Como akhirnya memenangkan Putaran B Serie D dan kembali ke sepakbola profesional pada tahun 2019.
Di tahun yang sama, mereka kemudian diambil alih oleh perusahaan Djarum Group yang dipimpin oleh Michael Hartono dan Robert Budi Hartono, dan disponsori oleh Mola. Kini, CEO olahraga Como merupakan mantan pemain Chelsea Dennis Wise, yang juga menjadi direktur sepakbola program Garuda Select.
Meski prestasi mereka tidak begitu mentereng dan reputasi mereka di sepakbola Italia juga tidak begitu bagus, Como 1907 mampu melahirkan pemain-pemain jempolan yang pada akhirnya bermain untuk tim-tim besar Italia, bahkan menjadi andalan di tim nasional hingga bertahun-tahun.
Sebut saja, Gianluca Zambrotta, Paolo Rossi, Marco Tardelli hingga Pietro Vierchowod semuanya pernah bermain untuk Como di awal-awal karier mereka -- dengan nama pertama merupakan jebolan akademi I Lariani.
Getty ImagesComo 1907 dan Indonesia
Como 1907 kini juga menarik perhatian masyarakat Indonesia setelah miliarder Indonesia membeli klub tersebut.
Diambil alih oleh perusahaan Indonesia, Djarum Group, yang dimiliki oleh Michael Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono pada 2019, Como 1907 berupaya untuk bangkit dan telah mendapat banyak dukungan tak hanya dari masyarakat Como saja, tapi juga pecinta sepakbola tanah air.
Apalagi, saat ini legenda hidup sepakbola Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, menjabat sebagai asisten pelatih Como sejak awal tahun ini. 'Si Kurus' merupakan tangan kanan pelatih Como saat ini, Giacomo Gattuso.
Selain itu, hadirnya Cesc Fabregas di Como 1907 pada musim panas ini juga membuat I Lariani juga mendapat perhatian dari banyak pihak. Fabregas juga menjadi pemegang saham klub -- bersama mantan rekan satu timnya dulu, Thierry Henry.
ComoBagaimana cara ke sana dan di mana tempat menginap?
Melihat dari Traveloka dan Tiket.com, ada beberapa opsi yang bisa membawa Anda menuju ke Como Italia. Namun, tidak ada penerbangan yang membawa Anda langsung menuju ke Como. Tapi Anda tidak perlu khawatir. Anda bisa melakukan perjalanan lebih dulu menuju ke Milan atau Bergamo dengan titik awal keberangkatan Anda dari bandara internasional Soekarno-Hatta Jakarta.
Dari sana, ada beberapa opsi maskapai seperti Emirates, Etihad, Air France, Garuda Indonesia, Singapore Airlines, KLM dan Lufthansa.
Tidak ada penerbangan langsung yang membawa Anda menuju ke Milan, tetapi pemberhentian di Seoul (KOR) Doha (QA), Istanbul (TA), Abu Dhabi (EA), Paris (FRA), Dubai, Dubai (EA) atau Singapore (SIN) akan memberi Anda kesempatan untuk bersantai atau mungkin berbelanja.
Penerbangan menuju Milan atau Bergamo menghabiskan waktu 23 sampai 46 jam tergantung maskapai yang Anda pilih.
Sesampainya di Milan atau Bergamo, Anda bisa melanjutkan perjalanan menuju Como dengan transportasi darat, yakni kereta, yang akan menghabiskan waktu sekitar satu sampai satu setengah jam.
Untuk kepulangan kembali ke Indonesia, Anda bisa kembali menggunakan kereta terlebih dahulu untuk menuju Milan atau Bergamo dan melanjutkan perjalanan ke tanah air dengan pesawat.
Masalah transportasi sudah terselesaikan, lalu bagaimana dengan akomodasi penginapan?
Di Traveloka dan Tiket.com, Anda juga bisa memesan hotel. Di Como terdapat beberapa opsi penginapan untuk semua segmen. Jadi Anda bisa mengeluarkan biaya gila-gilaan untuk memesan hotel bintang lima di tengah kota atau menekan pengeluaran dengan menginap di luar pusat kota.
Apa lagi yang bisa dikunjungi?
Pertama, Anda pasti penasaran bagaimana markas Como 1907 Stadio Giuseppe Sinigaglia, di mana Anda bisa sekaligus mendapatkan pemandangan Danau Como, yang sangat dekat dengan stadion milik I Lariani.
Jauh-jauh datang ke Como, Anda tidak boleh melewatkan untuk menyaksikan kemegahan Gereja Katedral Como, yang sudah berdiri sejak 1740. Di dalamnya terdapat ukiran paduan suara abad ke-16 dan permadani bergaya kartun karya Giuseppe Arcimboldi. Karya seni lainnya di Katedral Como adalah permadani abad ke-16-17 dan lukisan abad ke-16 karya Bernardino Luini dan Gaudenzio Ferrari.
Anda juga bisa mengunjungi Basilica Sant'Abbondio, sebuah bangunan bergaya Romawi yang ditahbiskan oleh Paus Urbanus II pada 1095. Interiornya berisi lukisan-lukisan yang berasal dari abad ke-11 dan lukisan dinding dari abad ke-14.
Sebagian besar tempat-tempat di Como masih bergaya klasik Romawi, dan masih banyak lagi tempat-tempat menarik lainnya seperti Sant'Agostino, San Carpoforo, Monumento ai caduti, Tempio Voltiano hingga Broletto Casa del Fascio.
Jika Anda ingin menikmati keindahan alam, Como juga memberikan tempat yang memanjakan mata. Selain Danau Como, Anda bisa mengunjungi I Giardini di Villa Melzi, sebuah taman yang terletak di pinggir Danau Como.
Selain itu, Anda juga bisa merasakan sensasi mendaki di gunung Monte Grona atau mengunjungi Valchiavenna, merupakan lembah Alpine yang terletak di sebelah utara Danau Como, dan dilalui oleh sungai Mera dan Liro.


