Cherno Samba

Apa Yang Terjadi Dengan Cherno Samba? Sang Legenda Championship Manager

Suatu hari, Cherno Samba sedang berada di bus sekolah mendapat telepon yang nomornya disembunyikan. Ia tetap mengangkat panggilan tersebut dan langsung melonjak kegirangan.

Telepon tersebut berasal dari bintang Liverpool dan timnas Inggris Michael Owen. Samba sangat senang dan tak bisa melupakan kejadian yang dialaminya itu.

Teman-tema Samba yang berada di bus tidak ada yang percaya. Ia sampai harus menghubungkan pengeras suara diteleponnya agar mereka bisa mendengarkan pembicaraan dengan Owen.

“Saya berkata, 'Saya sedang berbicara dengan Michael Owen, ayolah, diam!' Semua orang benar-benar marah dan dia hanya mengatakan 'Anda adalah pemain yang baik' dan memberi saya nasihat, dan ketika saya keluarkan suara telepon semua orang melompat ke arahku, berteriak, 'Ya Tuhan, Michael Owen baru saja menelepon temanku'," kenang Samba.

“Itu adalah sesuatu yang akan selalu saya hargai. Itu adalah masa-masa yang sangat menyenangkan saat itu!”

Situasi ini terjadi karena Samba ketika itu sangat terkenal di gim Championship Manager. Foto dirinya hampir terpasang pada laptop atau komputer di semua penjuru negeri.

Sering dilupakan kalau Samba punya potensi pada kehidupan nyata. Ia mencetak lebih dari 130 gol hanya dalam 32 pertandingan untuk tim sekolah St Joseph's Academy di London Selatan.

Kepindahan ke Millwall tampaknya menegaskan apa yang sudah diketahui banyak pemain di komputer: Samba sedang menuju puncak, dan minat dari para pemain besar sepakbola Inggris segera menyusul.

“Manchester United, Liverpool, Leeds United dan Arsenal yang tertarik dan saya pergi ke keempat klub itu. Lucunya, saya adalah penggemar United, tapi saya akhirnya mencintai Liverpool karena ketika saya pergi ke sana, mereka membuat saya merasa sangat diterima dan itu lebih seperti klub keluarga."

“Saya hanya merasa nyaman. Owen benar-benar membantu saya. Dia menelepon saya dan berkata 'Anda tahu, akan menyenangkan jika Anda datang ke sini, kita bisa bermain bersama' dan kemudian itu baru saja menjual klub kepada saya dan Gerard Houllier pada saat itu hebat, benar-benar legendaris, dia membuatku merasa sangat disambut.”

Liverpool mengajukan tawaran sebesar £2 juta. Situasi tersebut membuat Samba langsung mendapat perhatian dari publik sepakbola Inggris, namun Millwall tidak melepasnya.

“Mereka mengajukan tawaran dan jelas semuanya tidak berhasil karena Millwall tidak ingin saya pergi. Mereka tidak bisa menyetujui pembayaran atau apa pun, dan itulah sebabnya kesepakatan itu gagal.”

Owen jelas sangat menginginkan Samba bergabung dengan Liverpool. Bahkan, Emile Heskey sampai berucap agar pria kelahiran 10 Januari 1985 tersebut tidak mengambil perannya di Anfield.

“Ketika saya kembali ke Liverpool, saya berbicara dengan Owen, saya berada di ruang ganti bersama mereka, dengan Robbie Fowler dan Emile Heskey juga, jadi saya ingat satu insiden.”

“Kami sedang duduk di sana dan Heskey berkata kepada saya, 'Akan baik bagi Anda untuk datang dan bermain dengan kami' dan saya setuju."

"Dan dia berkata, 'Pastikan ketika kamu datang, kamu tidak menggantikanku'. Lalu saya mengatakan kepadanya 'Saya akan mengambil tempat Anda, saya ingin bermain!' Saya antusias pada usia itu, jadi semuanya baik-baik saja, itu olok-olok, dan saya menyukainya."

Transfer jauh lebih mudah diatur di Championship Manager. Runtuhnya rencana pindah ke Anfield menyebabkan karier Samba menjadi nomaden, dengan memperkuat Malaga B, Plymouth Argyle, Wrexham, klub Finlandia Haka dan berseragam kesebelasan Norwegia FK Tonsberg.

Lantas Samba memutuskan gantung sepatu pada 2015. Sebelum pensiun ia sempat memperkuat timnas Inggris U-16 sampai U-20 dan beralih membela timnas Gambia dengan memainkan empat pertandingan.

Samba bersikeras punya bakat seperti yang terlihat di Championship Manager. Akan tetapi, ia tidak mendapat kesempatan untuk berkembang ke titik puncak kariernya.

“Jelas saja orang-orang yang tidak tahu sepakbola. Itulah mengapa mereka mengabaikannya. Tetapi orang-orang dalam permainan, orang-orang yang tahu sepakbola, saya tidak berpikir mereka mengabaikannya, begitu pula para penggemar."

“Bisa lebih banyak memberi pujian untuk melihat apa yang telah saya capai dan apa yang telah saya lakukan. Ini seperti catatan yang masih saya punya. Saya ambil dari Michael Owen ketika saya masih sekolah. Ini adalah pencapaian besar. Kadang-kadang bisa diabaikan dan saya pikir itu tidak seharusnya.”

Tak ada rasa menyesal dalam diri Samba. Menurutnya yang terjadi dalam kariernya bisa dijadikan pelajaran buat para pemain sehingga dapat bernasib lebih baik darinya.

“Saya tidak menyesal, kecuali satu. Saya berharap saya berlatih lebih baik dan bekerja lebih keras karena itu adalah kesalahan saya sendiri."

“Saya jauh di atas orang lain. Jika kami harus melakukan 10 latihan, saya akan melakukan lima. Dan jika kami harus melakukan beban, saya akan melakukan beberapa, saya tidak akan memaksakan diri sekeras yang seharusnya saya lakukan karena saya yakin saya lebih baik dari orang lain."

“Sebagian dari itu, saya akan disalahkan untuk itu. Saya orang yang lebih baik untuk sekarang membantu generasi berikutnya."

Lebih lanjut, Samba mengatakan setiap orang punya kekuatan pikiran dan mental masing-masing. Harus percaya diri dalam menyikapi setiap rintangan yang ada.

“Namun, karena masih muda, pada saat itu, ya, karena Anda belum cukup dewasa, mereka masuk ke kepala Anda. Dan kemudian tekanan datang kepada Anda."

"Orang-orang melihat Anda - 'Dia yang terbaik dalam permainan, dia yang terbaik dalam kehidupan nyata, dia yang terbaik di dunia' - jadi karena itu Anda harus selalu hidup dengan status itu."

Walau tidak dapat sejajar dengan Owen, kisah Samba sangat luar biasa. Mungkin suatu hari ia bisa menjadi manajer sukses di dunia nyata.

Iklan