Fikayo Tomori, besar di Chelsea, tapi made in Milan.
Tomori tak butuh waktu lama untuk membuktikan ketangguhannya kepada AC Milan. Tak sampai dua bulan setelah dipinjam dari Chelsea pada Januari 2021, beberapa Milanisti bahkan sampai serius mempertimbangkan menggalang dana demi mempermanenkannya.
Ternyata, Milan tak butuh bantuan – atau bahkan desakan – untuk membeli bek sentral Inggris itu di musim panas dengan harga €28 juta.
Sama sekali tak mengejutkan. Paolo Maldini pasti tahu lah, satu-dua hal soal menjadi seorang bek kelas wahid, tapi, semenjak kembali ke San Siro sebagai direktur, legenda Milan tersebut ternyata juga jitu mengidentifikasi pemain berbakat.
Bagaimana tidak, Tomori saja sampai dilabeli salah satu rekrutan terbaik Milan dalam beberapa tahun terakhir. Sosoknya sangat krusial dalam kebangkitan Rossoneri, yang berakhir dengan Scudetto musim lalu.
Namun impak instan Tomori di San Siro menjadi sumber penyesalan di Stamford Bridge – setidaknya di kalangan suporter, yang dahulu berharap dia bisa menjadi pilar masa depan The Blues bareng jebolan akademi lainnya seperti Reece James dan Mason Mount.
Rasa frustrasi penggemar kian paripurna di bursa transfer musim panas, di mana Chelsea dengan paniknya membayar £70 juta demi mendapatkan Wesley Fofana setelah dua bek sentral mereka, Andreas Christensen dan Antonio Rudiger, pergi secara cuma-cuma.
Tak akan heran jika Tomori menerima sambutan hangat ketika ia pulang ke Stamford Bridge bersama Milan Kamis (6/10) dini hari WIB besok, untuk melakoni laga Liga Champions krusial melawan Chelsea. Tapi fans tuan rumah pasti berandai-andai: bisa sebagus apa ya kita dengan Tomori di sini?
Getty/GOALTomori sendiri mengaku senang bisa menemui wajah-wajah familier dan menunjukan perkembangannya dalam 18 bulan terakhir. Namun narasinya bukan cuma itu saja: ini juga momen sempurna baginya untuk unjuk gigi jelang Piala Dunia.
Dua laga UCL beruntun melawan bekas klubnya memang tak akan menjadi satu-satunya faktor nasib Tomori, tetapi tampil impresif harusnya bisa memperkuat nilai tawarnya untuk dimasukkan ke skuad – bahkan ke starting XI – Inggris di Qatar.
Karena saat ini, skuad Gareth Southgate masih belum jelas nasibnya, terutama di lini pertahanan.
Trent Alexander-Arnold sudah sejak lama terancam tak dibawa, tapi partisipasi Harry Maguire kini turut menjadi perdebatan panas.
Setelah bek termahal di dunia itu tampil begitu buruk kontra Jerman di jeda internasional kemarin, tak sedikit yang terheran-heran kok bisa-bisanya bek Manchester United tersebut, yang bahkan sudah bukan pilihan utama di Old Trafford, masih menjadi starter Inggris?
Gary Lineker urun suara, menyoroti bahwa Southgate punya pengganti yang jelas-jelas pantas: "Eh, tahu enggak, ada pemain namanya Tomori yang main bagus di AC Milan..."
Seperti yang disampaikan mantan striker Inggris itu di cuitan sarkastiknya, pemerhati timnas Inggris masih sering terlupa dengan pemain-pemain di luar Liga Primer Inggris, terutama dengan mereka yang beradu nasib di Serie A.
Namun, meski harus diakui bahwa Liga Italia sudah tak semegah dulu, terutama dalam hal kekuatan finansial, ia masih menjadi teladan dalam kecanggihan taktik.
Bukan kebetulan pelatih-pelatih jempolan berasal dari Italia, dan Tomori jelas mendapatkan keuntungan besar dengan bermain di bawah Stefano Pioli, yang sukses mengangkat level permainan bintang 24 tahun tersebut.
Getty/GOALTomori mengakui permainan Liga Primer Inggris lebih intens, ia mengiaskan bahwa sepakbola Inggris itu bak basket, penuh aksi dari ujung ke ujung dengan kecepatan permainan yang tak habis-habis, sementara Serie A lebih mereka sepakbola Amerika alias American football, dengan permainan teratur yang serupa catur lima dimensi.
Akibatnya, pemahaman Tomori soal sepakbola dan permainan posisi meningkat pesat sejak berguru di Italia, dan kini ia tak sabar mendemonstrasikannya di depan Chelsea.
Jelas bahwa dia bakal tertekan untuk bisa tampil bagus di Stamford Bridge. Tak ada panggung yang lebih tepat baginya untuk membuat fans Inggris terkesan sebelum Piala Dunia dimulai bulan depan. Tapi Tomori – yang masuk skuad Southgate terakhir tapi sama sekali tak dimainkan – sepertinya tidak akan terusik oleh betapa pentingnya laga Chelsea vs Milan.
Dia adalah sosok yang begitu rendah hati, kadang sampai merasa bahwa ia, kalau kata orang Jawa, nggumunan alias gampang kagum. Tomori nyaris tak percaya saat Milan ingin meminjamnya. Saat pertama menginjakkan kaki di Milanello, meresapi foto-foto tim dan pemain legendaris masa lampau, dia terpana dengan agungnya sejarah yang dimiliki Rossoneri.
Dia baru bisa meresapi situasinya dengan utuh usai meneken kontrak, saat diberi tas berlambang Milan. "Saya membatin, "Wow, saya di sini! Ini beneran!" katanya kepada Champions Journal.
Meski sulit menerima kenyataan – Tomori bilang dia belum pernah melihat hiruk pikuk semeriah perayaan Scudetto Milan – dia sama sekali tak pernah terlihat kewalahan di lapangan.
Getty/GOALBahkan di saat setiap gerak-geriknya di lapangan dipantau mata elang pria yang ia anggap sebagai bek terbaik yang pernah ada, Maldini. Tomori mengaku dia starstruck, terpukau, ketika mereka pertama kali berjumpa.
Namun, kehadiran Maldini tak mendistraksinya, justru sebaliknya. Legenda Italia itu mampu menjadi sumber inspirasi dan wejangan.
"Ketika dia pertama berbicara dengan saya, saya membatin: "Wow, ini Paolo Maldini!" akunya.
"Jadi rasanya ada sedikit tekanan saat tahu dia hadir di pertandingan dan di latihan setiap hari. Tapi, bagi saya sebagai seorang bek, saya cuma ingin membuatnya terkesan."
"Di tengah-tengah akhir peminjaman saya musim lalu – sekitar April – kami mengobrol dan saya bertanya pendapatnya soal permainan saya, apa yang perlu saya perbaiki..."
"Dia sangat terlibat. Dengan kehadiran legenda seperti dai di sini, saat dia berkata sesuatu, Anda harus menyimak. Jadi keberadaannya di sini adalah hal baik dan dia sangat membantu saya."
Zlatan Ibrahimovic juga memainkan peran dalam perkembangan Tomori. Menghadapi raksasa Swedia itu di latihan sudah menjadi tantangan tersendiri, dan Tomori berkata Ibra mengajarinya untuk lebih menggunakan fisik, "lebih cerdik", dan "lebih nakal" demi bisa tahan gempuran.
Hasilnya, Tomori sekarang lebih berani main 'kotor' dibandingkan dengan saat pertama meninggalkan London Barat.
Getty/GOALTomori juga beradaptasi di Italia dengan lancar. Dahulu tak minum kopi, sekarang tak bisa jika tak menyesap macchiato sehari saja. Dia juga sudah menuai hasil les bahasa; sudah bisa wawancara pasca-laga pakai bahasa Italia.
"Saya sangat nyaman di sini," katanya kepada DAZN. "Kehidupan sangat berbeda. Di Inggris, rasanya semua orang terburu-buru. Segalanya bergerak dengan cepat. Tapi di sini segalanya lebih rileks."
"Menurut saya ya ini gaya orang-orang Italia. Setelah latihan, ngopi dulu. Semua orang berjalan pelan-pelan. Dan saya ingat saat saya pertama melihat Duomo, saya merasa, 'Wow, ini sesuatu yang spesial.'"
Maka tak mengejutkan bahwa di tengah segala topik kepulangan ke Chelsea, dia sama sekali tak berniat meninggalkan rumah barunya dalam waktu dekat. Dan Milan juga sama sekali tak berniat melepaskannya. Ia adalah salah satu nama pertama yang akan dimasukkan Pioli ke starting XI dan belum lama ini meneken kontrak lima tahun.
Untuk itu, Tomori tak perlu lagi membuktikan kepantasannya bagi orang-orang di Milan. Tapi, inilah saat yang tepat untuk mengingatkan mereka yang di London, di Inggris, betapa berkualitasnya ia. Harapannya di Piala Dunia bisa saja tergantung pada pertemuannya dengan sang mantan.
