chelsea(C)Getty Images

Lima Alasan Chelsea Jadi Kandidat Kuat Juara Liga Primer Inggris


PENULIS: YUNITA ARIFIN

Tidak sampai setengah hari lagi, sepak mula Liga Primer Inggris musim 2021/22 akan dilakukan. Sebanyak 20 peserta kompetisi kasta tertinggi di Negeri Ratu Elizabeth bersiap meramaikan perburuan titel juara. Dari beberapa nama, Chelsea menjadi salah satu yang dijagokan untuk memutus dominasi Manchester City di Inggris beberapa musim terakhir. 

Skuad Chelsea masih hangat menjadi buah bibir di kalangan penggemar si kulit bulat usai membungkan perlawanan Villarreal di Piala Super Eropa melalui drama adu penalti yang berakhir dengan skor 6-5 setelah bermain imbang 1-1 di waktu normal.

Kedatangan Thomas Tuchel untuk menggantikan Frank Lampard tengah musim lalu berbuah instan berupa trofi juara Liga Champions. Dan kini, pada musim penuh pertama di bawah komando si pelatih Jerman, Chelsea tampak siap untuk juga bertakhta di kancah domestik. Berikut lima faktor yang membuat Si Biru jadi salah satu unggulan terdepan.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Mental Juara Telah Terbentuk

chelsea(C)Getty Images

Rentetan kemenangan tak ayal menjadi pemantik kepercayaan diri pemain. Meski "hanya" finis di posisi keempat pada klasemen akhir Liga Inggris musim lalu, Chelsea sukses meraih trofi Liga Champions, menjadi finalis Piala FA, hingga yang teranyar menjuarai Piala Super Eropa 2021. Ini jadi modal berharga skuad yang bermarkas di Stamford Bridge guna mengarungi musim 2021/22. Sejalan dengan catatan positif tersebut, perlahan tapi pasti mental juara telah terbentuk di kamar ganti Chelsea. 

Eks pemain Manchester United sekaligus pandit sepakbola Inggris, Rio Ferdinand menyebut kans Chelsea untuk memenangkan persaingan menjadi juara Liga Inggris sangat terbuka lebar. 

“Ada perbedaan besar bagi mereka di musim lalu, [awalnya] tak ada ekspektasi yang tinggi, namun lihatlah mereka sekarang,” kata Ferdinand kepada BT Sport .

“Mental juara telah terbentuk, ada rasa persaudaraan yang nyata dalam skuad itu. Sekarang tim ini tengah menatap persaingan di Liga Inggris, dan semua trofi besar” imbuhnya. 

Salah satu bukti “persaudaraan” yang dituturkan Ferdinand adalah ketika Kepa Arrizabalaga masuk menggantikan Edouard Mendy di penghujung babak extra time. Pergantian itu melahirkan dua penyelamatan gemilang yang membawa Chelsea menang 6-5 pada adu penalti. Saat perayaan kemenangan, kedua penjaga gawang tersebut menunjukkan tidak ada rasa keberatan terhadap keputusan yang cukup berisiko tersebut.

Kedalaman Skuad

Kembalinya Romelu Lukaku ke Stamford Bridge membawa angin segar bagi klub London Barat tersebut, dan diharapkan mampu menjadi jawaban keresahan Chelsea yang mendamba striker tajam di lini depan. Musim lalu, Lukaku tampil garang di Inter Milan dengan mencetak 30 gol plus sepuluh assist di semua kompetisi. Ia kunci penting yang membawa Nerazzurri menyabet gelar Scudetto.

Romelu Lukaku Thomas Tuchel Timo Werner Chelsea GFXGetty/Goal

Tak sampai di situ, lini tengah yang huni N’Golo Kante dan Jorginho dinilai amat solid dan krusial membawa kejayaan bagi Chelsea. Nama lain seperti Ruben Loftus-Cheek, Mateo Kovakic, Mason Mount, Hakim Ziyech, hingga Kai Havertz mampu menjadi pilar dan hadirkan permainan yang kreatif. Trio Ziyech-Werner-Havertz di lini depan terbukti mampu merepotkan barisan belakang lawan saat turun dalam starting line-up saat berjumpa Arsenal pada laga pramusim.

Sementara di lini belakang, Antonio Rudiger dan Marcos Alonso yang jarang masuk skuad Frank Lampard, kini mulai bermain sebagai starter di bawah besutan Tuchel. Thiago Silva, Cesar Azpilicueta, hingga Kurt Zouma selain mahir bertahan, juga mampu menyumbang gol. Di bawah mistar, Tuchel bisa merotasi Edouard Mendy serta Kepa Arrizabalaga, di mana performa keduanya memiliki kualitas setara.

Pramusim Meyakinkan

Chelsea Jorginho Tottenham 2021Getty

Selain menjuarai Piala Super Eropa kontra Villarreal, rangkaian laga pramusim yang dijalani anak-anak asuh Thomas Tuchel hasilkan impresi yang cukup baik. Dari empat partai pramusim plus duel kompetitif kontra Villarreal, The Blues meraih empat kemenangan dan satu hasil imbang. 

Laga pertama, Chelsea menantang Peterborough United, Sabtu (17/7) dan menang dengan skor 6-1. Tuchel menurunkan dua skuad yang berbeda pada tiap babak dengan maksud memberi kesempatan pemainnya bermain setelah libur musim panas. Ziyech yang memulai laga sebagai pemain pengganti tampil gemilang dengan torehan hat-trick-nya. Sementara tiga gol lain dicetak Tammy Abraham, Broja, serta Christian Pulisic. 

Dua laga selanjutnya, Chelsea menang dengan skor identik 2-1, kala bersua Bournemouth dan Arsenal. Dalam pertandingan kontra Bournemouth pada Rabu (28/7), menjadi momentum bagi para pemain muda untuk unjuk taji, Broja dan Ike Ugbo sukses menyumbang masing-masing satu gol. Sementara laga melawan Arsenal, Minggu (1/8), jadi ajang pemanasan trisula Ziyech-Werner-Havertz di lini depan untuk menatap kompetisi di musim 2021/22. Dua gol Chelsea dicetak oleh Havertz pada menit ke-26, dan Tammy Abraham menggandakan keunggulan pada menit ke-72. Sementara satu gol Arsenal dilesakkan oleh Granit Xhaka di menit ke-69. 

Tiga hari berselang, Chelsea menantang Tottenham Hotspur di Stamford Bridge, di mana laga berakhir dengan skor sama kuat 2-2. Brace Hakim Ziyech membawa Chelsea unggul lebih dulu, sementara The Lilywhites membalas melalui sepakan Lucas Moura dan Steven Bergwijn. Melalui rangkaian uji tanding ini, menjadi ajang pemantapan dan menemukan kerangka tim yang tepat jelang bergulirnya kompetisi resmi. 

Penantang Terkuat Man City

Manchester City di bawah asuhan Pep Guardiola tampil begitu gemilang dan dominan di Liga Inggris. Dari empat musim terakhir, The Citizens tampilkan performa yang apik dan berhasil mengunci tiga trofi Liga Inggris.

Meski ditinggal Sergio Aguero yang hengkang ke Barcelona, kans Manchester City untuk mempertahankan predikat juara bertahan masih terbuka lebar melalui kreativitas dan sentuhan magis Gabriel Jesus, Raheem Sterling, serta Riyad Mahrez. Terlebih barisan nama seperti rekrutan anyar, Jack Grealish, wonderkid Phil Foden, serta Kevin de Bruyne bisa menjadi pemain kunci dalam tim Guardiola. Sementara Chelsea, kembalinya Romelu Lukaku diharapan menambah daya gedor skuad asuhan Thomas Tuchel tersebut. Dengan kekuatan kedua tim yang mumpuni, persaingan sengit di pentas Liga Inggris akan menjadi pertandingan yang menarik.

Pep Guardiola Thomas Tuchel Manchester City Chelsea GFXGetty/Goal

Mantan kapten tim nasional Inggris, Alan Shearer, memprediksi Chelsea finis di posisi pertama, sedangkan Manchester City sebagai runner-up. 

“Beberapa rekrutan besar telah terjadi, tapi ada banyak hal lain yang bisa pengaruhi perebutan titel juara,” katanya seperti dikutip dalam BBC Sports.

Dia berharap setidaknya empat tim bersaing di papan atas klasemen dan bisa lebih ketat dari musim lalu, tak hanya Chelsea dan Manchester City saja.

Sentuhan Thomas Tuchel

Thomas Tuchel datang ke Stamford Bridge pada 26 Januari 2021 lalu, tepat satu hari setelah memecat Frank Lampard.

Di bawah racikan Lampard, Chelsea tampil kurang konsisten dan kerap mendapat hasil yang buruk. Bersama Tuchel, Chelsea perlahan menemukan dinamika permainan yang positif dalam waktu yang cukup instan, The Blues saat itu berhasil menyegel tiket semi-final Liga Champions serta melaju ke partai puncak piala FA. Hanya dalam waktu empat bulan Chelsea di bawah arahan pelatih asal Jerman itu mampu mengalahkan nama-nama pelatih besar seperti Pep Guardiola, Carlo Ancelotti, Zinedine Zidane, Jose Mourinho, serta Jurgen Klopp.

Satu trofi Liga Champions serta satu Piala Super Eropa menjadi pembuktian bahwa Thomas Tuchel hadir membawa angina segar bagi Chelsea untuk mengarungi musim 2021/22.

Iklan