Bradley Fink NxGnGoal/Instagram (@bradleyfink9)

Bradley Fink: Calon Mesin Gol Baru Borussia Dortmund


OLEH  JOCHEN TITTMAR     PENYUSUN  DEDE SUGITA

Borussia Dortmund adalah lahan subur bagi merekahnya bibit-bibit unggul sepakbola dalam beberapa tahun terakhir.

Lihat saja Christian Pulisic dan Jadon Sancho. Keduanya kini menjelma menjadi pemain top setelah pertama kali mendapat kans unjuk gigi di Westfalen. Giovanni Reyna tampak tengah menapaki jalur serupa usai mencuri atensi melalui beberapa performanya sebagai pemain pengganti sejak pergantian tahun.

Hal sama juga bisa dikatakan soal Youssoufa Moukoko, remaja 15 tahun yang telah memecahkan sederet rekor gol di level U-19. Pelatih Lucien Favre sendiri bilang Moukoko akan segera dipanggil berlatih dengan skuad utama.

Bila Moukoko "naik kelas", Dortmund sudah punya pengganti tak kalah menjanjikan di tim U-19 musim depan. Dialah Bradley Fink.

Fink meninggalkan negara kelahirannya, Swiss, pada musim semi 2019 untuk bergabung ke Dortmund. Kedatangannya diumumkan bersamaan dengan transfer Reyna setelah klub membayar kompensasi €190 ribu guna menebusnya dari FC Luzern, di mana Fink menggelontorkan 40 gol dalam 21 penampilan di tingkat U-16 musim lalu.

Produktivitas istimewa Fink berandil penting membawa Luzern, yang diperkuatnya sejak usia sembilan setelah bergabung dari SC Cham (klub pertamanya), memborong gelar 'double' di level U-16, prestasi yang juga mereka capai setahun sebelumnya di tim U-15.

Terlepas dari kegemilangan tersebut, Fink hanya dipromosikan untuk membela skuad U-18 dalam empat kesempatan saja. Ia menjawab dengan melesakkan tiga gol.

Disebut-sebut memiliki gaya main mirip Harry Kane, Fink - yang juga memiliki paspor Inggris - sejatinya sudah cukup kesohor di Swiss. Sang remaja membintangi iklan sepatu Puma pada 2018, dan ia punya rekor impresif tujuh gol dari tujuh laga bersama tim nasional U-17. Tak heran sebagian orang di Swiss menyayangkan kepergiannya.

"Kami selalu menunjukkan kepada Bradley langkah berikut menuju tim utama dan membuat rencana karier yang sesuai. Tapi dia jelas kehilangan kesabaran," ucap pelatih Luzern Genesio Colatrella dalam wawancara dengan Zentralplus sembari menggarisbawahi statistik dari asosiasi sepakbola Swiss yang menyorot fakta bahwa hanya dua dari 86 pemain terakhir yang mengoleksi lebih dari satu penampilan untuk timnas Swiss pindah ke luar negeri saat masih di tingkat junior.

Bradley Fink NxGn GFXGoal/Instagram (@bradleyfink9)

SUMBER FOTO: Instagram (@bradleyfink9)

"Masuk akal dalam perencanaan karier seorang talenta hebat untuk terlebih dahulu bermain paling tidak di Challenge League [kasta kedua Swiss] sebelum pindah ke luar negeri. Itu yang saya maksud dengan perencanaan karier serius," imbuh Colatrella.

"Orang-orang Jerman telah lama mengamati bagaimana kami bekerja dengan pemain-pemain muda, jadi saya tak tahu apakah Anda benar-benar bisa berbuat lebih baik di sana."

Meski berusaha keras meyakinkan Fink bertahan, Luzern tak berdaya mencegah si pemain pergi. Dortmund telah mengirim pemandu bakat untuk mengamatinya langsung sedikitnya dalam 15 kesempatan sebelum akhirnya mengajukan tawaran kontrak tiga tahun.

"Kami mendapat pendekatan dari 16 klub lain yang juga datang kepada kami langsung atau lewat konsultan," ungkap ayah Fink, Thomas, kepada Zentralplus ketika memaparkan alasan memilih Dortmund sebagai destinasi.

"Luzern menjelaskan kepada kami rencana mereka bahwa Bradley akan berlatih dengan tim utama sejak 17 Juni, saat keputusan untuk bergabung ke Dortmund sudah dibuat."

"Kami lebih suka Bradley mengasah kemampuan dan mengembangkan detail-detail permainannya selama setidaknya dua tahun di tingkat junior. Kami menginginkan sebuah klub yang mengandalkan pemain-pemain muda, jika tidak bisa dibilang bergantung pada pemain-pemain muda sukses."

"Kami juga menginginkan klubnya untuk merancang sebuah 'Proyek Bradley Fink' ketimbang mendatangkan empat atau lima talenta di posisinya, di mana salah satunya akan berhasil dan yang lainnya kurang-lebih ditinggalkan."

Progres terkini dari 'Proyek Bradley Fink' jelas positif. Sang youngster telah melesakkan 12 gol dan memproduksi empat assist dalam 18 penampilan untuk Dortmund U-17 sejauh ini, dan langkah berikut dalam perkembangannya sudah disiapkan.

"Brad akan bermain untuk BVB U-19 pada musim panas. Dia di jalur tepat," ujar pelatih Dortmund U-17 Sebastian Geppert kepada Goal dan SPOX. "Dia mumpuni secara teknis, memiliki kontrol bagus tapi juga bisa mengoper bola dengan cepat. Dia selalu mencari cara direct ke kotak penalti dan mampu menembak dengan kedua kaki. Dia juga agresif saat tim tak menguasai bola."

"Dia pemain bagus dengan beberapa aspek perlu dibenahi. Ada hari-hari ketika kami berlatih pada pagi hari, siang, dan malam dan anak-anak benar-benar kepayahan dan lelah. Alhasil, kami membatalkan latihan pagi keesokan harinya, tapi Brad memilih berlatih."

Spirit membara itulah yang membantu Fink meraih sukses dalam kariernya yang masih dini. Saat ini setiap minggu ia menghabiskan empat malam di pusat latihan Dortmund bersama 24 pemain muda lainnya sebelum tinggal bersama orang tuanya di apartemen di Lake Phoenix pada akhir pekan.

"Selama tiga atau empat sesi latihan pertama saya merasa sedikit takut, tapi kemudian dalam waktu singkat saya jadi terbiasa," tutur Fink. "Rencana perkembangan saya adalah jangka menengah hingga panjang, yang biasanya berarti dua setengah tahun pembinaan di tingkat junior."

"Semula impian besar saya adalah beraksi di Swisspor Arena [kandang Luzern]. Tapi saya rasa peluang saya untuk menjadi pemain profesional lebih besar di Dortmund ketimbang di Luzern."

"Impian saya telah berubah. Target saya adalah bermain untuk Dortmund di hadapan 80 ribu penonton."

Sinyal-sinyal awal mengindikasikan impian tersebut kemungkinan akan menjadi nyata.

Iklan