Bagi para penduduk La Boca, stadion ini pasti terasa bagaikan raksasa di tengah-tengah kabut. Di antara labirin multiwarna kayu dan rumah-rumah padat dari timah di lingkungan pelabuhan Buenos Aires, ribuan ton semen dan baja melebur sempurna untuk menciptakan sebuah monster menakutkan, sebuah stadion istimewa.
Bombonera, adalah salah satu stadion sepakbola paling dikenal di dunia. Markas Boca ini sekarang telah berdiri selama 80 tahun namun desain uniknya dipertahankan sehingga menjadi salah satu ikon di bidang arsitektur olahraga.
Menciptakan stadion megah seperti ini diperlukan perencanaan yang luar biasa, dan otak di balik itu adalah arsitek Slovenia yang mendarat di Buenos Aires melalui Italia.
Viktor Sulcic, medapat undangan untuk bermigrasi melintasi Atlantik pada 1924 seiring berkuasanya rezim fasis Benito Mussolini. Dia kemudian berhasil membangun reputasi bagus dengan merancang beberapa bangunan penting termasuk pasar buah dan sayuran di ibu kota Argentina. Di tahun-tahun berikutnya, Sulcic juga dikenal sebagai seorang reinaisans, pelukis, penulis dan penyair.
Mengubah stadion bertingkat kayu milik Boca untuk dijadikan venue olahraga modern bukan pekerjaan sederhana. Padatnya lingkungan membuat proyek ini harus bisa dikerjakan di sebuah lokasi yang sedikit lebih luas dari satu blok kota. Sulcic berhasil menemukan solusi di sudut yang tepat dengan membangun sebuah struktur kuat dengan menggunakan beton bertulang.
Di salah satu sisi stadion, lingkungan yang sekarang dikenal sebagai jalan Del Valle Iberlucea menolak untuk menjual rumah mereka (hingga sekarang) - sehingga instalasi box tipis harus dilakukan yang merusak bentuk simetris stadion namun justru menambah pesona yang tak terbatas..
Hasil kreasi Sulkic sudah siap dibuka pada 25 Mei 1940, hanya dua tahun setelah peletakkan batu pertama oleh Presiden Argentina Agustin Pedro Justo. Di tahun berikutnya, tingkat kedua stadion diresmikian, diikuti lapisan ketiga pada 1953 sehingga Bombonera - atau 'kotak cokelat' (sebuah kisah menyebutkan sang arsitek membawa kotak coklat ke sebuah pertemuan setelah melihat adanya kemiripan yang tidak biasa dengan desain stadion) merupakan sebuah stadion yang memusingkan, menantang gravitasi dan sanggup menampung 100.000 penonton.
la bombonera stadium
Getty Images"Bombonera tidak bergetar, tetapi jantungnya yang berdetak," demikian pekik loyalis Boca terhadap markas tim kesayangannya tersebut. Baiklah agar menjadi lebih jelas, jika Anda berdiri di tribun atas maka goyangan stadion akan terasa sehingga cukup untuk menciptakan pengalaman yang kurang mengenakkan bagi mereka yang baru pertama kali berkunjung ke stadion.
Bahkan di luar hari pertandingan, Bombonera menyuguhkan pemandangan anggun sehingga bisa menarik minat ratusan ribu wisatawan setiap tahunnya. Penulis Italia Alessandro Baricco mengungkap perasaannya: "La Bombonera yang kosong memunculkan perasaan yang sama seperti ketika Anda melihat orang yang Anda cintai sedang tertidur lelap."
Tetapi layak untuk dikatakan, untuk menghargai betapa besarnya pesona Bombonera adalah dengan hadir secara langsung di hari pertandingan. Lautan biru dan kuning menyebar rata di seluruh bagian stadion. Pekikan kegembiraan yang memekakkan telinga terdengar dari empat penjuru stadion tatkala Diego Maradona, Juan Roman Riquelme, Martin Palermo atau Carlos Tevez menjebol gawang dan berlari ke arah fans untuk berpesta bersama.
Hari ini Bombonera dapat menampung 50.000+ penonton dan itu jauh dari memadai untuk sebuah klub yang memiliki jutaan penggemar di Argentina. Sistem keanggotaan klub yang sebelumnya bisa menggaransi fans untuk menikmati laga kandang klub sudah habis dan menjadi barang yang sangat langka.
Di belakang mereka yang beruntung, terdapat lebih dari 100.000 fans anggota asosiasi yang membayar uang bulanan demi mendapat kesempatan mendapatkan tiket dari anggota penuh yang tidak dapat menonton pertandingan.
Getty ImagesMeskipun dalam kondisi tersebut, usulan mantan presiden Daniel Angelici untuk membangun Bombonera yang lebih besar melebihi batas-batas Brandsen, Iberlucea, jalan Aristobule del Valle dan jalan kereta api Roca memantik kemarahan yang luas sehingga rencana tersebut untuk sementara ditangguhkan.
Bos baru Jorge Amor Ameal yang memenangkan pemilihan pada Desember tahun lalu bersama Riquelme sebagai wakil presiden, memilih untuk memuluskan proyek 'Bombonera 360' yang bakal menuntaskan lingkaran stadion yang terputus dan mempertahankan bentruk tribun sehingga kapasitas stadion naik ke sekitar 75,000.
Sayangnya, negosiasi awal dengan penduduk sekitar yang harus menjual tanahnya belum berbuah manis. "Beberapa pertemuan sudah digelar namun kesepakatan tak kunjung didapat," terang Ruben Lopresti yang mewakili lingkungan La Boca pada TcC Sports. "Jika Ameal mengatakan sebaliknya, dia berbohong."
"Sebelum pemilihan dia mengundang kami dan mulai berbicara seolah-olah semua sudah diselesaikan, mencoba memaksakan sebuah harga untuk rumah-rumah... Dia berteriak kepada kami dengan nada arogan."
Proyek ini diperkirakan bakal menghabiskan dana US$80 juta, dan menjadi penghalang besar lainnya dalam dunia sepakbola Argentina yang memiliki dana terbatas, sebuah isu yang kemudian semakin parah karena pandemi virus corona.
Rasa frustrasi Boca adalah kabar menyenangkan bagi mereka yang tidak ingin adanya perubahan terhadap venue ikonik ini. Ketidaksempurnaan Bombonera telah menjadikannya stadion yang menggoda. Mulai dari tribun yang mengayun hingga ke deretan kotak yang membentuk dinding keempat.
Detak jantung Bombonera mungkin sedang terdiam di masa-masa sulit seperti sekarang, tetapi auman para loyalis Xeneize tidak lama lagi akan kembali terdengar, bahkan lebih keras dan lebih mengintimidasi.
