OLEH TEGAR PARAMARTHAIkuti di twitter
Setiap musim, Lyon selalu tampak memiliki satu pemain yang mencuat dari tim akademi untuk menjadi pemain di skuat utama. Houssem Aouar adalah pemuda yang melakukannya tahun ini.
Setelah menjalani debut tahun lalu dari bangku cadangan saat tumbang 2-1 melawan Monaco April silam, dia dengan cepat menyegel status pemain andalan di skuat asuhan Bruno Genesio, memaksa pemain berpengalaman seperti Jordan Ferri dan bahkan Memphis Depay untuk duduk di pinggir lapangan sesekali.
Bagaimanapun juga, di sisa musim, pemain dengan banyak kemampuan ini kemungkinan akan diberi peran Nabil Fekir, yang harus menepi karena cidera lutut.

Ini adalah periode krusial bagi Lyon, dengan posisi tiga besar semakin terancam usai menjalani lima pertandingan liga tanpa kemenangan, sementara perempat-final tandang ke Caen dan dua laga menghadapi CSKA Moskwa di Liga Europa akan semakin menambah beban.
Aouar sudah menunjukkan, ia siap menjalani tantangan, dengan mengumpulkan 17 laga Ligue 1 sebagai starter pada 2017/18. Dia membuat pertahanan PSG kewalahan kala Lyon mengejutkan sang juara bertahan dengan kemenangan 2-1 pada Januari, sementara ia juga mencetak gol dalam debut full-nya, memamerkan kemampuan menyerangnya dengan keluar dari posisinya di sayap kiri untuk menyambut umpan Kenny Tete melawan Dijon.
"Ketika saya masih kecil, saya memimpikan ini," ungkapnya kepada L’Equipe November silam, dengan tumbuh dewasa saat era Lyon mendominasi Ligue 1, di mana saat itu ia juga mengidolakan Juninho dan Zinedine Zidane, yang juga memiliki darah Aljazair.
Tetapi kesuksesannya tidak datang tiba-tiba.
Getty“Di sesi latihan, saya harus menggandakan usaha," ujarnya. "Saya tahu jika saya akan bermain secara profesional, untuk mengambil satu tempat rekan setim saya, saya harus dua atau bahkan tiga kali lebih baik dari mereka. Itu yang membuat perbedaan.”
Kendati demikian, apa yang paling mengagumkan dalam musim kemunculannya adalah bagaimana ia bisa bermain konsisten dalam beberapa posisi berbeda. Pemain berusia 19 tahun itu telah diminta bermain di sisi kiri, sebagai nomor 10 dan sebagai pemain deep-lying box-to-box. Dia menuntaskan semua tugasnya dengan baik.
"Saya selalu bermai di tengah, jadi peran gelandang pekerja keras adalah yang paling saya suka," ujarnya. "Tetapi saya juga menyukai sayap kiri. Ini membuat saya bisa berlatih dan mengembangkan skill lain. Saya beradaptasi pada apapun.
"Tidak masalah di mana saya bermain, saya tahu ini kesempatan saya dan saya akan bermain di mana saja untuk mengambilnya!"
Aouar adalah pemain yang sudah lama berada dalam radar banyak klub top Eropa. Liverpool berusaha merekrutnya sebelum ia mengikat kontrak profesional dengan Lyon, dan dia tetap dipantau kubu Anfield, tetapi penampilannya yang memukau musim ini membuat Barcelona juga tertarik.
GoalSeperti kebanyakan pemain yang lulus dari akademi OL, dia tumbuh dewasa di Lyon dan memiliki ikatan emosional yang sangat kuat dengan kotanya, suatu faktor yang membuat Alexandre Lacazette bertahan begitu lama di sana. Bagi Aouar, bagaimanapun juga, keluarga lebih penting.
"Saya masih tinggal dengan ibu saya," ungkapnya. "Dia melakukan segalanya untuk saya dan saya merasa nyaman di tempatnya. Dia memberi saya keseimbangan.
"Bermain di pertandingan besar dan disorot kamera, kemudian kembali ke tempatnya, itu membuat saya tetap membumi - hal itu penting.
"Saya menilai keluarga dan kota Lyon sangat penting, saya gembira memutuskan bertahan."
Jika Aouar terus menampilkan performa gemilang di atas lapangan hijau seperti beberapa bulan terakhir, tampaknya dia harus mengambil keputusan berat dalam waktu dekat.


