Bursa transfer musim panas resmi berakhir, dan banyak klub Liga Primer Inggris yang melakukan pembelian fantastis pada kesempatan ini. Bahkan, Arsenal yang sedang kacau pun masuk jajaran klub terboros pada bursa transfer kali ini.
Chelsea melakukan pembelian sensasional dengan perekrutan kembali Romelu Lukaku hingga meminjam Saul Niguez pada tenggat transfer. Sementara Manchester United membeli pemain sekaliber Jadon Sancho, Raphael Varane, hingga Cristiano Ronaldo.
Lantas, bagaimana dengan Liverpool? Seperti biasanya bahwa Liverpool bukan klub yang menarik untuk dipantau selama tenggat transfer. Tapi, musim ini mereka benar-benar hanya membeli Ibrahima Konate dari RB Leipzig, untuk menambal lini belakang.
Jajaran bek sentral memang menjadi masalah utama Liverpool pada musim lalu, seiring cedera yang dialami Virgil van Dijk, Joe Gomez, hingga Joel Matip. Sehingga, pembelian Konate merupakan hal yang wajar dan sudah semestinya dilakukan oleh Jurgen Klopp.
Getty ImagesPercaya diri dengan lini depan?
Liverpool, atau mungkin Jurgen Klopp pribadi, sudah kelewat percaya diri bahwa trisula Roberto Firmino, Sadio Mane dan Mohamed Salah sudah cukup untuk membobol gawang seluruh peserta Liga Primer. Ditambah ada Diogo Jota yang seringkali jadi pemecah kebuntuan.
Hanya saja, lini sentral Liverpool dipandang para suporter mereka kerap kurang kreatif. Bagaimana Liverpool tampil kontra Chelsea pada pekan ketiga Liga Primer adalah refleksi bagaimana sebenarnya Liverpool 'mungkin' butuh sosok baru di jendela transfer lalu, untuk urusan menyerang.
Chelsea sudah bermain dengan sepuluh pemain setelah Reece James dikartu merah, tapi Liverpool melewatkan kesempatan selama 45 menit terakhir untuk mengamankan tiga poin penuh di Anfield. Laga pun berakhir imbang, dan banyak suporter di media sosial merasa kecewa dengan penampilan Si Merah.
Perpanjangan kontrak untuk pemain krusial
Sepanjang pramusim Klopp terus menegaskan bahwa dirinya sudah puas dengan skuad yang ada. Manajer asal Jerman ini memang bukan sosok penggerutu dalam urusan transfer, dia lebih suka membeli pemain yang benar-benar sesuai dan bisa diajak bermain sepakbola progresif andalannya.
Sederet wajah lama namun krusial diberi perpanjangan kontrak, dari mulai Trent Alexander-Arnold, Andy Robertson, Fabinho, Alisson Becker, Virgil van Dijk dan sang kapten Jordan Henderson. Sementara Mohamed Salah masih dalam tahap negosiasi untuk perpanjang kontrak tersebut.
Fondasi lama ini sudah diamankan Liverpool, sementara Klopp berusaha membangun fondasi baru secara bertahap, contohnya adalah keberadaan Jota -- yang punya usia lebih muda dibanding Mane, Firmino, dan Salah -- lalu Harvey Elliot, pemain sensasional yang masih berusia 18 tahun.
Membingungkan untuk menilai Liverpool
Membingungkan dan membuat khawatir, suatu kalimat yang pantas untuk Liverpool soal bagaimana mereka menyelesaikan bisnis pada transfer musim panas ini. Mereka kehilangan banyak pemain, tapi hanya mendatangkan satu nama masif (Ibrahima Konate) yang akhirnya masih jadi pelapis duet Matip-Van Dijk.
Susunan sebelas awal Liverpool tak tergantikan untuk kiper dan lini belakang, sementara di tengah terkadang ada rotasi, dan di depan Firmino, Salah, serta Mane masih jadi yang utama. Tapi, apakah semuanya bisa mempertahankan performa terbaik hingga akhir musim, perlu diingat bagaimana Piala Afrika nanti bisa merenggut Mane, atau nasib apes seperti yang dialami Van Dijk musim lalu bisa saja terulang.
Thiago Alcantara dan Kostas Tsimikas mungkin belum cukup memberikan impak besar ketika yang dihadapi adalah tim kuat macam Chelsea. Lalu Takumi Minamino dan Divock Origi masih dipertanyakan kualitasnya, apalagi bagaimana Konate yang menjalani musim debut di Liga Primer.
Mungkin, memang ada kebingungan apa yang sebenarnya dibutuhkan Liverpool, sehingga mereka menuntaskan musim transfer lalu dengan irit. Yang jelas, situasi ini cukup mengkhawatirkan jika hal apes terjadi pada Liverpool.
Getty/Goal

