Lionel Messi Argentina BrazilGetty

Bedah Mitos: Cinta Argentina Untuk Lionel Messi Tak Sebesar Barcelona

Dia tidak benar-benar menyatu dengan jersey. Dia tidak pernah menyanyikan lagu kebangsaan. Ketika situasinya semakin kelam, dia menghilang. Dari lubuk hatinya yang paling dalam, dia pasti memilih pulang ke Barcelona ketimbang berada di Argentina. 

Semua tudingan tersebut selalu dilemparkan pada Lionel Messi sebelum pesepakbola terbaik di muka bumi itu mentas di level internasional. 

Meskipun Messi telah mencetak gol lebih banyak dari siapapun untuk Albiceleste dan selalu bekerja tanpa mengenal rasa lelah, dia gagal menghadirkan trofi dan kekurangan tersebut menjadi argumen andalan saat membahas siapa yang layak menyandang status pesepakbola terbaik sepanjang masa. 

Opini ini juga biasa dilontarkan oleh mereka yang ada di Argentina. Messi dianggap tidak pernah punya semangat yang sama seperti Diego Maradona, seseorang yang dipandang sebagai pahlawan sejati yang bersedia mempertaruhkan segalanya untuk merajai dunia. Messi adalah idola Catalan, bukan Argentina. 

Messi tidak akan pernah mencapai status legenda di Argentina, demikian menurut seorang pengemudi taksi Buenos Aires yang sering menghabiskan waktu di bar. Dia beralasan Messi telah meninggalkan Argentina di waktu yang sangat muda hingga tidak sepenuhnya mengerti nilai sebagai warga negara Argentina. 

Cerita seperti ini tentunya menarik tetapi ada satu masalah... Yaitu sepenuhnya tidak benar. 

Satu mitos menyebutkan Messi pernah mempertimbangkan diri untuk memperkuat Spanyol sebelum akhirnya tampil di bawah bendera Argentina, namun dongeng ini dibantah langsung oleh sang superstar. 

"Tidak pernah ada keraguan," kata Messi pa da TyC Sports soal keputusannya memperkuat Argentina. 

"Kami melakukan segalanya. Kami mengirimkan video hal-hal yang telah saya lakukan agar terpantau di Argentina dan punya kans untuk mendapat panggilan."

Namun tetap saja ada kalanya kesetiaan Messi diragukan. 

Lionel Messi Diego Maradona Argentina PS

Performa gemilang Messi untuk Argentina mulai mendapat hambatan pada 2009 ketika Juan Roman Riquelme mundur dari scene internasional karena berselisih dengan Diego Maradona, padahal Riquelme dianggap sebagai pasangan sempurna bagi sang youngster. 

Selain bertanggung jawab untuk mencetak gol, pada situasi itu Messi juga mendapat tugas menutup lubang yang ditinggalkan Riquelme. 

Hasilnya, sejumlah performa mengecewakan membuat Argentina tertatih-tatih di kualifikasi Piala Dunia Afrika Selatan. Ketika lolos, Martin Palermo dan Maradona yang dianggap sebagai pahlawan, sementara Messi ada di balik bayang-bayang.

"Saya ingin berbicara secara serius dengan Leo, karena dia harus langsung tancap gas, habis-habisan," ujar Maradona di hadapan reporter. "Kami punya pemain terbaik di dunia yang layak mendapat dukungan penuh dari semua."

"Dengan kostum Barcelona, dia bisa menguasai dan menggiring bola untuk melewati empat pemain; tetapi di sini lebih sulit."

Messi mengakhiri tahun yang mengerikan itu dengan menarik diri dari laga persahabatan lawan Catalunya pada Desember, ketika itu Argentina kalah 4-2. Setelah laga banyak nada sumbang yang menyebut Messi lebih nyaman tampil untuk negara 'aslinya'. 

Tetapi sejatinya yang kurang bagi Messi adalah sosok pelatih tepat. 

Setelah menderita di bawah arahan Maradona dan Sergio Batistta, Messi seperti dilahirkan kembali di bawah komando Alejandro Sabella. Dengan ban kapten, Messi memperlihatkan sederet penampilan penuh inspirasi yang mengantarkan mereka ke partai puncak Piala Dunia 2014 lawan Jerman. 

Hanya pembenci sejati yang terus mempertanyakan kesetiaan Messi ketimbang menyorot tembakan meleset Gonzalo Higuain dan Rodrigo Palacio di laga final yang menegangkan tersebut. 

Lionel Messi Argentina Germany PSGetty/Goal

Ketika kekecewaan berlanjut di Copa America, Messi terus dihantam kritik aplagi setelah gagal mengeksekusi penalti pada 2016 dan setelah pertandingan dia menangis tersedu sambil mengumumkan pensiun. 

Jika ada yang meragukan status Messi di hadapan publik Argentina, maka jawabannya muncul setelah episode di atas. Sang pemain kebanjiran permintaan untuk kembali bahkan mendapat kontak langsung dari Presiden Mauricio Macri agar mengubah pikiran. 

"Kami sepakat untuk berbicara lagi. Saya harap dia tidak mengabaikan kami, karena memiliki pemain terbaik di dunia adalah anugerah dari Tuhan" ujarnya pada DPA. Ketika Messi membatalkan pensiun, Argentina berpesta. 

Mungkin benar jika Messi tidak akan pernah dipuja seperti halnya Maradona yang mendapat standing ovations di setiap stadion di Argentina yang juga pasti menyediakan tempat duduk spesial untuknya. 

Semangat, kemarahan dan kebiasaan berbicara lepas Maradona selalu disambut meriah oleh fans, sementara Leo yang terlihat seperti pensiunan, pemalu dan membosankan telah membuatnya sebagai sosok yang lebih mudah untuk dikagumi, bukan untuk dipuja. 

Tetapi kondisi itu mungkin telah berubah. 

Messi kembali ke puncak popularitas di Argentina pada Copa America 2019 berkat perlawanannya kepada wasit, CONMEBOL dan Brasil, dia juga mencuri hati banyak fans berkat komentar kerasnya seperti Maradona yang membahas adanya plot jahat melawan Argentina. Masih ingat bagaimana murkanya wajah Gary Medel? Dan jangan lupakan bagaimana Messi sering terlihat dengan lantang menyanyikan lagu kebangsaan Argentina. 

Andai 'kemarahan' dan semangat seperti itu terus dipertahankan, yang mungkin saja dipercantik oleh satu atau dua gelar dalam beberapa tahun ke depan, bukan hal yang mustahil, Messi bakal menggulingkan Maradona sebagai legenda sejati Argentina. 

Meski demikian ada satu hal yang pasti. Tidak peduli dengan segala keraguan yang ada, Messi adalah salah satu olahragawan terhebat Argentina (bahkan dunia) dan dia sangat layak untuk menyandang status itu. 

Iklan

ENJOYED THIS STORY?

Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

0