Ben Knapper adalah nama yang hanya dikenali oleh sedikit orang di luar lingkaran Arsenal, tapi tidak banyak individu di klub yang dihormati dengan sangat seperti manajer peminjaman The Gunners ini.
Sejak mengambil peran pada 2019, Knapper telah mulai merevolusi sistem pinjaman klub yang tertinggal di belakang klub saingan dan membantu membuatnya lebih sejalan dengan pemimpin dunia, Chelsea.
Ini adalah proses yang masih berlangsung, tapi Arsenal sudah menuai keuntungan - salah satunya dengan kesepakatan £25 juta dengan Newcastle untuk Joe Willock pada musim panas lalu, yang dipandang sebagai kisah sukses Knapper.
Bagi mereka yang mengenal dan bekerja dengan pemain pria 34 tahun itu, transfer tersebut akan menjadi yang pertama dari sekian banyak.
“Ben adalah roda penggerak yang sangat penting,” kata salah satu sumber yang sering berurusan dengan Arsenal kepada GOAL.
“Dia menghidupi pekerjaan itu dengan sangat serius. Menurut saya, dia adalah direktur teknik masa depan, tidak ada keraguan untuk itu,” tambahnya.
Knapper pertama kali bergabung dengan Arsenal pada 2010 sebagai analis sepakbola dari firma analisis statistik Prozone.
Dia bertahan dalam peran itu selama lima tahun sebelum mendapatkan promosi ke posisi analis sepakbola utama.
Tanggung jawab utamanya selama periode tersebut adalah mendukung staf pelatih tim utama dalam persiapan pertandingan.
Dia akan fokus pada lawan dan bagaimana lawan bisa mengatur strategi, sebelum mempresentasikan temuannya kepada manajer dan staf pelatih menjelang pertandingan terdekat.
Getty/GOAL“Saya melihat ke belakang dengan penuh kasih kala itu,” kata Knapper kepada program pertandingan Arsenal dalam wawancara baru-baru ini.
“Saya belajar banyak dan merupakan hak istimewa untuk bisa bekerja dengan sejumlah pelatih,” imbuh dia.
“Namun, pada akhirnya, saya mencari tantangan baru dan saya selalu tertarik pada sisi jangka menengah hingga panjang, yang lebih strategis dalam menjalankan klub sepakbola,” tambahnya.
Maka pada Februari 2019, Knapper diangkat sebagai manajer peminjaman Arsenal.
Itu adalah posisi yang diciptakan untuknya karena klub menyadari bahwa para rival di Liga Primer Inggris sudah lebih mapan dalam memaksimalkan sistem peminjaman, terutama Chelsea, yang juga memanfaatkannya sebagai aliran pendapatan utama.
Sejak itu, Knapper telah bekerja sama dengan direktur teknis Edu, manajer akademi, Per Mertesacker, dan Mikel Arteta–yang ditunjuk sebagai bos tim utama per Desember 2019–untuk merombak proses seputar pengelolaan peminjaman pemain Arsenal.
“Sejujurnya, Ben adalah sosok yang luar biasa,” kata bek Arsenal Jordi Osei-Tutu kepada GOAL.
Osei-Tutu saat ini menjalani musim bersama Nottingham Forest setelah menghabiskan musim 2019/20 di Jerman bersama VfL Bochum dan musim lalu bersama Cardiff City.
“Untuk seseorang yang telah berperan, dia sempurna,” tambah pemain berusia 23 tahun itu.
“Dia menelepon saya dan saya juga meneleponnya. Dia selalu mengirim pesan kepada saya juga untuk memantau perkembangan saya di sini.”
“Ketika saya tampil dalam satu pertandingan, dia akan duduk dan menonton pertandingan, lalu menelepon saya setelah itu untuk memberi saya ringkasan tentang bagaimana analisisnya, yang sangat membantu saya.”
“Sebelumnya, saya mendengar banyak pemain dilupakan ketika mereka dipinjamkan. Itulah mengapa klub membawa Ben ke tempatnya dan saya pikir sistemnya sekarang bekerja lebih baik,” imbuhnya.
Getty/GOALPeran utama Knapper sebagai manajer peminjaman adalah untuk membantu transisi pemain muda Arsenal dari yang di akademi ke tim senior.
Dengan kompetisi U-23 yang sekarang berjalan, para pemain seringkali harus bermain di pertandingan tim senior untuk memberi mereka pengalaman yang mereka butuhkan sebelum mereka benar-benar dapat dianggap siap untuk membuat dampak bagi tim utama Arsenal.
Lalu di situlah Knapper masuk.
Ketika Arsenal memiliki pemain yang mereka yakini akan mendapat manfaat dari masa peminjaman, dia akan dengan hati-hati menganalisis klub yang tertarik dan mencari tahu mana yang lebih cocok untuk pemain itu dalam hal peluang yang akan dia dapatkan untuk berkembang.
“Itu salah satu tanggung jawab utama saya. Untuk membantu menginformasikan strategi di balik keputusan ini,” ujar Knapper.
“Itu berarti menjadi lebih terorganisir dan memiliki lebih banyak rencana pengembangan dan kemudian mencoba berinteraksi dengan pasar untuk mewujudkannya,” tutur dia.
“Percakapan untuk merencanakan hal-hal ini terus berlanjut, terutama pada satu atau dua jendela transfer sebelumnya, khususnya untuk para pemain muda,” ungkapnya.
Emile Smith Rowe adalah kisah sukses terkini terkait sistem peminjaman Arsenal.
Dia dianggap telah melampaui kompetisi U-23, tetapi belum dianggap siap untuk benar-benar membuat perbedaan yang signifikan pada skuad tim utama, jadi dia dipinjamkan ke Huddersfield pada Januari 2020.
Playmaker muda itu tampil mengesankan bersama klub Championship tersebut dan enam bulan setelah kembali, ia masuk ke dalam rencana Arteta dan sejak itu menjadi pemain timnas Inggris.
“Emile menggunakan waktunya di Huddersfield untuk tumbuh dan mengembangkan semua aspek permainannya. Dia kembali untuk berintegrasi kembali dan melakukan apa yang sekarang dia lakukan di tim utama kami,” kata Knapper.
“Dia adalah contoh nyata dari pekerjaan positif yang dapat dilakukan di ruang ini,” tambahnya
Getty/GOALSementara tujuan utama para pemain akademi adalah untuk mencoba dan membantu mereka masuk ke tim senior, itu jelas tidak dapat terjadi setiap saat.
Tidak sedikit juga pemain muda yang gagal promosi dan harus pindah untuk melanjutkan karier mereka.
Bagi Knapper, ini sama pentingnya dan di sinilah Arsenal menghabiskan dua tahun terakhir mencoba merebut kembali keunggulan yang diambil Chelsea dalam hal menghasilkan pendapatan dari pemain pinjaman.
Sekarang sama pentingnya bagi klub untuk menggunakan sistem pinjaman demi mendatangkan duit.
Mereka melakukan itu dengan Willock pada bulan Januari lalu. Arsenal memilih untuk meminjamkan sang pemain ke Newcastle ketimbang klub lain. Pihak klub yakin ia akan mendapatkan menit reguler di Liga Primer di bawah manajer berpengalaman seperti Steve Bruce yang akan membantu perkembangannya.
Itu adalah pilihan yang tepat. Performa bagus Willock saat berada di St James' Park bikin nilai pasarnya meningkat secara dramatis hanya dalam beberapa bulan.
Seandainya dia dijual pada bulan Januari, Arsenal akan beruntung menerima £10 juta, tapi mereka berhasil mengantongi hampir £25 juta setelah Willock akhirnya dilego.
“Kami mencoba untuk lebih berhati-hati dan strategis tentang keseluruhan proses,” Knapper menjelaskan.
“Kami berpikir bahwa pada setiap level yang ada bisa masuk akal. Secara moral, ekonomi, dan dari perspektif olahraga,” tambahnya.
Arsenal memiliki 17 pemain yang dipinjamkan musim ini, tujuh di antaranya adalah pemain tim utama, sementara 10 lainnya berasal dari tim junior.
Knapper berhubungan dekat dengan mereka semua, dari Willliam Saliba di Marseille, hingga Reiss Nelson di Feyenoord, atau kiper Dejan Iliev di SKF Serad di Slovakia.
Dia akan menonton pertandingan para pemain itu–baik secara langsung atau melalui video–dan kemudian melapor kembali ke Arteta, Mertesacker, dan Edu agar tim manajemen terus mengetahui perkembangan mereka sepanjang musim.
Getty/GOAL“Ben sangat penting. Saya terus berhubungan dengan dia,” kata Iliev kepada GOAL.
“Di Slovakia, saya terus berkomunikasi dengannya dan dia datang ke sana untuk menemui saya. Kami berbicara setelah pertandingan. Apakah itu pertandingan yang bagus atau buruk, dia memberi saya hal positif dan dia yakin kepada saya,” tutur kiper berusia 26 tahun itu.
“Jadi, dia sangat baik untuk saya, sangat mendukung. Saya sangat menghormatinya dan saya menghargai apa yang dia lakukan,” tambahnya.
Hanya dalam waktu kurang dari tiga tahun, Knapper telah membawa sistem peminjaman Arsenal ke era modern.
Pemikiran ke depan dan pendekatan analitisnya terhadap pengambilan keputusan telah membuatnya mendapatkan rasa hormat dari banyak orang, mulai dari pemain, agen, dan ofisial klub.
Sebagian besar yang bekerja dengannya secara reguler melihatnya sebagai bintang yang sedang naik daun di belakang layar dalam sepakbola.
"Dia mendapat kepercayaan dari dalam," ujar salah satu sumber.
“Dia mendapat kepercayaan dari agen dan kepercayaan dari para pemain dan dia telah membuat perbedaan besar dalam cara bagaimana Arsenal beroperasi di pasar peminjaman.”
“Chelsea adalah pemimpin di dunia dan Ben tidak memiliki staf numerik seperti mereka, tapi ketika Anda membandingkan Arsenal dengan Spurs misalnya, maka The Gunners berada di level yang berbeda sekarang.”
“Ben sangat ramah, yang selalu penting. Dia sangat rajin dan analitis. Dia memiliki pandangan yang bagus dan keterampilan yang baik dengan para pemain. Dia mengerti bagaimana mereka berpikir.”
“Tapi dia juga sangat pandai berbicara dengan klub yang tertarik sehingga dia serbabisa. Anda mendapatkan orang-orang rekrutmen tertentu yang terkadang bukan duta klub yang baik, tapi Ben adalah masa depan,” pungkasnya.


