Alf-Inge Haaland Erling HaalandGetty Images

Siapa Ayah Erling Haaland? Karier Di Manchester City, Rivalitas Dengan Roy Keane & Semua Yang Perlu Anda Ketahui

Nama Erling Haaland telah disebut-sebut sebagai salah satu striker terbaik di dunia dalam beberapa tahun terakhir.

Dan kini, ia telah diresmikan sebagai pemain baru Manchester City setelah menyelesaikan transfer sebesar  £51 juta dari Borussia Dortmund.

Pemain internasional itu telah menjadi prospek panas di Eropa sejak mengejutkan di Liga Champions 2019/20, dengan ia awalnya bermain untuk Red Bull Salzburg, sebelum diboyong oleh Borussia Dortmund di awal tahun 2020.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Bersama Salzburg, ia mencatatkan delapan gol di fase grup Liga Champions di musim itu, dan menambah dua gol lagi setelah pindah ke Dortmund.

Selama bermain untuk Die Borussen, Haaland telah menorehkan 86 gol dalam 89 pertandingan di semua kompetisi - catatan yang menakjubkan untuk seorang penyerang yang masih berusia 21 tahun.

Sekarang, ia melanjutkan kariernya di Inggris setelah sepakat bermain untuk Manchester City dan akan menjadi pemain dengan bayaran tertinggi di Liga Primer.

Haaland mengikuti jejak ayahnya, Alf-Inge Haaland, untuk bermain bersama The Citizen, dengan sang ayah merupakan pemain City di era 2000-an awal.

Tapi bagaimana kisah ayah bomber asal Norwegia itu di City? Berikut GOAL berikan ulasannya...

Siapa Alf-Inge Haaland?

Alf Inge Haaland LeedsGetty Images

Al-Inge Haaland, atau yang lebih dikenal dengan Alfie Haaland, merupakan ayah kandung dari Erling Haaland dan merupakan mantan pemain internasional Norwegia.

Dia bermain berposisi asli sebagai gelandang bertahan, tetapi juga bisa beroperasi sebagai bek kanan.

Alfie mengawali kariernya profesionalnya pada 1989 bersama Bryne FK -- klub pertama yang juga dibela Haaland -- setelah sepuluh tahun menimba ilmu di akademi klub Norwegia itu.

Dia kemudian diboyong oleh Nottingham Forest dan mencetak tujuh gol dalam 79 pertandingan di berbagai ajang selama tiga tahun di Bridgford.

Pada 1997, Alfie hijrah ke klub Liga Primer lainnya, yakni Leeds United dan bertahan selama tiga musim. Di akhir musimnya bersama The Whites, ia sukses mengantarkan timnya melaju hingga semi-final Piala UEFA dan lolos ke Liga Champions.

Dengan biaya £2,5 juta, Alfie kemudian sepakat untuk bergabung dengan Man City pada 2000. Selama tiga musim bersama The Citizen, ayah Haaland hanya membukukan tiga gol dan satu asis dalam 45 pertandingan karena cedera yang ia alami.

Alf-Inge Haaland Manchester CityGetty Images

Setelah meninggalkan City dan menganggur selama delapan tahun, pria yang kini berusia 49 tahun itu bergabung dengan Rosseland BK pada 2011 dan gantung sepatu dua tahun kemudian.

Di level internasional, Alfie melakoni debut senior pertamanya untuk Norwegia pada Januari 1994 saat tampil penuh dalam pertandingan persahabatan melawan Kosta Rika yang berakhir dengan skor kacamata.

Dia kemudian menambah 33 caps untuk Norwegia, termasuk dua penampilan di Piala Dunia 1994. Tetapi, setelah itu ia tidak pernah lagi masuk ke dalam skuad Lovene untuk turnamen besar seperti Euro dan Piala Dunia.

Setelah pensiun, Alfie kemudian kembali ke klub masa kecilnya sebagai direktur pada tahun 2015 dan terus mengamati perkembangan anaknya, Haaland.

Dan jelas, semua keputusan transfer yang dilakukan Haaland pasti ia bicarakan dahulu dengan sang ayah, termasuk kepindahannya dari Salzburg ke Dortmund pada Januari 2020.

Rivalitas Alfie Haaland dengan Roy Keane

Roy Keane Alf-Inge Haaland Manchester United City

Dengan Alfie dan Roy Keane yang sama-sama berposisi sebagai gelandang, tentu saja duel keduanya di lini tengah tak dapat terhindarkan.

Tetapi, satu momen yang memicu panasnya rivalitas dua pemain tersebut adalah kejadian yang membuat Keane mengalami cedera ligamen anterior dan absen selama hampir satu tahun.

Pada September 1997, kala itu Alfie masih bermain untuk Leeds, dan The Whites berhadapan dengan Manchester United. Ada satu momen di mana ayah Haaland berlari untuk mengejar bola dan bertabrakan dengan Keane.

Legenda Setan Merah itu kemudian terjatuh di kotak penalti dan memegangi kakinya, sementara Alfie mendekati Keane dan meneriakinya karena menurutnya pemain asal Irlandia itu berpura-pura cedera untuk mendapatkan penalti.

Lalu, empat tahun kemudian, Keane membalas dendam kepada Alfie dalam Derbi Manchester.

Pada April 2001 di Old Trafford, Keane melayangkan tekel keras yang tinggi ke arah lutut Alfie yang membuat lututnya mengalami dislokasi dan ligamennya rusak. Pelanggaran itu membuat Keane langsung dikartu merah oleh wasit dan didenda £5 ribu.

Setelah penyelidikan lebih lanjut yang dilakukan oleh FA Inggris, Keane kemudian dijatuhi sanksi larangan lima pertandingan tambahan dan denda £150 ribu karena membawa nilai buruk ke dalam olahraga.

Pada buku otobiografinya yang terbit pada 2002, Keane mengakui bahwa tekel itu adalah tindakan balas dendam yang ia sengaja akibat dari pelanggaran Alfie yang membuatnya cedera parahnya pada 1997.

"Saya sudah menunggu sejak lama untuk balas dendam. Saya menghantam dia [Alfie] dengan keras," bunyi sebuah pernyataan Keane dalam otobiografinya.

"Rasakan itu, bajingan. Dan jangan coba-coba mengejek kalau diri saya tidak cedera."

Selain itu, Keane juga membenarkan ambisinya untuk mencederai Alfie dalam wawancaranya dengan SkyBet's Road to Wembley.

"Apakah saya berniat menyakiti dia? Tentu saja iya. Saya tidak pernah meminta maaf untuk itu. Dan orang-orang juga bisa menyakiti saya," ujar Keane.

"Saya tidak pernah bermain untuk mencederai seseorang pemain dalam hidup saya, [tapi] apakah saya bermain untuk menyakiti pemain lain? Tentu saja."

Meski tekel horor yang dilayangkan Keane membuat karier Alfie di City berakhir, ia mengungkapkan bahwa itu bukanlah penyebab ia akhirnya gantung sepatu.

Iklan