Pierre-Emerick Aubameyang Chelsea 2022-23 HIC 16:9Getty

Kutukan No.9 Chelsea? Bukan! Pierre-Emerick Aubameyang Terpuruk Karena Kesalahan Sendiri

Banyak bertanya-tanya apakah Pierre-Emerick Aubameyang sekarang adalah orang yang percaya takhayul.

Di Emirates Stadium, beberapa suporter akan memberi tahu Anda bahwa sang penyerang telah terkena kutukan sebagai 'kapten Arsenal', sementara suporter Chelsea bakal mengklaim bahwa kariernya di Stamford Bridge hancur gara-gara memakai jersey No.9.

Apa pun kebenarannya, untuk jendela musim dingin kedua berturut-turut, Pierre-Emerick Aubameyang menghadapi masa depan yang tidak pasti.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Pada titik ini, tahun lalu, Aubameyang berada di tengah perceraian pahit dengan Arsenal.

Dalam waktu kurang dari sebulan, statusnya beralih dari kapten menjadi pemain yang terbuang, diizinkan bergabung dengan Barcelona pada awal Februari hanya dalam waktu lima minggu setelah ban kaptennya dicopot karena alasan kedisiplinan.

Sekarang, beberapa pakar mulai bertanya-tanya apakah ia akan bisa beraksi untuk Chelsea lagi setelah tampil sebagai starter dan menjalani duel Liga Primer Inggris akhir pekan lalu dengan Manchester City di bangku cadangan.

Aubameyang dimasukkan menggantikan Raheem Sterling yang cedera setelah bermain kurang dari lima menit. Namun, bukannya main sampai habis, ia malah ditarik keluar di pertengahan babak kedua.
Selama 63 menit di lapangan, Auba hanya berhasil melakukan 13 sentuhan bola – hanya satu yang dilakukan di area City – dan gagal melakukan satu tembakan pun.

Lebih buruk lagi, mantan striker Chelsea, Chris Sutton termasuk di antara mereka yang menuduhnya kurang ngotot bermain untuk tim.

"Aubameyang sepertinya tidak ingin berada di sini malam ini," katanya kepada BBC Sport. "Saya pikir ia menyedihkan, putus asa dan tidak memberikan apa pun yang cukup dekat."

"Ia tampak tidak punya gairah dan saya curiga Graham Potter akan berpikir, 'Astaga, ia tidak akan pernah bermain di bawah asuhan saya lagi!'"

Pierre-Emerick Aubameyang Chelsea tracksuit Premier League 2022-23 GFXGetty

Namun pada kenyataannya, Aubameyang sebenarnya bisa menjadi starter lawan City dalam dalam pertandingan putaran ketiga Piala FA hari Minggu (8/1) di Etihad.

Karena Chelsea tidak punya pilihan lain untuk lini depan mereka.

Kai Havertz memang bagus ketika main sebagai striker tengah, tapi itu bukan posisi aslinya. Sementara pemain sayap Raheem Sterling dan Christian Pulisic baru saja bergabung dengan Armando Broja, satu-satunya penyerang tengah ortodoks lainnya yang dimiliki klub, di ruang perawatan cedera.

Ada juga fakta bahwa Potter melakukan yang terbaik untuk membela Aubameyang kritikan setelah penampilannya yang tidak efektif pada akhir pekan kemarin.

Sang striker tampak frustrasi setelah ditarik keluar, namun Potter bersikeras, "Itu adalah reaksi normal."

"Ia masuk setelah beberapa menit, tidak bermain untuk beberapa waktu, dan memberikan perubahan mutlak bagi kami, mengingat Manchester City membuat Anda banyak berlari."

"Saya pikir ia melakukan semua yang ia bisa untuk tim. Ia hanya sedikit kelelahan."

Tentu saja, itu bukan sinyal yang baik.
Aubameyang bisa dimaafkan karena kurang tajam, mengingat betapa sedikitnya waktu bermain yang ia dapatkan dalam beberapa bulan terakhir, namun kalau alasan kelelahan? Itu tidak bisa diterima. Karena ia sama sekali tidak tampil di Piala Dunia 2022.

Keadaan seputar situasinya saat ini di Stamford Bridge mungkin sangat berbeda dengan kepergiannya yang panas dari Emirates, namun sekali lagi terasa seolah-olah Aubameyang bakal disarankan untuk pergi lagi di bursa transfer Januari lainnya.

Chelsea berada dalam posisi yang tidak enak. Mereka tidak memiliki amunisi yang ideal untuk sektor depan dan di bursa transfer sekarang ini tidak banyak pemain No.9 kelas dunia yang bisa didatangkan.

Chelsea, tentu saja, telah merekrut satu penyerang, David Datro Fofana, sejak jendela musim dingin dibuka, namun pemain asal Pantai Gading itu diperkirakan tidak akan langsung menjadi anggota reguler tim utama.

Jadi, jika Aubameyang pergi, Potter yang berada di bawah tekanan tidak akan memiliki satu penyerang tengah senior, mengingat Borja tidak mungkin bermain lagi musim ini.

Graham Potter Chelsea Premier League 2022-23 GFXGetty

Ini bukan situasi yang ideal bagi seorang manajer yang bertanggung jawab atas tim yang duduk di urutan ke-10 di klasemen Liga Primer setelah mencetak 20 gol yang menyedihkan dalam 17 pertandingan, dan hanya memenangkan satu dari delapan pertandingan terakhir mereka di semua kompetisi.

Aubameyang jelas dimaksudkan untuk menjadi jawaban atas masalah mencetak gol The Blues, dan masalahnya, kapasitasnya seharusnya mumpuni untuk itu.

Chelsea mungkin saat ini sedang menghadapi banyak kritian untuk strategi perekrutan mereka, dan memang demikian.

Tapi kita juga melihat banyak revisionisme sehubungan dengan kedatangan Aubameyang, dengan orang-orang seperti Harry Redknapp dan David Seaman mengklaim ia pasti gagal di Stamford Bridge.

Namun, bukan itu masalahnya. Pada saat itu, perekrutan Aubameyang masuk akal, seperti yang diakui oleh beberapa pakar ternama.

Dengan banderol hanya £10,3 juta, ia terlihat seperti pembelian yang cerdik. Bahkan Mateo Kovacic secara terbuka mengakui bahwa Aubameyang adalah tipe "striker yang tepat, dan pencetak gol, yang kami rindukan".

Arsenal mungkin benar untuk menyingkirkannya Januari lalu, tetapi bukan berarti bahwa Chelsea salah untuk mengontraknya selama musim panas.

Seaman sebelumnya pernah mengatakan bahwa Barcelona bersedia melepaskannya hanya untuk dua alasan: kedatangan Robert Lewandowski, dan kebutuhan mendesak mereka untuk menyeimbangkan finansial klub.

Xavi tentu tidak senang melihat Aubameyang pergi.

Pertama, fakta bahwa ia telah mencetak 11 gol dalam 17 pertandingan di La Liga musim lalu, termasuk dua gol dalam kemenangan 4-0 atas Real Madrid yang mengangkat moral segenap tim.

Kedua, setelah berperilaku buruk di pengujung waktunya di Arsenal, sikapnya di Barcelona justru baik-baik saja.

"Saya merasa tidak enak karena ia banyak membantu kami," terang Xavi. "Ia adalah contoh di dalam dan di luar lapangan, ia membuat perbedaan besar, lihat saja statistiknya."

"Sebagai pribadi, ia adalah permata, selalu berlatih dengan senyum di wajahnya. Sayang sekali, karena ia adalah tipe pemain yang ingin Anda miliki di skuad Anda, namun ini [transfer] kesempatan bagus untuknya dan juga untuk klub."

"Kami perlu menyatukan potongan-potongan teka-teki, kami semua senang tapi saya merasa sedih sebagai pelatih kehilangan pemain seperti Aubameyang."

"Ia adalah contoh bagi seluruh klub dan semua pemain."

Pierre-Emerick Aubameyang Barcelona 2021-22 GFXGetty

Tentu saja, tidak mungkin untuk mengabaikan bagaimana Arsenal-nya Mikel Arteta mendapat keuntungan dari kepergian Aubameyang, terutama dalam hal menyatukan kekompakan di ruang ganti.

Berlawanan dengan apa yang kemudian dinyatakan oleh sang pemain internasional Gabon - ia adalah biang masalah klub, bukan solusinya.

Namun, seperti yang digarisbawahi oleh periode singkatnya di Spanyol, pemain berusia 33 tahun itu masih memiliki banyak hal untuk ditawarkan, di dalam dan di luar lapangan.

Itu adalah pertaruhan yang layak diambil. Dan itu mungkin terbayar seandainya Aubameyang diberi lebih banyak waktu bersama Thomas Tuchel.

Memang, alasan utama mengapa begitu banyak orang merasa Aubameyang mungkin sekali lagi bisa berkembang di Stamford Bridge adalah kehadiran mantan bosnya di Borussia Dortmund.

Sang striker menikmati masa paling produktif dalam kariernya di bawah pelatih Jerman itu, mencetak 79 gol dalam 95 pertandingan selama masa jabatan Tuchel.

"Semoga ia bisa sebagus dulu lagi," sanjung Tuchel setelah transfer Aubameyang dari Barca dikonfirmasi pada 1 September.

"Kami tahu apa yang kami dapatkan, ia memberikan gol dan kecepatan serta tingkat kerja merebut bola sehingga ia adalah paket besar yang bisa didatangkan ke tim kami."

Tuchel dipecat hanya enam hari setelah kedatangan Aubameyang, yang tetap menjadi keputusan mengejutkan sampai hari ini.

Pemilik baru Chelsea telah mendukung manajer baru dengan pengeluaran £250 juta yang memecahkan rekor selama jendela transfer musim panas, bahkan membuang Romelu Lukaku, pemain termahal dalam sejarah klub, atas perintah Tuchel, hanya setelah menjalani tujuh pertandingan.

Tentu saja, perlu diingat bahwa terlepas dari "kesedihan" atas pemecatan Tuchel yang tiba-tiba, Aubameyang masih berhasil mencetak tiga gol dalam lima penampilan pertamanya Potter, yang juga memujinya atas caranya mengatasi trauma yang dideritanya setelah mengalami insiden perampokan bersenjata di rumahnya di Barcelona beberapa saat sebelum transfernya ke Chelsea.

Namun, sekarang terlihat bahwa Aubameyang tidak cocok dengan proyek Potter yang – setidaknya untuk saat ini – berfokus pada peremajaan skuad mereka dengan mengandalkan lebih banyak pemain muda, yang digambarkan dalam langkah transfer kedatangan Fofana pada Januari ini, selain juga Andrey Santos d Banenoit Badiashile.

Auba sekarang menjalani 10 pertandingan, dan hampir tiga bulan, tanpa mencetak gol.

Pierre-Emerick Aubameyang Chelsea 2022-23 GFXGetty

Konteks, seperti biasa, adalah kuncinya. Aubemeyang belum menampilkan performa terbaiknya, itu tidak dapat disangkal, tapi sebenarnya bisa dimaklumi karena ia tidak bermain untuk tim yang sangat produktif.

Tidak ada pemain Chelsea yang mencetak lebih dari empat gol liga musim ini. Alur serangan mereka ke depan sangat buruk.

Pertimbangkan fakta bahwa akurasi tembakan Aubameyang di 16 pertandingan di semua kompetisi (63,16) lebih unggul dari Erling Haaland (61,11) – perbedaannya adalah tingkat konversi dari (13,04%) ke (31,76).

Tapi statistik itu sebenarnya lebih pas dikaitkan dengan kualitas peluang yang disajikan oleh tim.

Aubameyang hanya memiliki lima peluang besar dalam 16 pertandingan musim ini (Darwin Nunez dari Liverpool melewatkan 21 peluang) tapi ia mampu mengonversi 40% darinya – itu adalah tingkat serangan yang mirip dengan Kylian Mbappe dan Robert Lewandowski (keduanya 41,67%).

Seperti yang dikatakan mantan pemain depan Chelsea, Jimmy Floyd Hasselbaink, "Bukannya ia menjadi pemain yang buruk dalam semalam."

Aubameyang hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri karena menempatkan dirinya di situasi sekarang ini, tentu saja.

Ia mengakui bahwa setelah menandatangani perpanjangan kontrak di Arsenal pada 2020, bahwa Mikel Arteta telah meyakinkannya untuk tetap bertahan dengan memberikan tawaran bahwa ia bisa "pergi dan meraih trofi di klub lain" atau "Anda bisa tinggal di sini dan memiliki warisan."

Auba benar-benar menodai warisannya di London utara dengan tindakannya selama setahun terakhir.

Ia mengkhianati Arteta yang saat itu dicap banyak orang kurang cakap menjadi manajer Arsenal dan memilih untuk meninggalkan klub yang tengah berproses.

Tentu bukan keputusan mudah bagi Arteta untuk melepas sang pemain. Aubameyang telah menjadi bagian integral dari dua kesuksesan di Piala FA. Mereka telah membentuk ikatan yang erat. Perpisahan mereka menyakitkan.

"Saya merasa sangat sedih," aku Arteta setelah transfer Aubameyang ke Barcelona.

Tapi Auba malah seolah-olah tidak menyesal usai pergi dan malah mengkritik Arteta dalam video yang tak sengaja viral di dunia maya, dan kemudian semakin membuat kesal pendukung Arsenal dengan ambil bagian dalam video promosi jelang derbi London versus klub lamanya pada November lalu, di mana ia menyatakan dirinya sebagai "biru" Chelsea.

Jadi, untuk semua kesialan Aubameyang, untuk semua pembicaraan tentang waktunya yang tidak berjalan sesuai gambara, ia mendapati dirinya terjebak dalam kekacauan yang dibuatnya sendiri.

Ia padahal bisa saja menjadi pemimpin tim yang memuncaki klasemen liga saat ini, tapi bukannya lebih baik ia sekarang malah terpuruk dan menjadi striker cadangan di klub yang sebenarnya kekurangan penyerang tengah.

Jadi, terpuruknya Auba di Chelsea bukan karena kutukan nomor punggung, melainkan karena kesalahannya sendiri dalam mengambil keputusan.

Iklan