Pierre-Emerick Aubameyang Arsenal 2021-22Getty Images

Dari Kapten Jadi Pesakitan, Kolapsnya Karier Pierre-Emerick Aubameyang Di Arsenal

"Manajerku!"

Itu adalah kata yang diunggah Pierre-Emerick Aubameyang di media sosial pada 1 Agustus 2020, hanya beberapa jam setelah Arsenal mengalahkan Chelsea 2-1 untuk memenangkan Piala FA.

Kata itu didampingi dengan foto Aubameyang bersama Mikel Arteta, berdiri bergandengan tangan sambil memegang trofi tersebut di Wembley.

Lebih dari sebulan kemudian, keduanya berfoto lagi, kali ini di rumah Aubameyang saat ia menandatangani kontrak barunya yang mewah guna mengakhiri spekulasi berbulan-bulan tentang masa depannya.

Itu adalah kontrak yang mengisyaratkan bahwa Aubameyang tidak akan menerimanya jika bukan karena pengaruh sang manajer.

"Saya mengobrol dengan Mikel," kata pemain berusia 32 tahun itu. "Ia apa adanya dan jujur, dan itulah yang saya sukai karena kami selalu terbuka."

"Ia berkata 'oke, Anda mungkin bisa pergi. Saya tidak tahu apa yang Anda pikirkan [pikirkan] saat ini, tetapi Anda bisa pergi dan meraih trofi di klub lain, atau Anda bisa tinggal di sini dan memiliki warisan."

"Ini, bagi saya, adalah kata kuncinya."

Pada saat itu, Aubameyang dan Arteta tampak seperti pasangan yang sangat serasi bagi Arsenal. Tapi betapa berbedanya 16 bulan kemudian.

Sekarang, saat Arsenal baru memenangkan laga terakhir mereka di Liga Primer Inggris, yakni 2-0 atas West Ham United, penyerang internasional Gabon itu mulai diabaikan di London utara.

Pemain yang hampir sendirian membawa The Gunners ke Piala FA kurang dari dua tahun lalu telah dicopot dari jabatan kapten, dan bahkan tidak lagi diperhitungkan oleh Arteta.

Aubameyang Arteta

Ini adalah kejatuhan yang luar biasa, dan salah satu yang berasal dari serangkaian insiden yang menurut Arteta telah membuat posisi Aubameyang sebagai kapten tidak dapat dipertahankan.

Yang terbaru terjadi pada minggu lalu, ketika Aubameyang pulang terlambat dari perjalanan ke luar Inggris.

Diyakini ia diberi izin oleh Arsenal untuk melakukan perjalanan menemui ibunya setelah kekalahan di Everton pada awal pekan lalu, namun ia secara eksplisit diberitahu agar kembali ke Inggris pada Rabu (8/12).

Tapi ia malah baru sampai pada Kamis (9/12) dan itu berdampak pada regulasi Covid Arsenal, sesuatu yang membuat Arteta marah jelang pertandingan akhir pekan lawan Southampton.

Aubameyang dipulangkan dari tempat latihan dan diberitahu untuk tidak perlu datang pada keesokan harinya. Ia juga dicoret dari skuad untuk menghadapi Southampton, dengan Arteta mengatakan kepada media sebelum kick-off bahwa kaptennya telah dikeluarkan karena 'pelanggaran disiplin'.

Aubameyang kemudian dipanggil ke London Colney untuk berbicara dengan Arteta pada Senin (13/12), dan diberitahu bahwa ia telah dicopot sebagai kapten tim.

Tapi bukan cuma itu saja keputusannya, seperti yang yang dijelaskan oleh pernyataan yang dirilis oleh Arsenal sehari berselang.

"Menyusul pelanggaran disiplin terbarunya, Pierre-Emerick Aubameyang tidak akan lagi menjadi kapten klub kami," kata pernyataan itu.

"Kami berharap semua pemain kami, terutama kapten kami, bekerja sesuai aturan dan standar yang telah kami tetapkan dan sepakati."

Arteta, AubameyangGetty

Fakta bahwa pernyataan itu dimulai dengan kata-kata "pelanggaran disiplin terbaru" sangat mengejutkan.

Dan, berbicara selama konferensi pers prapertandingannya pada hari Selasa, Arteta juga ingin menunjukkan bahwa ini bukan karena satu insiden yang ada.

"Kami telah membuat keputusan ini berdasarkan momen-momen tertentu di mana ia belum memenuhi tugasnya, dan hanya itu," kata bos Arsenal itu.

"Keputusan yang kami ambil sebagai klub sangat jelas. Itu karena kami percaya bahwa ia telah gagal berkomitmen pada tingkat yang kita semua harapkan dan sepakati. Sesederhana itu."

Ini bukan keputusan yang mudah dibuat oleh Arteta.

"Saya merasa sangat sedih," akunya. "Sebagai pelatih, Anda mencoba membantu pemain untuk menjadi orang yang lebih baik, memenuhinya dan menikmatinya di lapangan."

“Saat ini dengan keputusan ini, Auba tidak akan bisa melakukan itu. Jadi bagi saya itu hanya kesedihan."

Akan tetapi, bagi Arteta, fakta bahwa insiden terakhir ini terjadi hanya sembilan bulan setelah Aubameyang dihukum karena datang terlambat untuk derby London utara terlalu besar untuk diabaikan.

Ia merasa harus mengambil tindakan, terutama karena ada juga insiden lain, termasuk satu di awal tahun yang melihat sang striker melanggar protokol ketat klub terkait Covid.

Tapi bos Arsenal sadar bahwa keputusannya bisa berjalan baik dengan skuad yang berisi beberapa pemain yang dekat dengan Aubameyang.

Pierre-Emerick Aubameyang Arsenal GFX Getty Images

Ia berharap, bagaimana pun, bahwa pemain senior akan mengesampingkan persahabatan dan memahami mengapa klub memutuskan untuk mengambil jalan yang mereka lakukan.

"Mereka menerima keputusan itu," kata bos The Gunners ketika ditanya tentang dampak situasi Aubameyang di ruang ganti.

"Saya pikir mereka tahu karena mereka telah berkomitmen untuk itu, bahwa kami ingin membawa budaya kami, tuntutan kami, dan siapa yang kami inginkan sebagai klub ke level yang berbeda."

"Ketika standar itu tidak terpenuhi, Anda tahu bahwa Anda tidak dapat berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari kami."

Fokusnya sekarang adalah pada siapa yang akan melangkah untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Aubameyang.

Apakah ia akan bertahan di klub atau tidak setelah bursa transfer Januari masih belum diketahui, tapi kembali ke starting XI dalam waktu dekat sepertinya tidak memungkinkan.

Itu hanya akan menyisakan Alexandre Lacazette sebagai satu-satunya striker senior yang berpengalaman bagi Arteta, selain nama-nama muda seperti Gabriel Martinelli, Eddie Nketiah dan Folarin Balogun.

Arsenal tidak berencana terjun ke pasar Januari untuk mendatangkan penyerang lain. Rencananya adalah menunggu sampai musim panas sebelum mencari cara untuk memperkuat lini depan mereka. Apakah rencana itu sekarang bakal terus dilanjutkan atau tidak, juga belum tahu.

Arteta juga harus memutuskan siapa yang menggantikan Aubameyang sebagai kapten.

Para pemain berjiwa pemimpin seperti Lacazette, Granit Xhaka dan Rob Holding, akan berbagi ban kapten untuk saat ini, sebuah skenario yang kemungkinan akan tetap berlaku hingga akhir musim.

Lacazette Aubameyang

Tetapi penerus jangka panjang memang perlu dicari.

Mengingat hubungan Xhaka yang rumit dengan para penggemar Arsenal dan fakta bahwa ia dicopot dari ban kapten pada November 2019, hampir tidak mungkin untuk melihatnya menjadi kapten permanen lagi.

Banyak yang percaya Kieran Tierney layak menjadi kapten, dan kiri itu memang sering mengenakan ban kapten ketika ia berada di Celtic, tapi catatan cederanya yang buruk menimbulkan keraguan tentang seberapa sering ia akan bermain.

Gabriel Maghales, sementara itu, semakin menunjukkan pengaruhnya sebagai bek tengah dan menikmati musim yang bagus.

Tapi meski sang bek asal Brasil telah meningkat, ia jauh dari fasih, yang banyak orang akan lihat sebagai kelemahan utama seorang kapten di Liga Primer.

Pilihan lain adalah Martin Odegaard, yang merupakan kapten Norwegia, tetapi ia baru tiba di London utara secara permanen.

Jadi memang benar-benar cuma menyisakan Lacazette.

Striker Prancis itu saat ini adalah wakil kapten, namun dengan kontraknya yang akan habis pada akhir musim ini, ia hanya akan menjadi opsi jangka pendek.

"Ini bukan saatnya untuk [membuat] keputusan terburu-buru," kata Arteta, ketika ditanya tentang siapa yang akan menjadi kapten berikutnya.

Memberi dirinya waktu untuk memikirkan penerus jangka panjang Aubameyang terasa seperti kebijakan yang tepat, namun mengingat Arsenal memiliki 10 kapten sejak Patrick Vieira pergi pada 2005, ini adalah keputusan yang menurut Anda harus diambil Arteta dengan benar.

Sang manajer muda Arsenal telah membuat keputusan-keputusan besar. Ia akan tahu sekarang bahwa ia akan dinilai berdasarkan apa yang terjadi selanjutnya.

Iklan

ENJOYED THIS STORY?

Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

0