Arema FC kemungkinan besar tidak akan lagi bisa menggelar pertandingan Liga 1 musim 2022/23 di kandang mereka setelah adanya kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.
Kerusuhan pecah setelah Arema kalah 3-2 dari rival Jawa Timur, Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10) malam WIB. Banyak suporter merangsek masuk lapangan setelah peluit akhir, bentrok dengan aparat keamanan hingga polisi menembakkan gas air mata.
Terdapat korban jiwa dari insiden tersebut, namun hingga saat ini pihak berwenang masih belum mengumumkan angka pastinya berapa di antara mereka yang meninggal dunia mau pun luka-luka.
Arema terancam menjalani partai usiran
Komisi Disiplin (Komdis) PSSI bergerak untuk menangani kasus ini dan menyatakan Arema kemungkinan besar tidak diizinkan lagi untuk menyelenggarakan pertandingan di kandang mereka di sisa musim ini.
"Setelah mendapat laporan dari PT Liga Indonesia Baru [PT LIB], kami segera menyidangkan kasus ini," ungkap Erwin Tobing selaku ketua komdis melalui laman resmi PSSI.
"Arema bisa jadi dalam sisa pertandingan kompetisi Liga 1 musim ini tidak diperkenankan menjadi tuan rumah. Selain itu sanksi lainnya juga menanti."
PSSI mengonfirmasi adanya korban jiwa
PSSI melalui ketua umum Mochamad Iriawan juga mengungkapkan adanya korban jiwa buntut dari insiden kerusuhan pascalaga antara Arema dan Persebaya tersebut.
"PSSI menyesalkan tindakan suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan," ungkap Iriawan dalam pernyataan yang diterima awak media.
"Kami berduka cita dan meminta maaf kepada keluarga korban serta semua pihak atas insiden tersebut. Untuk itu PSSI langsung membentuk tim investigasi dan segera berangkat ke Malang."




