Beberapa tahun terakhir, penyajian data dalam sebuah pertandingan semakin lebih lengkap. Apalagi semenjak munculnya perusahaan penyedia data, makin banyak juga statistik baru yang bermunculan.
Mungkin ada beberapa yang telah lama dibicarakan oleh para komentator, namun kini hal tersebut menjadi lebih umum.
Dan expected goals atau yang sering disingkat dengan xG menjadi salah satunya.
Saat belum menggunakan istilah tersebut, komentator selalu mengucapkan "Striker itu mencetak dua gol dari empat percobaan," atau "dia seharusnya bisa mencetak hat-trick dari enam tendangan yang dia lakukan."
Oleh karena itu, sekarang penyedia data melabeli statistik tersebut dengan nama expected goals atau xG.
Apa itu expected goals atau xG?
Expected goals atau xG adalah kemungkinan gol yang dicetak oleh seorang pemain dari berapa peluang yang dia ciptakan. Secara sederhana xG bisa dikatakan sebagai gol yang diharapkan.

Data xG tentu saja berguna dalam memperlihatkan efektivitas sebuah serangan atau bertujuan untuk mengukur kualitas sebuah peluang yang tercipta. xG memperhitungkan kemungkinan dari setiap peluang untuk menjadi sebuah gol.
Setiap peluang akhir atau tendangan masing-masing memiliki nilai xG antara nol sampai dengan satu - dengan nol artinya peluang tersebut tidak mungkin menjadi gol, sementara satu peluang itu pasti menjadi gol.
Besarnya xG dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti posisi, jarak, sudut tembakan, bagian tubuh yang digunakan saat menembak, sampai posisi kiper saat terjadinya tendangan. Pola serangan pun juga bisa sangat berpengaruh, apakah itu melalui tendangan bebas, open play atau sepak pojok.
Semakin jauh dari gawang, tentu saja sebuah tembakan semakin tidak mungkin untuk menjadi gol. Selain itu, sudut tendangan juga berpengaruh, mengingat sudut sempit memiliki peluang gol yang kecil. Tipe umpan mendatar atau lambung pun akan memiliki nilai xG yang berbeda-beda.
Apa Kegunaan xG?
Kita sering kali mengukur seberapa tajam seorang penyerang dari jumlah golnya, padahal cara tersebut terlihat kurang adil.
Di Liga Primer musim ini, penyerang Manchester City Raheem Sterling dan Bernardo Silva sama-sama telah mencatatkan tujuh gol, namun xG keduanya berbeda.
Sterling memiliki xG sebesar 7,79 sedangkan Silva mencatatkan 5,31.
Dari statistik xG diatas dapat dikatakan bahwa Silva mampu memanfaatkan sejumlah peluang, termasuk kesempatan sulit untuk menjadikannya sebuah gol.
Itu juga mengartikan bahwa Sterling beberapa kali tak mampu memaksimalkan peluang yang seharusnya menjadi gol.
xG juga bisa menjadi patokan untuk beberapa manajer dalam menyusun sebelas pertama yang akan mereka turunkan dalam sebuah pertandingan.
