Rasanya ajaib sekali betapa cepatnya perubahan nasib Antonio Rudiger.
Setahun yang lalu, Tottenham adalah salah satu klub yang tertarik mendatangkan Rudiger setelah bek Chelsea itu dibekukan Frank Lampard.
Kini, pria asal Jerman itu adalah "pemimpin agresif" andalan Thomas Tuchel, jantung pertahanan di lini belakang The Blues.
Rudiger juga bisa menjadi ancaman di depang gawang lawan. Sekali lagi, pada Kamis (13/1) dini hari WIB, di Tottenham Hotspur Stadium ia kembali membuktikannya.
Ia mencetak gol semata wayang saat Chelsea mengamankan tiket final Piala Liga Inggris dengan mengalahkan Tottenham 1-0 di leg kedua putaran semi-final (agregat 3-0).
Namun, rasa cemas justru menyelimuti fans tim tamu di malam penuh perayaan itu. Pasalnya, sang pilar pertahanan bisa hengkang dari klub kesayangan mereka di akhir musim.
Jika tak ada perkembangan, Rudiger bisa pergi secara cuma-cuma saat kontraknya di Chelsea habis pada penghujung musim. Bahkan saat ini saja ia sudah diperbolehkan menegosiasikan pra-kontrak dengan klub lain di luar negeri.
Rasa cemas itu makin menjadi-jadi melihat antrean peminat Rudiger, isinya bukan klub main-main!
Paris Saint-Germain dan Real Madrid disebut-sebut sangat menginginkan Rudiger dan telah menjalin kontak dengan agennya untuk menegosiasikan transfer pada musim panas nanti.
Kok bisa begini? Bisa-bisanya The Blues terancam kehilangan pemain yang bisa dibilang penampil terbaik mereka musim ini?
Pendeknya, karena Chelsea ngeyel tak ingin mengabulkan permintaan gaji Rudiger. Mereka enggan menjadikannya salah satu pemain bergaji tertinggi di skuad.
Contohnya, gaji Timo Werner saat ini lebih dari dua kali lipat gaji Rudiger yang diperkirakan 'cuma' sebanyak £100.000 per pekan.
Jelas tidak kaget, jika pria 28 tahun itu menuntut kenaikan gaji signifikan. Apalagi mengingat kontrak Rudiger yang selanjutnya bisa menjadi kontrak besar terakhirnya.
Ia jelas merasa cukup bagus untuk diberi kenaikan gaji, ia sendiri yang mengaku setelah menang di London utara, bahwa saat ini adalah penampilan terbaik sepanjang kariernya.
Tuchel jelas tidak perlu diyakinkan akan pentingnya sosok Rudiger buat pasukannya. Ia sendiri juga sudah memohon kepada bekas bek AS Roma itu untuk memperpanjang masa baktinya di Stamford Bridge.
Situasi ini masih belum menemui titik terang, tetapi ribut-ribut soal kontrak ini sama sekali tak memengaruhi performa Rudiger di lapangan.
"Saya rasa Toni tidak butuh kata-kata, mengobrol sambil ngopi, atau undangan makan malam dan semacamnya. Ia adalah profesional yang top," ujar Tuchel pekan lalu.
"Saya percaya pada klub ini 100 persen, percaya pada pemain, dan ini bukan situasi problematis buat saya. Dia sangat bisa diandalkan."
Bagaimana tidak, Rudiger sudah mencatatkan 2.550 menit dalam 28 pertandingan musim ini, dan menjadi pemain Chelsea dengan menit bermain terbanyak pada 2021/22.
Perannya bagi perjuangan The Blues tak bisa diremehkan. Merelakannya secara cuma-cuma bakal menjadi pukulan besar, Chelsea justru bisa keluar uang lebih banyak dengan mencari penggantinya. Incaran mereka, Jules Kounda-nya Sevilla dan Wesley Fofana-nya Leicester City, kemungkinan bakal berharga lebih dari £50 juta.
Harapannya, semoga Marina Granovskaia, sang direktur bertangan baja, sadar betapa besar kesalahan mereka jika membiarkan Rudiger pergi secara cuma-cuma musim ini.
Seperti yang lagi-lagi ia buktikan kontra Spurs, Rudiger adalah hero-nya Chelsea saat ini. Tunggu apa lagi? Kabulkan saja gajinya!




