Bagi fans Juventus, jika diminta untuk menyebutkan kiper idola mereka maka kebanyakan hampir pasti menyebutkan nama Gianluigi Buffon terlebih jika mereka adalah suporter generasi masa kini.
Jika Anda bertanya ke generasi lama, maka nama yang sering disebutkan adalah Dino Zoff.
Tidak banyak yang bakal menyebutkan nama Angelo Peruzzi, atau mungkin beberapa di antara mereka malah balik bertanya apakah Juventus pernah memiliki kiper tersebut.
Maklum, Peruzzi tak setenar Buffon mau pun Zoff, baik dari segi prestasi mau pun reputasi. Di kancah domestik, Buffon dan Zoff saja berbagi total 17 Scudetto Serie A di antara mereka.
Namun ada satu trofi yang tidak dimiliki oleh keduanya, yakni gelar juara kasta tertinggi Eropa yang sekarang bernama Liga Champions. Piala yang sangat didambakan fans Juventus itu faktanya pernah dimenangkan oleh Peruzzi.
Awal karier Peruzzi
Peruzzi memulai kariernya di AS Roma pada 1987, dan setelah semusim yang sukses sebagai pemain pinjaman di Hellas Verona pada 1989/90, ia sebenarnya diplot sebagai kiper jangka panjang Giallorossi. Tapi sayang, harus menjalani hukuman larangan bermain satu tahun karena gagal melewati tes doping.
Getty ImagesIa kemudian bergabung dengan Juve pada musim panas tahun 1991, untuk menjadi pelapis Stefano Tacconi yang didaulat menggantikan Zoff untuk musim pertamanya. Setahun berselang, Tacconi pindah ke Genoa dan Peruzzi mengambil alih peran sebagai starter dan sukses membantu Juve memenangkan Piala UEFA atau yang kini dikenal sebagai Liga Europa.
Peruzzi menghabiskan tujuh musim berikutnya bercokol sebagai No. 1 Juve, menempa reputasi sebagai salah satu kiper terbaik di dunia.
Seterusnya, Peruzzi berhasil meraih berbagai gelar dalam kariernya bersama Juventus. Ia berhasil meraih tiga Scudetto, satu Coppa Italia, dua Supercopa Italia, Piala Super UEFA, Piala Intercontinental, dan satu Liga Champions, trofi terakhir adalah prestasi pada musim 1995/96 yang belum bisa diulangi oleh Bianconeri hingga saat ini.
Postur kurang proporsional bukan halangan
Mayoritas penjaga gawang, apalagi untuk ukuran di Eropa, idealnya memiliki tinggi badan lebih dari 190 centimeter, nah kebetulan Peruzz 10cm di bawah standar tersebut.
Namun, tidak kalah hebatnya dengan para kiper jangkung legendaris yang pernah ada. Peruzzi berhasil menutupi pandangan miring tentang proporsi badannya dengan refleks yang baik saat menjaga gawang.
Peruzzi juga dikenal sebagai kiper pekerja keras, tipenya sebagai penjaga gawang adalah yang lebih suka menyongsong bola keluar kotak gawang ketimbang melulu menunggu bola merobek jalanya, peran yang seperti dilakukan oleh kebanyakan sweeper kiper era modern seperti Manuel Neuer.
GettyKarier di timnas Italia dan pasca-Juve
Karier Peruzzi di tim nasional Italia tidaklah sementereng kiper-kiper lainnya. Ia memang kerap mendapat panggilan, tapi entah kenapa selalu berhalangan dan kebanyakan gara-gara cedera.
Meski begitu, Peruzzi berhasil merasakan kesuksesan bersama negaranya tersebut ketika menjuarai Piala Dunia 2006, meski statusnya kala itu bukanlah sebagai penjaga gawang utama.
Hengkang dari Juventus, Peruzzi merapat ke San Siro. Hanya semusim bersama Inter Milan, kiper gempal itu hijrah ke Lazio. Tujuh tahun di Lazio, Peruzzi mempersembahkan satu gelar Supercoppa Italiana dan satu trofi Coppa Italia.
Peruzzi gantung sarung tangan pada tahun 2007. Sesudah itu ia menekuni profesi sebagai asisten pelatih Sampdoria dan terakhir menjabat sebuah peran di manajemen Lazio yang ditinggalkannya tahun lalu.
